Home / CEO / (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of (Bukan) Wanita Simpanan CEO Arogan: Chapter 61 - Chapter 70

107 Chapters

Perangkap

Suara dentuman musik lagi-lagi terdengar, semua orang bergoyang mengikuti irama dan bersorak ketika ada yang menggiurkan mata. Elle memasuki club tersebut dan di dalam sorotan lampu warna warni menyambut kedatangannya serta lagu yang terputar dengan keras yang memenuhi club ini. Banyak manusia yang berdansa di lantai dansa bersama dengan pasangan dan mungkin bagi yang tidak ada pasangan akan berdansa sendiri bersama dengan imajinasi pasangan mereka.Elle memilih duduk di balik pantry, sedikit menjauh dari kerumunan. Seorang pelayan datang dengan satu botol alkohol dan juga sebuah gelas kosong. Elle mengambil alkohol tersebut dan menuangkan ke gelas kosong itu. Ia sekilas melihat ke lantai dansa yang di penuhi oleh puluhan orang yang sedang menari dan asik dengan dunia mereka sendiri. Dalam hatinya tidak ada rasa untuk ikut berdansa di tengah puluhan orang yang sedang asik dengan dunia mereka.Elle menegak cairan bening itu dan sialnya tidak mampu membuat Elle menghilangkan perkataan S
Read more

Bertemu

Tidak terasa, waktu semakin larut dan club semakin ramai. Dentuman musik juga semakin kencang. Elle masih menegak minumannya, bahkan ia sudah habis 3 botol sendirian. Mark yang ada di samping Elle memperhatikan wajah dan mata wanita itu yang sudah memerah. Mark menghentikan tangan Elle yang ingin menjangkau minumannya lagi, "Hentikan. Kau sudah mabuk, Elle.""Hm? Tidak, aku ingin sekali lagi."Mark menjauhi minuman itu dari tangan Elle. Wanita itu tidak memberontak dan hanya medesah kesal, ia menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan seraya merancau tidak jelas. Eric datang setelah melayani beberapa tamu dan ia melihat Elle yang menelungkup di atas pantry. Pria itu mendesah lelah, Elle yang memang pada dasarnya tidak bisa minum terlalu banyak kini malah memaksakan diri. "Elle, bangunlah! Kau ingin menjadikan club ini sebagai tempat tidurmu, hah?!" Bentak Eric agar Elle bangun. "Saranmu bagus, Eric! Aku akan tinggal disini! Lagi pula tidak buruk juga!""Astaga, ternyata kau lebi
Read more

Rencana

Lucas membuka pintu apartemennya namun hanya kegelapan yang ia lihat. Ia mengerutkan dahinya, tidak seperti biasa, Elle dan Ares akan menyambutnya seperti hari-hari kemarin. Tapi, sekarang lampu saja tidak menyala."Emy? Ares? Kalian dimana?"Lucas terus menyusuri isi apartemen, namun tidak melihat apapun. Perasaan pria itu mulai tidak enak begitu mendapati isi lemari pakaian yang kosong. Lucas tidak tinggal diam, ia berusaha menghubungi Elle, namun tidak ada jawaban."Sial! Apa-apaan ini! Kemana mereka?"Sambil berdecih, Lucas menonjok dinding sebelah kamarnya. Emosinya nyaris membuat dinding itu berlubang. Ia benar-benar prustasi dengan keadaan sekarang ditambah Elle yang entah menghilang kemana. Tidak sengaja, matanya menangkap sebuah benda yang asing baginya. Diambilnya dan diremasnya benda itu kuat-kuat hingga tak berbentuk.Jelas saja, itu adalah undangan yang sempat diberikan Sharon. Lucas benar-benar tidak bisa lagi menahan emosinya. Terlebih lagi, rasa takut yang perlahan h
Read more

Kena Jebakan

Kedatangan General Manager baru membuat para petinggi perusahaan sepakat mengadakan makan siang bersama sebagai simbol perayaan. Memilih restoran dengan hidangan yang khas dan juga tidak terlalu jauh. Bukan restoran mewah, namun menu yang ditawarkan cukup variatif, menggabungkan cita rasa tradisional China dan modern dan lezat tentunya. Restoran itu biasanya ramai saat jam makan siang, karenanya Lucas telah meminta sekretarisnya melakukan reservasi via telepon. Sial! Mata birunya terpatri pada pasangan yang sedang asik berdua. Lucas menilik lebih tajam. Mark? Sejak kapan mereka saling kenal?Pikir Lucas. Terlalu fokus membuat Lucas hampir saja tersandung kursi, untung ia dapat menahan diri.Mereka saling memandang, tersenyum, dan sesekali tertawa. Kebahagiaan jelas terpampang di wajah keduanya. Elle dan Markterlihat begitu akrab. Tangan Mark sesekali tampak berusaha menggenggam erat tangan Elle. Kebahagiaan yang justru membuat hati Lucas panas. Dadanya bergemuruh menahan amarah.Tak
Read more

Tak terduga

Elle menutup pintu ruangannya dan berjalan gontai pada kursi. Pikirannya melayang-layang, memikirkan keberadaan Sharon yang entah bagaimana bisa berada dalam ruangan Lucas. Terlebih lagi, pria itu tidak memberitahunya jika rapat dimajukan. Seolah sengaja ingin menunjukkan padanya jika ia dan Sharon benar-benar akan menikah?Padahal, baru semalam mereka membicarakan ini dan Elle menaruh semua kepercayaan pada pria itu. Tapi, entah mengapa, ada beberapa bagian yang justru membuat Elle bertanya-tanya. Terkadang, Lucas seolah sengaja ingin berterus terang mengenai hubungannya dengan Sharon, namun satu sisi lagi Lucas bertingkah seolah sangat menginginkan dirinya. "Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas?"Elle masih ingat betul jika Lucas berjanji padanya untuk tidak membiarkan Sharon mendekatinya lagi. Tapi, tadi jelas-jelas ada wanita itu di sana, duduk di kursi Lucas sambil mencari gaun pengantin. Satu lagi, tanpa pengawasan. Apa benar jika Lucas dan
Read more

Mengganjal

"Jadi, apa yang kau lakukan dengan anak itu?"Sharon berkata seraya memakai kembali bajunya yang sempat tanggal. Mark yang sedang merokok di balkon tidak langsung menjawab."Kau tidak mendengarku?"Mark melirik sebentar, "Anak itu pasti sedang di rumah sakit.""Apa maksudmu?""Anak itu memiliki riwayat penyakit asma akut, sama seperti Lucas. Hanya saja, bedanya Lucas mulai membaik dan Ares yang semakin parah.""Bagaimana kau bisa mengetahui ini semua?""Kau lupa jika temanku, Eric. Dia sahabat dekat dengan Elle. Jadi, aku bisa mengulik semua informasi dari sana.""Kau benar-benar licik.""Jika aku tidak licik, kau tidak mungkin meminta bantuanku, bukan?"Mark berjalan mendekat setelah mematikan rokoknya. Sharon yang baru saja hendak beranjak dari kasur langsung kembali terduduk begitu Mark mendorongnya. "Apa-apaan, Mark?""Kau mau kemana, Sharon? Aku belum puas. Aku ingin kita bermain lagi.""Kau gila? Aku satu jam lagi ada pemotretan. Aku tidak bisa melayanimu sekarang.""Kita bisa
Read more

Situasi

Sebuah mobil mewah berhenti di depan sebuah rumah megah yang berada di pusat kota. Muncul seorang wanita cantik dengan balutan penampilan yang wah. Sharon melangkah masuk menuju rumah itu dan disambut hangat dengan wanita paruh baya yang sudah menunggunya. "Astaga, Sharon. Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Emily memeluk hangat sang calon menantu idamannya. "Ya, Bu. Akhir-akhir ini aku sedang kebanjiran pekerjaan, jadi aku hanya memiliki sedikit waktu libur. Kabar Ibu bagaimana? Baik?""Tentu saja. Namun, seperti yang kau tahu jika Lucas benar-benar keras kepala. Terus saja ingin menikah dengan Elle, wanita upik sepertinya. Astaga, aku sampai tak habis pikir."Sharon yang mendengar itu hanya tersenyum. Rasanya, ia merasa kemenangan memang sudah berpihak padanya. Kartu AS Lucas ada pada sang ibu. Sharon tak akan menyia-nyiakan ini. "Kita juga sudah melakukan berbagai cara sampai kau harus berpura-pura hamil. Tapi, sial. Malah berujung seperti ini."Memang, pura-pura hamil yang
Read more

Kondisi kian memburuk

Sesuai dugaan, Lucas disibukkan dengan banyak sekali pekerjaan yang harus ia lakukan dalam sekali waktu. Hal tersebut benar-benar menyita perhatiannya untuk Elle dan Ares, bahkan ia sama sekali belum membalas pesan Elle sejak pagi. Begitupun Henry, tentu saja pria itu akan ikut sibuk jika dirinya banyak pekerjaan. Jadi, Lucas tidak bisa memantai Elle dan Ares di rumah sakit."Tuan, ada berita penting." Atensi Lucas yang berfokus pada komputernya teralihkan begitu Henry memasuki ruangannya dengan begitu tergesa, tangannya memegang tab."Ada apa, Henry?""Ini. Anda harus lihat ini."Henry memperhatikan semua email konfirmasi yang dikirim oleh beberapa klien dari Italia. Begitu membacanya, mata Lucas menyalang emosi. "Sebenarnya, apa yang terjadi? Kenapa 3 Investor itu membatalkan kerja sama?""Saham kita turun drastis, Tuan. Ditambah penjualan yang juga terus mengalami penurunan. Jika, kondisi ini berlangsung dalam seminggu saja, kita akan mengalami kerugian yang sangat besar.""Diman
Read more

Pelik

Mark sedang menyesap cairan kopinya begitu Henry datang. Dalam hati, Mark sudah menduga apa yang akan dibicarakan oleh pria itu. Perusahaan yang sedang goyah memang sangat bergantung pada kinerjanya sebagai General Manager."Meningkatkan iklan? Aku rasa, itu tidak cukup. Pasar sudah menilai jika produk yang kita hasilkan kalah bersaing di pasaran, banyak sekali brand dan juga model lain memproduksi hal yang sama. Bahkan, dari segi harga dan kualitas. Harga perusahaan ini tergolong mahal dibandingkan yang lain. Aku rasa, itu terlalu sulit.""Aku tahu, tapi setidaknya kau harus memiliki strategi lain untuk mempertahankan citra perusahaan.""Tentu saja, jika melalui eksternal tidak bisa, kita bisa memanfaatkan internal. Kau bisa mencari investor lain yang mendukung produk baru. Kita bisa melaunchingkan produk bulan lalu. Mungkin, bisa diberikan beberapa fitur terbaru agar tidak tertinggal jaman.""Mencari investor tidak akan semudah itu. Kita bahkan baru saja kehilangan tiga investor pen
Read more

Pers

Elle terbangun dari tidurnya dan mendapati sosok perawat yang sedang menyiapkan bubur untuknya. Kepalanya sedikit berdenyut sakit, tubuhnya juga sangat lemas. Mungkin, ini efek karena belum makan sama sekali."Ibu sudah sadar? Sebaiknya, Ibu makan lebih dulu untuk memulihkan tenaga. Aku sudah menyiapkan bubur dan sop hangat."Elle terdiam sebentar hingga ia menyadari kondisi Ares. Wajahnya langsung panik, ia belum menemui anaknya itu lagi."Ares! Dimana Ares? Bagaimana keadaannya sekarang? Aku harus menemui anakku."Perawat itu langsung menahan lengan Elle, mencegah wanita itu kabur dari kasurnya."Tenanglah dulu, Bu. Ares baik-baik saja. Kondisinya perlahan mulai kembali baik. Jangan memaksakan keadaan, Bu. Tolong, istirahat lebih dulu di sini. Ares berada dalam pengawasan perawat juga dokter. Dia akan baik-baik saja. Ibu tenang saja.""Tidak. Aku tetap harus menemui anakku.""Untuk sekarang, tolong pikirkan keadaan Ibu juga. Tadi, Ibu jatuh pingsan akibat kelelahan dan belum mengisi
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status