Home / Romansa / Gadis Nakal Milik CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gadis Nakal Milik CEO: Chapter 41 - Chapter 50

123 Chapters

Bab 41. Melihatnya Bersama Orang Lain

Edgar pergi ke toilet dengan menggeram kesal. Dia tadi melihat Lolita duduk bersama Jones, dan keduanya terlihat dekat. Sialan!Dia mengumpat beberapa kali untuk melampiaskan kekesalannya. Awalnya Edgar berniat memberikan kesempatan pada Lolita, sesuai saran yang Franklin berikan. Tapi, setelah melihatnya bersama Jones di acara eksklusif ini, dia jadi enggan. Kemarahan Edgar semakin memuncak. Dia tidak akan dan tidak ingin melihat Lolita lagi!Edgar kembali duduk di kursi terdepan, berusaha untuk tetap tenang saat acara dimulai. Dia mengarahkan pandangan lurus ke depan ketika model mulai keluar satu per satu dengan berjalan elegan memperagakan busana. Dengan tema beauty gold. Lolita tak henti-hentinya kagum melihat model bertubuh semampai yang berjalan di depannya. Dia menyukai fashion, dan dia tidak menyangka bisa melihat fashion show secara langsung. Karena biasanya dia hanya bisa melihatnya lewat video.Sekarang waktunya Nola keluar. Dia berjalan dengan sangat elegan, dia menjad
Read more

Bab 42. Malas Berbicara

Lolita bergeleng saat Jones menawarkan makan malam di restoran, sebelum pria itu mengantarkannya pulang."Aku tidak mau. Kita langsung pulang saja," jawab Lolita mengarahkan pandangan ke luar jendela mobil.Dia masih kesal mengingat apa yang baru saja dia lihat. Edgar begitu mesra mencium Nola. Dia tidak tahu hubungan Edgar dan Nola, tapi dia tidak bisa membohongi dirinya. Kalau Lolita cemburu.Yah, walau cemburu pun Lolita tidak berhak. Karena dia bukanlah kekasih Edgar, dia hanyalah anak dari sahabat pria itu. Memikirkannya membuat hati Lolita semakin perih. Ternyata selama ini, hanya dia yang menginginkan sebuah hubungan yang jelas dengan Edgar. Sementara Edgar? Lolita tidak tahu, apa pria itu juga menginginkan hal yang sama.Cekalan tangan Jones di setir mengerat. Dia ikut kesal. Sedari tadi Lolita tak mengacuhkannya. Padahal, dia sudah bersikap seramah mungkin. Sebenarnya Jones hanya tertarik pada Lolita, dan tidak menyukai gadis itu. Tujuan utama dia mendekati Lolita adalah, di
Read more

Bab 43. Rencana Yang Gagal

Nola mengentak-entakkan kedua kakinya dengan kesal. Dia gagal membuat Edgar tidur bersamanya. Tadi saat di club, dia memberikan banyak sampanye untuk Edgar. Dia terus menuangkannya ke dalam gelas pria itu.Tapi, ketika Nola izin pergi ke toilet sebentar. Dia tidak melihat lagi keberadaan Edgar di club di saat dia kembali. Nola mencoba mencari Edgar di seluruh penjuru club, dan dia baru menyadari saat mobil Edgar sudah tidak ada di parkiran. Pria itu pulang lebih dulu, meninggalkan Nola sendirian.Padahal Nola yakin dia akan berhasil dengan rencananya. Tapi, ternyata dia gagal. Dia sekarang harus naik taksi untuk pulang karena dia tadi diantarkan oleh Edgar, sementara mobilnya dia tinggal di depan gedung, tempat fashion show tadi diselenggarakan.Nola tersenyum kecut pada sang sopir yang terus menatapnya saat Nola membayarkan ongkos. Nola segera pergi, tak mengabaikan sang sopir yang berceloteh memuji kecantikannya.Dia sudah terbiasa dipuji. Bahkan, pujian-pujian itu sudah tak tera
Read more

Bab 44. Rindu Yang Sama

Lolita membuka kedua matanya dan menggosoknya pelan dengan punggung tangan. Seperti kemarin, hari ini pun dia tidak bersemangat untuk memulai aktivitasnya. Tanpa Edgar, hidup Lolita seperti ada yang kurang.Lolita turun dari tempat tidur, melangkah dengan malas menuju ke kamar mandi. "Huh … sampai kapan akan seperti ini terus? Aku merindukan Om Edgar," gumamnya sedih.Dia membenamkan dirinya dalam bathtub. Sekelebat bayangan bagaimana Edgar berciuman panas dengannya saat di bawah pancuran shower memenuhi kepala Lolita. Semakin membuatnya jengkel."Haruskah aku menemui Om Edgar ke perusahaannya?"***Edgar merasa lebih segar dan dia bisa berpikir lebih jernih setelah mandi. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan setelan jas formal. Ketika dia keluar dari kamar mandi yang ada di dalam ruangannya, dia menemukan Franklin duduk tenang di sofa."Kebetulan kau sudah datang, Franklin," tukas Edgar membawa dirinya menuju Franklin. Dia ikut mendudukan tubuhnya di sofa di samping Franklin."Aku
Read more

Bab 45. Hati Yang Hancur

Edgar berhasil mencekal tangan Lolita. Dengan napas yang terengah-engah, dia mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya dan Nola barusan."Lolita, kau salah paham. Itu tidak seperti yang kau lihat," ucap Edgar berharap Lolita mau mendengarkannya."Salah lihat? Jelas-jelas tadi Om berciuman dengan Nola. Nola bahkan setengah telanjang. Semuanya jelas, Om," balas Lolita terisak."Dia memancingku ….""Cukup, Om!" teriak Lolita tak mau mendengarkan penjelasan Edgar lagi. Dia sudah terlampau sakit hati."Lolita, maafkan aku." Edgar hendak mengejar Lolita lagi saat gadis itu melepaskan tangannya dan pergi meninggalkannya. Tapi, kakinya tidak bisa melangkah, seakan terpaku pada tanah di bawahnya. Membeku di tempatnya berdiri.Edgar tidak berhak memaksa Lolita agar gadis itu mau mendengarkan penjelasannya, memberikan kesempatan padanya. Dia saja tidak memberikan kesempatan untuk Lolita saat gadis itu meminta hal yang sama sebelumnya.Edgar mendengus kasar. Dia mengacak rambutnya
Read more

Bab 46. Menebus Kesalahan

Edgar membawa lima kotak coklat untuk dia berikan pada Lolita. Dia mencoba mengintip ke dalam kamar Lolita. Gadis itu terlihat masih terjaga sambil bermain ponsel di atas kasur."Lolita," panggil Edgar pada Lolita.Lolita langsung terjingkat dari posisinya. Dia bangkit duduk dan menatap Edgar, sedikit terpaku.Apa orang yang sedang jatuh cinta akan sebodoh ini? Hati Lolita yang sudah terluka tadi, menjadi bahagia kembali saat melihat Edgar pulang.Tapi, Lolita akan bersikap seakan-akan dia masih marah. Dia ingin Edgar merasa bersalah sehingga pria itu tak mengulangi kesalahan yang sama."Kenapa Om ke sini? Bukannya menginap di rumah Nola," tukas Lolita bersedekap sambil membuang muka.Edgar bergerak pelan menghampiri Lolita. Dia meletakkan lima kotak coklat di atas kasur tepat di samping gadis itu."Apa ini? Om mau mencoba menyogokku dengan coklat-coklat ini, huh?"Edgar menarik napas panjang. "Maafkan aku, Lolita."Lolita melirik ke arah coklat pemberian Edgar. Coklat favoritnya. Dia
Read more

Bab 47. Mencoba Gaya Baru

Di sebuah cafe, Nola menyandarkan punggungnya pada kursi empuk sambil menyesap ice chocolatenya. Dia mengulas senyum saat Jones datang."Ada apa lagi?" tanya Jones, menjatuhkan tubuhnya ke kursi dengan kesal."Aku sedang bekerja. Jadi, jangan menggangguku," sambung Jones penuh penekanan."Kau sedang sibuk. Tapi, kau tetap mau datang saat aku telepon. Kau memang teman yang baik," tukas Nola meletakkan ice chocolatenya kembali ke meja. Dia kemudian mengambil ponselnya untuk dijadikan cermin sambil memperbaiki lipstiknya.Jones nyaris menggeram. "Itu karena kau selalu merengek kalau aku tidak segera datang."Nola mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak akan menyerah, Jones. Aku akan tetap berjuang demi Edgarku."Jones mengusap wajahnya kasar penuh dengan emosi. "Edgar lagi Edgar lagi. Kenapa orang di sekitarku semuanya selalu tergila-gila pada si bajingan itu?""Ya, karena dia tampan dan kaya," jawab Nola enteng. "Meski, pria di depanku ini juga tampan dan kaya. Tapi, yang aku inginkan tetap
Read more

Bab 48. Semakin Panas

Edgar dan Lolita mencapai klimaksnya bersamaan. Karena Edgar lupa membeli pengaman. Dia mengeluarkan cairannya di luar.Lolita memeluk Edgar sangat erat sampai Edgar bisa merasakan payudara gadis itu menekan dada bidangnya."Om kita lakukan lagi di kamarku," pinta Lolita yang langsung disanggupi oleh Edgar.Edgar menggendong Lolita dan menghempaskan tubuh Lolita pelan ke atas kasur. Saat Edgar hendak merangkak pelan ke atas Lolita. Lolita bergeleng, menghentikannya.Alis Edgar tertaut bingung. "Ada apa?"Lolita menahan senyumnya. Dia kemudian berbisik, "Aku ingin mencoba gaya baru, Om."Edgar menarik satu alisnya ke atas. "Gaya baru? Memangnya gaya-gaya bercinta yang kau tahu apa saja, Lolita?" tanyanya meremehkan Lolita. Namun, setelah gadis itu menempelkan bibir berbisik ke telinganya. Edgar membulatkan kedua mata terkejut."Kau tahu semua itu dari mana, Lolita?""Dari internet, Om. Aku penasaran, jadi aku ingin mencobanya," jawab Lolita tersenyum malu, semakin membuatnya menggemask
Read more

Bab 49. Kejutan Yang Ditunggu-tunggu

Satu bulan berlalu dengan begitu cepat. Hubungan Edgar dan Lolita semakin dekat, tanpa gangguan. Nola harus berangkat ke Los Angeles untuk memenuhi panggilan penting pimpinan agensi model tempatnya bernaung. Sementara, Jones sedang disibukkan dengan pekerjaannya.Edgar baru saja melakukan rapat dengan beberapa investor. Dia memutuskan untuk mulai melaksanakan proyek terbarunya. Setelah produknya lumayan diminati masyarakat, meski tidak sesukses produk yang telah dicuri idenya oleh perusahaan Angel Corp. Tapi, itu tetap berhasil membuka kesempatan perusahaan Beauty Corp untuk semakin melebarkan sayapnya."Tuan, hadiah ini saya taruh di mana?" tanya Franklin membawa kotak kado berukuran sangat besar. Di dalam kotak itu terdapat boneka beruang raksasa."Taruh di sana dulu," balas Edgar menunjuk ke arah pojok ruangan kerjanya. Dia lalu bergumam sambil mengusap dagunya penuh pertimbangan."Boneka sudah. Kue tart chocolate sudah. Kado yang lainnya sudah. Tiket nonton sudah. Kurang ….""Kura
Read more

Bab 50. Terlalu Banyak

Lolita terpekik saat melihat seisi kamarnya dipenuhi oleh kado pemberian Edgar. Di sana terdapat buket bunga raksasa, kotak kado berukuran besar yang tak dia tahu apa isinya. Lalu, terdapat juga buket uang, ponsel baru, tas, sepatu, dan alat make up lengkap."Om, ini terlalu banyak. Uang Om pasti habis banyak untuk membeli ini semua kan? Harusnya Om lebih berhemat." Lolita bertanya dengan mulut yang masih menganga.Edgar membalasnya dengan enteng. "Ini tidak seberapa. Uangku tidak akan pernah habis hanya untuk membeli hadiahmu."Lolita menelan ludahnya dengan susah payah. Benar, kata Edgar. Uang pria itu tidak akan pernah habis hanya karena dipakai untuk membeli hadiah-hadiah ini. Karena uang Edgar sangat banyak sampai tak terhitung.Franklin berdeham pelan. Kedua orang di depannya itu sama sekali tak mengindahkan keberadaannya. Dia melepaskan bagian kepala beruang agar dia bisa bernapas lebih leluasa. Berada di dalam kostum tebal ini membuatnya gerah."Ehem …."Lolita dan Edgar spont
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status