All Chapters of Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam: Chapter 91 - Chapter 100

119 Chapters

Berbohong lagi

Erin mengernyitkan keningnya setelah melihat ekspresi David yang tampak sedang mengkhawatirkan sesuatu. Suara David yang bergetar saat bertanya itu membuat perempuan itu menjadi berpikir macam-macam. ‘Apa lagi sekarang?’ “Ya, tentu.” “Kamu memberitahu Nathan tentang pernikahan kontrak kita?” Dahi Erin mengernyit saat mendengar pertanyaan dari David.  ‘Apa Nathan mengatakannya ke mas David? Untuk apa?’ “Tentu saja nggak, untuk apa aku melakukan itu? Memangnya Nathan bilang apa?” “Dia bertanya kapan perjanjian ku dengan mu berakhir…” ‘Kenapa dia menanyakan itu? Apa sengaja untuk membuat mas David marah?’ Perempuan bermata coklat itu menghela nafas panjang. “Nathan memberitahu ku bahwa dia mengetahui tentang pernikahan kontrak ini saat tidak sengaja mendengar obrolan mu dengan kak Niki.” “Dia memberitahu mu kalau dia tau? Kenapa? Apa tujuannya?” “Ya, aku juga terkejut saat Nathan bilang padaku kalau di
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Jalan memutar

Mata Erin terbuka begitu suara alarm ponselnya berbunyi. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang ada di ruangan tersebut. Ia meraih ponsel yang tergeletak di atas meja dekat ranjangnya lalu meletakkan kembali benda tersebut setelah mematikan alarm. Erin turun dari ranjang lalu melangkah pelan ke ruang kerja yang biasanya digunakan David. Pandangan matanya menyelidik semua sudut tempat tersebut. Suasana ruangan itu masih sama seperti sebelumnya. Hening dan tidak terdapat tanda bahwa tempat itu dimasuki seseorang semalam. Semua benda di atas meja masih tetap pada tempatnya, tidak bergeser sedikit pun. Sofa ruangan itu juga masih rapi, tidak ada jejak seperti pernah diduduki atau ditiduri seseorang. ‘Mas David semalam nggak pulang?’ Menyadari hal tersebut, perasaan Erin tiba-tiba terasa nyeri. Ada kepedihan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sejak ia tidak meminta maaf karena telah meninggikan suara, ia tahu telah mendorong pria itu menjauh dan ia paha
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Terlalu jauh

Langkah Erin terhenti lalu menoleh ke arah sumber suara. “Kak Dani?” Pria tampan bermata onyx itu tersenyum ramah. “Masih ingat aku ternyata?” “Ya, tentu saja…” Erin menundukkan kepalanya. Ada rasa malu yang muncul begitu ia melihat Daniel yang masih saja ramah kepadanya. Sejak lama ia memang sengaja menghindari Daniel karena merasa tidak enak dengan apa yang sudah terjadi. “Jadi kamu berbaikan dengannya?” tanya Daniel mengulangi pertanyaannya. Perempuan di samping Daniel tersebut menggaruk ujung alisnya yang tidak gatal. Ia bingung akan menjawab apa karena jika disebut berbaikan sepertinya kurang tepat. “Sepertinya aku nggak bisa membicarakan ini di jalan begini…” Daniel melihat sekeliling jalanan yang mulai ramai dengan mahasiswa yang berdatangan. “Ya, kamu benar… hmm kamu mau makan siang bersama? Aku sebenarnya ingin mendengarnya sekarang sambil minum teh tapi aku baru ingat ada bimbingan sebentar lagi.” Dahi Erin mengernyit, ia sudah terlanjur bilang pada David untuk men
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Jalan lain

“Sejak tadi?” “Sekitar setengah jam yang lalu.” Erin menghela nafas panjang dan mengatur ekspresinya baru kemudian melangkah memasuki ruangannya dengan raut wajah tenang. Tatapan matanya langsung bertemu dengan David yang memandanginya dengan ekspresi menyelidik. “Mas David datang?” “Ya… ayah meminta ku mengantar beberapa dokumen ke papa, lalu ayah minta sekalian memberikan ini untuk mu.” Pandangan mata Erin beralih ke kue tersebut lalu kembali lagi menatap David dengan ekspresi tenang. “Sampaikan terimakasih ku ke ayah.” David mengangguk lalu menghela nafas panjang. “Kamu jadinya naik ojek online?” ‘Sepertinya mas David tau sejak tadi Milley disini, aku nggak bisa menyangkal lagi… untung aja aku nolak waktu kak Dani nawarin mau nganter.’ “Ya… karena lebih cepat,” jawab Erin asal. “Kalau begitu aku pulang dulu.” Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah keluar dari ruangan itu. Erin terdiam di tempatnya. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Kepedihan hatinya
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Rusak

Hari berganti dan waktu semakin berlalu. Semua terlihat berjalan normal, bagi orang lain. Tidak ada yang mencurigai tentang hubungan Erin dan David yang sebentar lagi akan berakhir. Baik Erin maupun David tetap menunjukkan keharmonisan di depan orang lain. Keduanya masih sering menghadiri acara-acara pesta bersama. Erin berpikir semuanya akan baik-baik saja karena semua orang percaya dengan apa yang ia dan David perlihatkan. Namun diluar dugaan ternyata Harsano selama ini mengamati interaksi putri dan menantunya. Pria tua itu mulai merasa ada yang aneh karena kadang sikap Erin tampak berbeda kepada David saat tidak ada yang melihat. Tentu saja awalnya Harsano berpikir keluarga kecil itu hanya sedang bertengkar kecil dan ia tidak mau ikut campur. Namun interaksi pasangan tersebut tampak canggung saat pria itu tiba-tiba muncul. “Papa memanggil ku?” tanya Erin yang baru saja tiba di ruangan kerja ayahnya. “Ya, ada yang mau papa tanyakan.” “Soal pekerjaan?” “Bukan.” Dahi Erin me
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Pria yang tulus

Ekspresi sedih pria tua itu membuat David merasa semakin bersalah. Ia berpikir bahwa ialah yang harus meminta maaf karena sudah membohongi pria itu. “Papa pikir Erin bisa lebih dewasa, tapi ternyata dia masih saja egois…” Pria tua itu mulai mengatakan semua tindakan putrinya yang sering dilakukan tanpa pikir panjang. Ia meminta maaf berkali-kali kepada David yang harus menghadapi keras kepala Erin. “Saya paham, tapi keinginan untuk berkembang itu bagus, jadi jangan menilainya dengan buruk.” “Tapi dia bahkan tidak mempertimbangkan mu untuk mengajak tinggal disana bukan? Bagaimana papa tidak menilainya egois?” “Belajar membutuhkan fokus, pa. Selain itu keputusan Erin yang seperti itu pasti juga karena sudah memikirkan posisi David yang banyak pekerjaan disini.” Pandangan Harsano beralih ke gelas berisi kopi di atas meja. Eskpresi sendunya masih terlihat meski David sudah mencoba menenangkannya. “Coba saja papa bisa sepertimu deng
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Perhatian tersembunyi

“Kita balik duluan ya, rin.” “Ya, hati-hati di jalan.” Erin menghela nafas panjang usai dua sahabatnya pergi. Ia baru saja makan bersama dengan teman dekatnya di salah satu restoran dekat kampus setelah selesai kelas. Jessie hari ini berulang tahun, oleh karena itu mereka merayakannya dengan makan bersama. Sebenarnya masih ada acara lain dan Erin masih ingin bepergian bersama teman-temannya, tapi ia tidak jadi ikut setelah Livi bilang akan banyak teman laki-laki dari berbagai jurusan yang datang untuk karaoke bersama. Perempuan itu menghela nafas panjang. Ia mulai kembali merasa bosan dengan rutinitas yang sama dan ingin pergi bersenang-senang. Namun sejak awal situasinya berbeda dengan teman-teman lainnya. Ia tidak ingin berada di sekitar orang-orang yang memandangnya dengan tatapan aneh hanya karena ia sudah menikah meski masih kuliah. Erin menghela nafas panjang lagi. Pandangan matanya fokus memeriksa agenda hari itu. ‘Padah
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Menjauh

Beberapa bulan kemudian.. . . Semakin hari hubungan Erin dan David semakin renggang. Perempuan itu bahkan mulai jarang makan bersama dengan alasan sedang sibuk menyiapkan skripsi. Ia akan berangkat pagi-pagi dan berdiam diri di perpustakaan fakultas hingga menjelang waktu kelas. Setelah itu Erin akan ke kantor sebentar dan memeriksa semua dokumen yang perlu diperiksa hingga sore hari. Usai bekerja biasanya Erin akan menuju ke salah satu kafe yang tenang untuk lanjut membaca beberapa penelitian terdahulu dan akan kembali ketika jam makan malam sudah lewat. Harsano ingin menegurnya tapi David melarang dan menyarankan sang ayah mertua untuk memaklumi kegiatan Erin. Pria itu menjelaskan dengan hati-hati bahwa Erin ingin lulus lebih cepat dan menurutnya itu adalah hal yang perlu didukung. Harsano akhirnya menyerah dan membiarkan Erin melakukan apa yang diinginkannya. “Erin, kamu masih belum bersiap?” “Sebentar,” balas Erin yang masih fokus dengan layar di depannya. “Ini sudah ja
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Rasa bersalah

David dan Erin sampai di restoran tidak lama setelah makanan disajikan. Keluarga Nathan memang mengundang Harsano dan Erin secara khusus untuk ikut merayakan kelulusan putra mereka. Makan bersama tersebut juga dimaksudkan sebagai upaya menjalin hubungan antar keluarga agar menjadi lebih dekat. Dua keluarga tersebut makan bersama sambil mengobrol. Obrolan tersebut sesekali diselingi dengan tawa kecil dari Hardion dan Amelian yang sedang berbahagia dengan kelulusan putranya. Erin juga sesekali menanggapi dengan ekspresi ramah. Ia menjaga raut wajahnya tetap hangat meski perasaannya sedang tidak menentu. Dalam satu tahun terakhir semua banyak berubah. Amelian yang dulunya tampak membenci perempuan itu, sekarang juga sudah terlihat ramah. Wanita paruh baya itu memang sudah mencoba menerima keadaan setelah sering mendapat teguran dari Hardion. Kondisi Nathan yang membaik juga menjadi salah satu alasan kenapa Amelian tidak lagi memusuhi Erin. Suasana makan bersama yang hangat itu memb
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Masalah lagi

Pria di samping Erin itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia tidak menyangka kalau perempuan itu bahkan tidak mengingatnya. “Ehmm, aku Sandi, sahabatnya Daniel, waktu itu kita pernah ketemu waktu makan di restoran daging…” Erin mengernyitkan keningnya. Ia tampak mencoba mengingat tapi ia tidak terlalu mengingat pria tersebut. “Oh… ya, ya aku ingat sekarang.” “Maaf kalau aku mengganggu,” ucap Sandi dengan ekspresi bersalah. “Nggak kok… kak Sandi lagi nyari bahan skripsian juga?” “Iya, kalau kamu?” Pandangan matanya beralih ke buku yang asal ia ambil, begitupun dengan pria di sampingnya. “Ehmm, tadi sebenarnya mau nyari buku referensi, tapi malah ambil buku yang lain, hehe,” jawab Erin asal. Obrolan tersebut berlanjut. Erin merasa senang karena akhirnya pikirannya bisa teralihkan. “Oh jadi kamu mau nyiapin dulu? Rajin ya mulai lebih dulu,” ucap Sandi sambil tertawa kecil. “Ehmm, aku ingin lulus cepat kak.” “Kenapa? Supaya fokus dengan keluarga?” Pertanyaan dari pria itu
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status