Semua Bab Gadis Nakal Milik CEO: Bab 31 - Bab 40

123 Bab

Bab 31. Merasa Bersalah

Lolita tak bisa menyurutkan senyumnya. Dia sudah berhasil mendapatkan flashdisknya kembali. Dia juga bertemu dengan Nola yang begitu ramah padanya. Hari ini semuanya berjalan lancar, meski dia sempat harus kejar-kejaran dengan dua orang satpam.Suara pintu yang terbuka menyita perhatian Lolita. Gadis itu terjingkat dari sofa, lalu berlari menyambut Edgar. "Om …." Lolita menampakkan senyum lebarnya. "Mau aku buatkan makan malam?"Edgar menyembunyikan lima kotak coklat di balik tubuh besarnya. Dia mengulas senyum. "Tidak perlu. Aku sudah makan tadi bersama para investor perusahaan."Lolita mengangguk paham. Dia mengernyit melihat ada sesuatu yang Edgar sembunyikan di balik tubuh pria itu."Apa itu, Om?" tanyanya penasaran sambil celingukan ke belakang tubuh Edgar.Edgar mendesah pelan. "Sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi darimu," ucapnya menjulurkan lima kotak coklat ke hadapan Lolita."Kau kan menyukainya. Jadi, aku membelinya banyak. Kalau masih kurang, aku b
Baca selengkapnya

Bab 32. Pelukan Hangat

Ketika hari masih sangat pagi, Lolita keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Dia bergerak ke dapur untuk membuatkan sarapan Edgar.Lolita berencana membuatkan Edgar sandwich lagi. Sepertinya pria itu lumayan menyukai sandwich buatannya.Lolita mulai menyibukkan diri memasak, tanpa dia sadari Edgar sudah berdiri di belakangnya."Om …." Lolita tak bersuara lagi saat Edgar tiba-tiba memeluknya dari belakang."Kau masak apa, hmm?" tanya Edgar dengan suara serak dan dalam khas orang yang baru saja bangun tidur.Lolita menarik napas terlebih dahulu yang dia keluarkan lagi dengan pelan. Untuk menenangkan degup jantungnya yang mulai berdetak tak beraturan, karena apa yang Edgar lakukan sekarang padanya.Lolita menghentikan gerakan kedua tangannya yang hendak memotong sayuran. Dia membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan persis dengan Edgar.Lolita membasahi bibirnya dengan menjilatnya secara sensual. Dia lalu menjawab pertanyaan Edgar dengan setengah mendesah, sengaja menggoda Edgar. Pr
Baca selengkapnya

Bab 33. Keputusan Yang Edgar Ambil

Rapat telah selesai, dan para investor terlihat tak puas dengan keputusan yang Edgar berikan."Tuan, Anda yakin dengan itu?" tanya Franklin meyakinkan sekali lagi. Kegelisahannya sudah lenyap beberapa jam yang lalu. Kini, tertinggal ketegangan yang menjalari tubuhnya."Ya," jawab Edgar singkat dan penuh penekanan.Edgar pada akhirnya memutuskan untuk mengganti konsepnya. Dia memiliki konsep cadangan, meski tidak sebagus konsep utamanya. Tapi, jika dia tetap nekad memakai konsep utama, dia akan mengalami kerugian yang lebih besar.Yang mengherankan adalah bagaimana bisa Jones memiliki ide yang sama persis dengan dirinya. Konsep dan sumber idenya pun juga sama persis. Sungguh aneh. Dipikir lagi, tetap saja mustahil Jones bisa tahu semua konsep yang Edgar miliki tanpa ada orangnya yang memata-matai perusahaan Edgar. Tapi siapa?Edgar menoleh pada asistennya yang setia berdiri di sisinya. "Franklin ….""Iya, Tuan," jawab Franklin langsung."Coba kau selidiki dari mana Jones mendapatkan ko
Baca selengkapnya

Bab 34. Kemarahan Yang Meluap

"Iya, Tuan," jawab Franklin mengiyakan."Bagaimana bisa Jones mendapatkan konsep kita dari Lolita?" Kerutan di dahi Edgar semakin dalam. "Lolita mengembalikan flashdiskku dan dia berkata jika dia menyimpannya di lemari. Mungkinkah dia sudah berbohong?" gumam Edgar bertanya. Tapi, suaranya masih bisa Franklin dengar.Franklin berdeham singkat. "Maaf, Tuan. Saya baru berkata sekarang. Kemarin ketika Anda menyuruh saya membelikan lima kotak coklat untuk gadis kecil, saya tak sengaja melihat gadis kecil berada di depan perusahaan Angel Corp dan dia terlihat berbincang dengan Jones. Saya awalnya berpikir mungkin saja saya salah lihat. Tapi, kalau dikaitkan dengan informasi yang saya dapatkan. Sepertinya itu memang benar gadis kecil yang bersama dengan Jones, Tuan."Edgar mencengkeram kepalan tangannya. "Huh? Padahal aku sudah bersikap baik padanya selama ini. Tapi, ini balasannya?"Franklin berucap pelan, "Lebih baik Anda tanyakan langsung kepada gadis kecil. Agar lebih jelas, Tuan."Tata
Baca selengkapnya

Bab 35. Hanya Sebagai Pelampiasan

Edgar dan Nola kini saling berciuman panas. Tadi, Edgar sudah menghabiskan tiga botol sampanye, tapi suasana hatinya belum juga membaik. Dia perlu pelampiasan yang lain, dan kebetulan ada Nola di sisinya. Wanita itu menggoda Edgar lebih dulu, Edgar kehilangan kendali karena gairah yang membara, lalu keduanya kini saling bercumbu di dalam mobil.Edgar melepaskan ciuman untuk menarik napas, lalu mencium Nola lagi. Ciuman mereka semakin dalam dan liar.Kedua tangan Nola menempel pada dada bidang Edgar. Perlahan turun ke kejantanan pria itu, tapi tangan Edgar menghentikannya."Cukup, Nola. Aku akan pulang sekarang," tukas Edgar membuka pintu mobilnya lebar, menyuruh Nola keluar.Nola hendak menolak, tapi dia akhirnya menurut demi dia tetap terlihat baik di depan Edgar. Meski, sebenarnya dia sangat kesal. Dia dan Edgar hanya berciuman. Nola ingin lebih. Berhubungan badan dengan Edgar, dan membuat pria itu terjerat pesonanya lagi. Sehingga dengan mudah Nola mengendalikannya agar menuruti s
Baca selengkapnya

Bab 36. Kapan Om Pulang?

Hampir satu jam berlalu, Franklin masih belum selesai merapikan apartemennya. Banyak pakaian miliknya yang berhamburan. Selimutnya juga terdampar di lantai. Memang, tidak ada sampah di sini, tapi barang-barang Franklin tidak ada pada tempatnya. Semuanya berserakan.Edgar duduk bersantai di sofa dengan memainkan ponselnya. Dia berceletuk," Harusnya kau mencari wanita untuk kau nikahi, Franklin. Dengan begitu ada yang membantumu menjaga apartemenmu tetap rapi dan bersih. Dan kau tidak kesepian lagi."Franklin menghentikan gerakan tangannya yang hendak memunguti pakaiannya di lantai. "Itu juga berlaku untuk Anda, Tuan. Mentang-mentang sekarang masih ada si gadis kecil, Anda jadi merasa tidak kesepian. Kalau si gadis kecil sudah kembali, Anda pasti juga merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan."Edgar menarik turun ponselnya, dia menatap jengkel Franklin. "Untuk sementara ini jangan menyinggung tentang Lolita. Aku masih malas membicarakannya."Setelahnya Edgar kembali sibuk denga
Baca selengkapnya

Bab 37. Mengunci Target

Senyum di bibir Nola menyurut seketika. Dia tak menjawab pertanyaan Lolita dan lebih memilih menyeruput ice chocolate yang baru diantarkan pelayan ke mejanya, meredakan panas yang mendadak memenuhi dadanya.Lolita masih menunggu jawaban dari Nola dengan berkedip penasaran."Jadi, Om Edgar orang yang seperti apa?"Nola meletakkan kembali gelasnya. Meski, dia sudah minum banyak, tapi tak juga meredam panas di hatinya."Ah, Edgar ya? Aku tidak terlalu dekat sih. Yang aku tahu dia begitu playboy. Dia selalu berganti-ganti pasangan. Dan aku sering mendengar rumor tentangnya, kalau dia suka merenggut keperawanan teman-teman ceweknya. Untung aku tidak terlalu dekat dengannya," ucap Nola bergidik ngeri. Dia membohongi Lolita dengan menceritakan sosok Edgar yang jelek dan berengsek. Nyatanya tidak demikian. Semua yang Nola katakan sangat berbanding terbalik. Edgar yang sebenarnya adalah pria yang baik dan sopan. Ya, itu sebelum Nola menorehkan luka terdalam di hati pria itu sampai membuat pri
Baca selengkapnya

Bab 38. Sebuah Undangan

Lolita mendesah kecewa sambil menatapi dua sandwich di depannya. Edgar tidak pulang lagi malam ini. Dan dia sendirian lagi di apartemen yang luas ini.Lolita merasa kesepian. Dia takut jika lampu padam mendadak. Siapa yang akan memeluknya? Siapa yang akan menenangkannya dari ketakutan?"Om Edgar …. Sampai kapan begini terus?" tanya Lolita yang hanya dijawab oleh suara deting jam.Lolita sudah tak berselera untuk makan, tapi dia tidak boleh membuang makanan. Dengan memaksakan dirinya, Lolita pada akhirnya menghabiskan dua sandwich yang terlanjur dia buat.Satu sandwich berhasil dia habiskan. Sedang sandwich kedua, Lolita mendapatkan kesulitan untuk menelannya. Lolita nyaris tersedak. Dia buru-buru lari ke dapur untuk mengambil air.Dia mendesah lega setelah menandaskan segelas air putih. "Huh …."Lolita beralih membereskan dapur. Dia mencuci piring, dan merapikan pantry.Selepas itu, Lolita kembali ke ruang tamu. Dia menonton televisi seraya bertukar pesan dengan ayahnya untuk mengusi
Baca selengkapnya

Bab 39. Panggilan Mengganggu

Lolita melirik sekilas ponselnya yang terus berdering. Dia kesal karena nomor asing terus meneleponnya.Siang ini sudah ada dua puluh panggilan masuk. Dan itu sangat mengganggu.Lolita mendesah berat sambil meraih ponselnya. Dia menaikkan kedua alis begitu melihat Jones yang menghubunginya. Dia menyimpan kontak pria itu dan memberikannya nama 'Pria Flashdisk'. Karena Joneslah yang menemukan flashdisk Edgar, dan dia juga yang sudah membuat Lolita jadi bermasalah dengan Edgar. Lolita jengkel, sehingga malas menamai kontak Jones dengan nama asli pria itu."Ada apa kau meneleponku?" tanya Lolita tak ramah."Turunlah. Aku sudah ada di area parkir apartemen tempatmu tinggal," balas Jones dari seberang telepon. Berhasil membuat Lolita membelalakkan mata.Dari mana dia tahu kalau dia tinggal di apartemen ini? Tanyanya dalam hati.Lolita terdiam. Dia tidak menghiraukan Jones yang mengajaknya berbicara lewat telepon. Dia terlalu terkejut karena pria itu bisa tahu keberadaannya.Lolita langsung
Baca selengkapnya

Bab 40. Diam-diam Cemburu

Jones baru saja pergi dari apartemen Edgar untuk mengantarkan dress pada Lolita. Gadis itu tadi berlari ke luar apatemen dan menghampiri Jones di area parkir setelah pria itu meneleponnya.Sekarang Lolita duduk merenung di kamarnya seraya menatapi dress cantik yang terdampar di atas tempat tidur.Dress ini memang cantik, tapi memiliki potongan dada yang lumayan terbuka. Mungkin, kalau dia memakainya payudaranya akan terlihat menyembul setengah. Dan punggungnya jadi terekspos. Dari banyaknya dress yang Edgar berikan, semuanya masih terlihat sopan. Lolita kembali teringat ucapan Jones. Pria itu berkata jika Lolita harus tampil sempurna saat datang ke acara fashion show. Jones justru cenderung mendukungnya agar Lolita bisa berbaikan lagi dengan Edgar."Pakailah dress ini. Kau akan terlihat cantik, dan Edgar akan menyesal karena sudah menghindarimu," tukas Jones masih terngiang-ngiang di kepala Lolita, membuat gadis itu semakin bimbang.Mungkin benar apa yang Jones katakan. Lolita bisa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status