Di sebuah cafe, Nola menyandarkan punggungnya pada kursi empuk sambil menyesap ice chocolatenya. Dia mengulas senyum saat Jones datang."Ada apa lagi?" tanya Jones, menjatuhkan tubuhnya ke kursi dengan kesal."Aku sedang bekerja. Jadi, jangan menggangguku," sambung Jones penuh penekanan."Kau sedang sibuk. Tapi, kau tetap mau datang saat aku telepon. Kau memang teman yang baik," tukas Nola meletakkan ice chocolatenya kembali ke meja. Dia kemudian mengambil ponselnya untuk dijadikan cermin sambil memperbaiki lipstiknya.Jones nyaris menggeram. "Itu karena kau selalu merengek kalau aku tidak segera datang."Nola mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak akan menyerah, Jones. Aku akan tetap berjuang demi Edgarku."Jones mengusap wajahnya kasar penuh dengan emosi. "Edgar lagi Edgar lagi. Kenapa orang di sekitarku semuanya selalu tergila-gila pada si bajingan itu?""Ya, karena dia tampan dan kaya," jawab Nola enteng. "Meski, pria di depanku ini juga tampan dan kaya. Tapi, yang aku inginkan tetap
Read more