Semua Bab Suami Penggantiku Pura-Pura Miskin: Bab 61 - Bab 70

254 Bab

Bab 61 - Jauhi Dipta!

“Kenapa? Kok mukanya kaget gitu?”Kaira benar-benar tidak menyangka kalau yang berdiri di depannya saat ini adalah Salsa. Lalu dari mana dia tahu nomornya? Sedangkan yang tahu nomornya baru beberapa orang saja.Saat Salsa melangkah mendekat ke arahnya, Kaira mencoba tenang meski aslinya begitu deg-degan.“Jauhi Dipta!” titah Salsa tepat di samping telinga. Suaranya pelan, tapi sangat membuat tubuh Kaira meremang. “Kalian tidak pantas bersatu!” tambahnya sambil memberikan senyuman sinis.Mengingat tubuh Salsa jauh lebih tinggi membuatnya sedikit condong turun ke bawah, menyamakan tubuh milik Kaira.Selesai mengatakan itu, Salsa berbalik badan, berjalan menjauhi Kaira yang masih terdiam dengan kedua telapak tangan mengepal kuat.“Dipta itu cocoknya cuma sama aku!” lanjut Salsa, menatap tajam ke arah Kaira.Berhasil mengusai diri, Kaira kini mulai berani berjalan maju mendekati Salsa yang berdiri di belakang meja. Kaira mendongak tanpa takut, membalas tatapan Salsa dengan senyuman mereme
Baca selengkapnya

Chapter 62 - Cara Menyingkirkan Pelakor

“Kalau itu yang kamu mau, aku enggak bisa nolak,” jawab Dipta tersenyum manis sambil membalas pelukan manja Kaira di depan Salsa.Mendapat balasan pelukan dari Dipta, Kaira merasa menang satu kosong dengan Salsa. Apalagi wanita itu terlihat panas melihat kemesraannya. Kaira bersorak dalam hati kalau ia ternyata bisa membuat calon pelakor ini kebakaran jenggot.Ting!Mereka bertiga kini keluar lift bersama-sama. Tepatnya, Dipta mempersilakan Salsa keluar terlebih dahulu dan dia menyusul di belakangnya bersama Kaira.Sampai di depan mobil milik Dipta, Kaira buru-buru mencegah suaminya saat akan masuk di pintu kemudi.“Mas, kamu kayaknya capek banget. Aku takut nanti nyetirnya kurang fokus,” keluh Kaira masuk akal.“Gapapa kok.”“Jangan gitu, Mas. Kamu ini bawa nyawa tiga lho. Aku kalau bisa nyetir pasti gantiin kamu. Sayangnya aku nggak bisa nyetir,” keluh Kaira memberikan ekspresi lesu yang membuat Dipta langsung berpikir jika ucapan istrinya ada betulnya juga.“Kalau gitu Salsa aja ya
Baca selengkapnya

Chapter 63 - Bersaing Di Depan Vania

“Lagi di taman lihat-lihat bunga, Bu," jawab ART keluarga Kertakusuma.Vania mengangguk kecil, dan berjalan keluar rumah. Matanya mencari Kaira yang ternyata sedang tersenyum manis ketika melihat bunga-bunga di taman. “Itu yang pink namanya bunga peony, yang putih itu namanya bunga magnolia,” celetuk Vania yang membuat Kaira menoleh ke samping, ke arah Vania berdiri. “Cantik.” “Ya, memang cantik juga mahal,” jawab Vania masih menunjukkan wajah judes seperti biasa. “Mama yang cantik pakai dres putih itu bukan bunga ini,” ralat Kaira yang membuat Vania mengulum senyuman dipuji oleh menantunya. Akan tetapi buru-buru langsung mengubah ekspresinya kembali judes.“Yaudah buruan itu sopir udah nunggu.” “Ke mana, Ma?” “Kantor, memang mau ke mana lagi!?” “Biar Kaira naik taksi aja. Takut Mama nggak nyaman satu mobil sama Kaira.” “Ck! Kamu ini dikasih gratisan malahan nolak! Buruan, saya malas nunggu lama!” Kaira yang melihat kepergian Vania justru mesam-mesem sendiri. Akhirnya Mama me
Baca selengkapnya

Chapter 64 - Penganiayaan

“Apa maksudnya?” Vania melirik ke arah Kaira yang masih duduk. “Jelaskan pada saya, Kaira!?” bentak Vania semakin jengkel kepada menantunya ini.Kaira yang baru akan membuka mulutnya untuk menjelaskan, tiba-tiba diserobot oleh Melodi yang menerocos panjang lebar.“Kaira dan Mas Bayu ini dulu pacaran, Tante. Kaira ini sangat gila uang dan harta makanya dulu Mas Bayu tertekan sama sikapnya. Karena saking sukanya Mas Bayu dulu, dia sampai nekat korupsi uang kantor,” jelas Melodi mengarang cerita yang didukung oleh Widya.“Betul, Bu Vania,” dukung Widya semangat.Vania yang mengetahui fakta ini semakin jengkel. Bisa-bisanya Dipta menikahi wanita matre seperti ini. Vania tidak akan tinggal diam saja.“Jadi saya mohon keadilan untuk anak saya, Bu Vania. Yang pantas dipenjara itu dia bukan Bayu!” tuding Widya dengan telunjuknya ke arah dahi Kaira.Tak tahan difitnah terus menerus membuat Kaira langsung berdiri, menatap Widya jengkel. “Bu! Hubungan aku sama Mas Bayu sudah selesai lama. Kenapa
Baca selengkapnya

Chapter 65 - Kaira Masuk Rumah Sakit

“Keadaannya baik, hanya saja ….”“Hanya saja apa, Dok?” tanya Vania penasaran.Dokter yang ditanya tampak bingung menyampaikan, namun tetap memberikan senyuman tipis sebagai rasa profesionalitasnya. Bahkan sebelum menyampaikan lebih detail, dokter itu menghela napas panjang dan kembali memberikan senyuman yang membuat Vania penasaran.“Benturan keras membuat kandungannya lemah. Jadi saya minta untuk semua anggota keluarga tidak membuatnya kelelahan apalagi stress. Hal ini begitu mempengaruhi kandungannya,” jelas Dokter yang memeriksa Kaira.Vania merasa salah dengan pendengarannya hingga kembali memastikan. “Tadi apa, Dok? Kandungannya lemah?” tanya Vania, yang hatinya mendadak deg-degan tak karuan.“Iya, Bu. Pasien harus istirahat total untuk sementara waktu demi kebaikan calon bayi juga Ibunya,” terang Dokter itu kembali memberikan nasihat kepada Vania.Bukan hanya Vania saja yang syok mendengar jika Kaira sedang hamil. Salsa pun rasanya lemas mendadak. Harapan untuk mendapatkan Dip
Baca selengkapnya

Chapter 66 - Seriusan Kaira Hamil!?

“Ini serius, Kaira hamil?” tanya Dipta memastikan ucapan Mamanya. Rasanya tak percaya. Mulutnya bahkan melongo sedikit saking kagetnya mendengar kabar menggembirakan ini.Vania mengangguk sambil tersenyum kecil. “Mama mau punya cucu,” balasnya dengan kekehan kecil.Wisnu yang merasa bahagia jika menantunya sedang hamil, melampiaskan perasaannya dengan semakin mengeratkan pelukan ke tubuh istrinya.Dipta yang dari tadi emosi marah-marah kini justru kedua bola matanya berkaca-kaca menatap sang istri yang justru masih terdiam syok.“Sayang, kita akan punya anak,” ujar Dipta senang. Alisnya naik ke atas sebelah saat melihat Kaira justru diam saja tak memberikan reaksi apapun. “Sayang,” tegur Dipta lirih.“Aku hamil?” tanya Kaira dengan wajah polosnya.Dipta yang gemas, menangkup kedua pipi istrinya dengan telapak tangan. Dihadapkan ke arah wajahnya hingga kedua netra miliknya bersirobok dengan manik cokelat milik Kaira.“Ya, kamu hamil. Memangnya kamu tidak tahu?” tanya Dipta heran.Kaira
Baca selengkapnya

Chapter 67 - Dipta Murka!

“Buruan, kenapa diam aja!?” omel Kaira yang tak sabar menunggu cerita dari suaminya. Sekarang, Kaira begitu sangat sensitif.Dipta menghela napas panjang sebelum menceritakan kisah masa lalunya dengan Salsa. Bukan tidak mau jujur soal ini. Hanya saja, Dipta takut memicu pertengkaran di antara dirinya dan Kaira.Dan, sepertinya kalau sudah menikah memang seharusnya jujur-sejujurnya sama pasangan. Karena sikap wanita ini terkadang mirip detektif FBI, semua akan dikorek-korek sampai ke dasar bahkan akar-akarnya.“Jadi pernah terjadi kesalahpahaman antara Salsa dan aku. Dulu waktu masih SMP, Salsa kirim surat cinta ke aku, tapi nggak aku balasin. Bahkan baca saja tidak. Surat itu aku kasih ke Bagas, dan dibalasin sama Bagas yang membuat Salsa mengira itu dari aku. Mendadak ada suatu momen kalau balasan dari Bagas kayak ngajak pacaran gitu, dan diiyakan oleh Salsa. Akhirnya timbul salah paham gitu, sayang,” jelas Dipta panjang lebar.“Kamu nggak bohong, ‘kan?” selidik Kaira menatap Dipta p
Baca selengkapnya

Chapter 68 - Menjebloskan Widya Dan Melodi Ke Penjara

“Kamu siapa!?” seru Kaira saat kamar rawat inapnya dimasuki oleh orang tak dikenalnya bahkan terlihat sangat misterius. Pria itu menggunakan jaket, topi serta masker, hal ini membuat Kaira ketakutan saat suaminya belum juga kembali sejak pagi sampai siang seperti ini.“Sayang, ini aku.”Dipta buru-buru membuka topi serta maskernya agar Kaira tak ketakutan. Kaira yang sebal langsung melemparkan bantal ke arah Dipta dengan bibir cemberut.“Kamu kenapa pakai topi sama masker gitu, sih!? Bikin takut aja tahu nggak!” gerutu Kaira sebal.Dipta tersenyum tipis saja saat istrinya menggerutu karena ketakutan. Tapi, Dipta sengaja melakukan ini agar bisa masuk tanpa dicurigai oleh orang-orang yang saat ini sedang memburu dirinya dan Kaira untuk difoto.“Nggak ada orang yang mencurigakan masuk ke dalam sini, ‘kan?” tanya Dipta memastikan.“Ada.”“Siapa!? Terus orang itu ngapain aja?” Dipta langsung memberondong pertanyaan kepada Kaira, takut orang itu berbuat jahat kepada istri juga calon anaknya
Baca selengkapnya

Chapter 69 - Detik-Detik Kehancuran Mantan

"Tak usah didengarkan," kata Dipta yang langsung memeluk Kaira, tak lupa mengambil ponsel milik Kaira, yang langsung dimasukkan ke dalam kantong celananya.Kaira menangis saat membaca komentar soal dirinya. Semua penuh hujatan. Yang menyedihkan, komentar itu ada yang membawa-bawa kedua orangtuanya yang sudah meninggal dan tak tahu apa-apa soal ini.Titik tersakit Kaira adalah saat mendiang kedua orangtuanya dibawa-bawa ke dalam urusan dunia seperti ini."Aku sudah melaporkan mereka yang menjelekkan nama kamu dan keluarga kita," ujar Dipta memberitahukan."Aku nggak masalah mereka ngehujat aku, Mas. Yang bikin aku sakit hati ketika komentar itu membawa-bawa mendiang kedua orangtuaku. Mereka bahkan tidak tahu kalau kedua orangtuaku sudah meninggal," tutur Kaira terisak-isak.Dipta yang paham bagaimana perasaan istrinya, mencoba membelai rambut hingga punggung milik Kaira naik turun dengan lembut.Membiarkan Kaira meluapkan segala perasaan emosinya, Dipta tidak berkomentar apapun atau me
Baca selengkapnya

Chapter 70 - Ectopic Pregnancy

“Ha!? Mana?” Kaira yang juga sama kagetnya ikut melihat ke arah kakinya sendiri. “Iya, kenapa ada darah, Mas?” lanjut Kaira yang membuat Dipta semakin panik. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Dipta yang langsung membopong tubuh Kaira ala bridal style. Digendong secara mendadak seperti ini membuat Kaira takut. Alhasil Kaira buru-buru melingkarkan kedua tangannya di leher Dipta. Dipta berjalan begitu cepat, pikirannya sudah tak karuan. Dalam hatinya selalu berdoa agar Kaira dan calon anaknya tidak kenapa-kenapa. Sampai di lobby, Dipta berteriak kepada bagian resepsionis untuk memanggilkan taksi. Untungnya petugas keamanan yang sedang berjaga di depan pintu mendengar teriakan Dipta, dan langsung sigap membukakan pintu taksi, yang mana taksi ini milik pengunjung lain. “Maaf, Ibu Bapak, ini kondisi darurat jadi biarkan Mas itu dulu, ya,” kata pihak keamanan dengan sopan. “Oh, yasudah tidak apa-apa.” Dipta langsung saja masuk taksi dengan cepat. Napasnya begitu ngos-ngosan ketika h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
26
DMCA.com Protection Status