Semua Bab Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam: Bab 71 - Bab 80

119 Bab

Jauh

Keberangkatan David ke Perancis yang lebih cepat dari rencana, sempat memunculkan tanda tanya di benak Harsano. Namun Erin menjelaskan bahwa David sedang ada urusan bisnis dan perlu mempersiapkan semuanya lebih awal. Tentu saja pria tua itu mempercayai ucapan putrinya. Sebenarnya Erin tidak sepenuhnya berbohong. Hanya saja urusan bisnis yang disebutkan, seharusnya diurus oleh salah satu karyawan David yang lain. Hardion yang merupakan ayah David sekaligus pimpinan di MG juga tidak banyak berkomentar karena lebih merasa lega karena putranya yang mengurus semua secara langsung. Tidak ada yang tahu kecuali Erin jika David pergi karena mengurus sesuatu yang berkaitan dengan mantan istrinya dan juga seorang anak yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Meski Erin tidak mencegah atau berkomentar, ia tidak ikut mengantar kepergian David. Perempuan itu beralasan ada kelas dan tidak bisa lagi membolos. Tentu saja semua yang dikatakannya hanya kebohongan. Erin hanya merasa tidak ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-14
Baca selengkapnya

Keadaan yang sulit

Pak No berdiri dengan ekspresi panik. “Nona, tuan Harsano nggak sadarkan diri… .” Ekspresi wajah perempuan yang sedang berdiri di ambang pintu tersebut menjadi pucat. Dadanya terasa sesak, semuanya tiba-tiba menjadi gelap. Namun Erin mencoba mempertahankan kesadarannya. “Dimana?” “M-masih di ruang kerjanya…,” ucap pak No terbata-bata saat melihat tatapan mata Erin yang nyaris saja menjadi kosong. Erin langsung berlari cepat menuruni tangga, menuju ruang kerja ayahnya dengan pintu yang masih terbuka. “Pa!” Bi Karti menjelaskan kalau ia baru saja menemukan Harsano tergeletak saat membawakan kopi yang diminta oleh pria tua itu. Sambil mendengarkan penjelasan bi Karti, Erin memastikan denyut nadi ayahnya. Wajahnya tampak sedikit lega meski masih terlihat pucat. Sesak, dada perempuan tersebut terasa sesak. Tubuhnya terasa lemas tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap dalam keadaan sadar. Setelah menghela nafas panjang, Er
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Memperbaiki

Erin membuka matanya usai tidak sadarkan diri selama lebih dari tiga jam. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi, lalu kepalanya terasa sakit lagi. “Kamu udah bangun?” Tatapan mata Erin menuju ke sumber suara. Ia melihat pria di sampingnya menatap dengan ekspresi khawatir. Mata hitam yang dulu pernah ia cintai. Perempuan bermata coklat tersebut mulai bisa kembali mengingat apa yang terjadi. “Apa papa ku udah bangun?” “Belum tapi dokter bilang keadaannya saat ini sudah tidak kritis, mungkin besok kamu bisa mendengarnya sendiri dari dokter… .” Pandangan mata Erin beralih ke jendela ruangan yang tertutup. Ia mulai menebak berapa lama ia tidak sadarkan diri. “Makanlah sesuatu sedikit,” ucap Nathan lagi. “Nanti,” jawab Erin pelan. Suasana ruangan itu kembali menjadi hening. Nathan menatap Erin yang kembali menutup matanya. “Mas David menanyakan keadaan mu… .” Mata Erin terbuka lagi. Ia baru ingat saat ini sedang tidak membawa ponsel karena pergi dengan terburu-buru. “Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-17
Baca selengkapnya

Hal yang telah rusak

Ekspresi perempuan cantik itu tampak sangat lelah. Tidak terlihat lagi ambisi dan semangat seperti dulu. Banyak hal yang berubah dengan cepat dan ia masih tidak siap dengan semua itu. Pandangan matanya menatap jauh ke langit melalui jendela ruang kerjanya. Tatapan mata yang dipenuhi dengan kesedihan dan penyesalan. Dalam beberapa hari ini banyak hal yang terjadi. Setelah ayahnya jatuh tidak sadarkan diri dan masih belum sadar, ia harus mengambil keputusan berat untuk menghentikan produksi furnitur dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Mengambil alih pekerjaan ayahnya masih terasa berat meski ia bekerjasama dengan orang-orang yang dapat dipercaya. Erin masih belum siap untuk melakukan itu semua. Tidak hanya masalah pekerjaan yang memenuhi pikirannya, perkuliahannya juga terhambat karena ia harus sering membolos saat perlu mengikuti rapat yang kadang diadakan bertepatan dengan jadwal kuliahnya. Pikiran dan perasaannya juga menjadi semakin berat setelah mengetahui kemungkinan al
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya

Tidak bisa diperbaiki

Erin tersadar beberapa jam kemudian. Ia tampak terkejut karena terbangun di tempat yang sudah tidak asing baginya, ruangan di rumah sakit. Tubuhnya terasa lemas karena beberapa hari ini ia sering menunda makan. Meski berusaha menjaga pola makan, kadang ia lupa saat sedang mengerjakan sesuatu yang menurutnya penting. ‘Berapa lama aku pingsan?’ tanya Erin dalam hati. /klek…/ Pandangan matanya beralih ke arah pintu yang baru saja terbuka. Nathan menatapnya dengan ekspresi yang sulit dipahami oleh Erin. “Sudah bangun? Kamu seharusnya izin dulu kalau emang sedang nggak sehat,” ucap Nathan yang kemudian duduk di kursi tidak jauh dari tempat Erin berbaring. Perempuan bermata coklat itu tampak terkejut karena baru saja ingat ada rapat yang harus diikutinya. Tangannya meraih jam tangan yang diletakkan di atas meja. Melihat Erin yang tampak panik, Nathan langsung kembali membuka suara, “asisten pribadi mu tadi menelepon dan aku sudah memberitahu keadaan mu.” Erin memejamkan matanya, men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-20
Baca selengkapnya

Kedatangan yang tidak terduga

“Kamu kok disini?” Pria bermata hazel itu tersenyum lalu mendekat ke arah Erin kemudian memeluknya sebentar. “Aku datang bersama nenek… .” “Apa? Bagaimana bisa? Lalu ibu mu?” Alen tersenyum. “Nona Erina nggak mau menyuruh ku duduk dulu? Aku lelah karena langsung datang kesini setelah menitipkan koper di rumah sakit.” Ekspresi Erin tampak bingung. “Ah iya maaf, silakan duduk.” Tatapan mata Erin fokus kepada Alen yang tampak sedikit berbeda dari biasanya. “Jadi?” “Aku memberitahu nenek tentang keadaan mu untu meminta izin, lalu beliau memutuskan untuk ikut berkunjung. Saat ini nenek sedang menjenguk om Harsan.” “Lalu ibu mu? Bukannya kamu kesana karena ibu mu sedang sakit?” “Keadaan ibu nggak separah yang dikatakan, ya setelah obrolan panjang dan rumit, akhirnya mereka mengizinkan aku kembali kesini selama beberapa waktu untuk menemani mu… .” Alen menjelaskan semua kejadian dan obrolan yang harus dihadapinya. Tentang keluarga neneknya yang akhirnya mau mengakui keberadaannya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

Masalah Lain

Erin sampai rumah ketika hari sudah gelap. Neneknya tampak sedang duduk di ruang tengah dengan ekspresi serius sambil membaca sesuatu melalui tablet yang dibawa. “Nenek… .” Wanita tua itu menoleh sebentar lalu kembali mengamati layar tablet di tangannya. “Kamu baru pulang?” “Iya, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan… Alen dimana?” “Dia bilang mau menginap di tempat temannya. Mandilah dulu, setelah itu ayo makan bersama.” “Iya… .” Perempuan bermata coklat itu melangkah menuju kamarnya dengan ekspresi lelah. Meski hal buruk yang dipikirkannya tidak terjadi, ia tetap merasa gugup dan cemas. Ia memijat dahinya pelan lalu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menyegarkan kembali tubuhnya yang merasa kelelahan. Setelah mandi, kakinya melangkah dengan enggan menuju ruang makan tempat neneknya berada. Makanan yang disukai dirinya ketika kecil tersedia memenuhi meja, tapi ia masih merasa tidak tenang.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya

Berpura-pura lagi

“Saya tidak tau kalau kamu menikah dengan cucu saya,” ucap Elisa dengan senyuman kecil tapi tatapan matanya terlihat dingin. David mendekat lalu duduk di seberang sofa tempat nenek Erin berada. “Saya baru ingat tidak melihat wajah nenek saaat pernikahan kami.” Elisa meletakkan tebletnya di atas meja lalu memandangi David sambil tersenyum dengan ekspresi kesal. “Saya mendengar banyak cerita menarik tentang pernikahan mu… .” Pria di seberang Elisa itu menyandarkan punggungnya. “Apa nenek menyuruh Erin pergi karena ingin bertanya tentang itu ke saya?” Wanita tua itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Bisa dibilang begitu, dia sudah banyak mengalami hal sulit sendiri, menghadapi semuanya sendiri, bukankah sebaiknya tidak menambah beban pikirannya?” Ucapan dari nenek tua itu membuat David terdiam selama beberapa waktu. Ia tahu maksud perkataan Elisa. “Ya, nenek benar, jadi cerita menarik apa yang nenek dengar?” “Kamu menikahi mantan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya

Perasaan yang disembunyikan

David menatap foto pernikahannya dengan wajah sendu. Ia kembali merenungi perkataan Elisa kemarin. Memikirkan ulang tentang niatnya untuk mengakui semuanya kepada Erin. ‘Waktu itu Erin juga bilang ada yang ingin dibicarakan, apa terkait perjanjian ini? Mungkin sebaiknya aku nggak mengatakan tentang perasaan ku… .’ Setelah kepergiannya ke Perancis, David baru menyadari perasaannya. Meski awalnya ia melakukan pernikahan itu karena ingin menjaga Erin, ia tidak sadar seiring waktu perasaannya mulai tumbuh. /klek…/ “Mas David sudah pulang?” “Ya, aku pulang cepat setelah menyerahkan laporan pekerjaan… .” “Semuanya lancar?” “Ya, tidak ada masalah.” Erin mengangguk lalu melangkah menuju lemari untuk mengambil pakaian. Ia ingin segera mandi supaya segar kembali. “Kamu biasa pulang jam segini?” tanya David sambil melihat ke arah jam. “Ehmm, biasanya lebih malam, tapi karena keadaan sudah membaik jadi aku bisa kembali lebih cepat.” “Lebih cepat?” David kembali melihat ke arah jam untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya

Bimbang

Pria di hadapan Erin itu berusaha mengingatkan dirinya untuk tidak mengatakan apa pun. Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan cara bangkit lalu meraih tissue kemudian menyerahkannya ke Erin. “Ingus mu hampir menetes…,” ucap David sambil tersenyum tapi masih dengan ekspresi sedih. Erin tertegun beberapa saat lalu mengambil beberapa lembar tissue kemudian menghadap ke arah lain untuk membersihkan hidungnya. Wajahnya memerah saat ia kembali menghadap David. “Maaf, aku terbawa perasaan.” “Sudah tenang sekarang?” “Ehmm, sebentar aku haus.” David bangkit lagi kemudian mengambilkan air. “Kamu mau brownies lagi?” “Nggak, tapi kalau cheese cake aku mau.” “Besok ku belikan, kalau kamu menceritakan semuanya malam ini.” Ekspresi Erin berubah lagi. “Malam ini? Semua ceritanya? Tapi itu banyak, bukannya mas David menyuruh ku istirahat?” Pria bermata coklat itu tertawa. “Ya, kalau begitu ceritakan sampai kamu tertidur, lalu besoknya kamu harus melanjutkan ceritanya.” ‘Sikapnya aneh, apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status