"Iya Mom, kapan sampai?" balas Tsabi ramah. Karakternya selalu lembut dan memenangkan, persis seperti ibunya. Walaupun sedikit barbar, Tsabi bisa menempatkan diri dengan tempat dan situasi yang tengah terjadi. "Tadi siang, kamu pulang sore terus? Kasunanan sekali Zayba ditinggal terus," katanya tak suka. Belum apa-apa mertuanya sudah protes. Tsabi terdiam, lelah seharian tidak baik rasanya langsung disambut hal begituan. Namun, ia harus maklum kalau urusan orang tua. Walau sering tidak berkenan dan kadang jelas menyinggung perasaannya. "Aku ke kamar dulu Mas," pamit Tsabi beranjak. Mengangguk ramah pada mertuanya, lalu masuk ke kamar. Di mana ada Zayba yang masih lelap. Rasanya rindu sekali dengan putrinya. "Maaf ya, belum sempat mengabarimu kalau mommy datang. Kamu pasti capek, mandi dulu sayang!" titah Shaka lembut. Pikirannya sedang tidak tenang sebenarnya, bagaimana caranya mengatakan kalau ibunya hendak ikut tinggal bersamanya. "Iya Mas, sebentar, aku agak pusing," jawab Tsa
Read more