Home / Romansa / Istri Kecil CEO Dingin / Kabanata 11 - Kabanata 20

Lahat ng Kabanata ng Istri Kecil CEO Dingin: Kabanata 11 - Kabanata 20

121 Kabanata

Pertengkaran

"Tuan." Bee melirik suaminya. Namun, Bastian tak menanggapi sama sekali. Pria tampan kesayangan sejuta umat tersebut masih diam tanpa ekspresi. Dia seperti patung hidup yang tak bisa bergerak sama sekali. Wajah tenang seperti menandakan bahwa hatinya telah mati dari semua rasa yang ada di dalam dadanya. "Tuan, kau kenapa? Kenapa diam saja? Harusnya aku yang marah, kenapa kau terlambat menjemputku? Kau tahu aku sangat takut tadi," ungkap Bee. Julio yang duduk di bangku belakang, melirik sekilas pasangan yang tengah bertengkar tersebut. "Diam, aku sedang tidak ingin bicara denganmu!" decak Bastian menatap gadis itu tajam. Bee memalingkan wajahnya ke arah jendela. Apa suaminya ini tahu betapa dia takut tadi? Apa suaminya ini mengerti, dia trauma karena pernah mengalami kejadian yang menakutkan di masa kecilnya? Namun, kalaupun lelaki itu tahu hal tersebut tidak akan mengubah apa-apa. Bastian akan tetap menganggap dirinya sebagai alat penebus hutang saja. Air mata bergulir dari kerl
last updateHuling Na-update : 2023-09-03
Magbasa pa

Kehilangan.

Bee menatap lelaki yang terlelap di sampingnya. Tangan lelaki itu melingkar di perutnya. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Bee, sehingga deru nafas pria itu terdengar jelas dari telinga Bee. Air mata luruh membasahi pipi gadis yang baru saja sah menjadi wanita tersebut. Dia masih ingat pergulatannya tadi malam, ketika lelaki itu meminta paksa mahkota yang dia jaga dengan susah payah. Tidak ada yang salah, lelaki ini memang suaminya. Tetapi pernikahan mereka hanya di atas kertas dan setelah surat perjanjian itu sudah habis masa berlakunya. Maka mereka akan berpisah. "Kau jahat, Tuan," lirih gadis itu menangis dalam diam. Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan sang suami tetapi tidak mampu menyingkirkan tangan lelaki yang ada di perutnya tersebut. "Bagaimana kalau aku hamil? Siapa yang akan bertanggungjawab?" Dia mengigit bibir bawahnya menahan tangis supaya tak terdengar dari telinga suaminya. Bee sejenak terdiam. Dia meringgis kesakitan ketika merasakan perih di bagian area se
last updateHuling Na-update : 2023-09-04
Magbasa pa

Ada yang hilang.

"Galang, bagaimana kuliahmu?" tanya seorang pria paruh baya. "Baik," jawab lelaki itu tanpa peduli dengan pertanyaan sang ayah. Lelaki paruh baya yang tengah sarapan bersama putra tunggalnya tersebut menghela nafas panjang. Hubungan mereka memang tak baik-baik saja sejak keretakan rumahtangganya bersama sang istri. "Maafkan Daddy, Son," ucapnya penuh dengan perasaan bersalah. Galang langsung terdiam. Bolehkah dia iri pada orang di luar sana yang memiliki orang tua lengkap dan hidup bahagia. Walau hidup pas-pasan tetapi mereka saling melengkapi satu sama lain. "Maafkan Daddy yang belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu," ucap sang ayah lagi. Galang tak menggubris sama sekali. Dia malah kembali menyantap makanan di dalam piringnya. Bosan, mendengar kata maaf dari sang ayah yang tak pernah mau berubah. Ayah dan ibunya sama saja, tidak mau berubah dan malah terus berulah. Galang meletakkan sendoknya. Lalu menunggak air putih dari dalam gelas hingga tandas. "Aku berangkat." "Ga_
last updateHuling Na-update : 2023-09-04
Magbasa pa

Tak menyangka

Tata dan Chaca saling melihat satu sama lain, keduanya seolah seperti mati berdiri ketika mendengar pengakuan Bee. "K-kau s-sudah menikah, Bee?" ulang Tata sekali lagi untuk memastikan. Bee membalas dengan anggukan kepala saja. Dia menyeka air matanya dan masih terisak seraya menyandarkan kepalanya di bahu Chaca. "Dengan siapa?" sambung Chaca kemudian. Kedua gadis itu seperti tersambar petir di siang bolong. Benarkah Bee sudah menikah? Menikah dengan siapa? Siapa suaminya? Kapan dia menikah? Berbagai pertanyaan muncul di benak Tata dan Chaca. "Suamiku," jawab Bee. Chaca merenggut kesal, "Siapapun tahu Bee kalau kau menikah dengan suamimu," gerutu Chaca. "Maksudnya siapa suamimu?" sambung gadis itu sekali lagi sambil mengusap bahu Bee. "Tuan Bastian." "What?!" pekik keduanya. "Ck, kalian kalau mau teriak ke lapangan saja. Lama-lama aku bisa tuli karena suara kalian itu," protes Bee sambil mengelap ingusnya. Tata dan Chaca mendelik ketika mendengar suara sorotan dari lobang hi
last updateHuling Na-update : 2023-09-06
Magbasa pa

Menghindar

"Kak Galang." Bee menyeka air matanya. Galang berjalan kearah tiga gadis yang duduk di taman kampus tersebut. Sementara Tata dan Chaca saling senggol-senggolan satu sama lain. "Kenapa menangis?" Galang menatap gadis itu penuh selidik. "Tidak apa kok, Kak. Tadi lagi bahas adegan sedih drama favorite aku," jawab Bee asal. Tidak mungkin dia menceritakan masalah yang menimpanya pada Galang. "Sudah sarapan?" Tumben sekali lelaki ini menawarinya. Bee menggeleng. Tadi pagi dia memang tidak memasak dan sarapan seperti biasa dengan suaminya. Jangankan untuk masak bahkan bicara saja dia benar-benar tidak mood akibat kejadian tadi malam. "Belum, Kak," sahut Bee. "Ini." Galang memberikan kotak nasi berukuran kecil pada Bee. "Untuk aku, Kak?" Galang membalas dengan anggukan. Tanpa basa-basi lelaki itu melenggang pergi meninggalkan ketiga sahabat tersebut. "Bee," panggil Tata. "Aku curiga jika Kak Galang menyukaimu," sambung gadis itu. Bee menggeleng saja sambil menyeka air matanya. Dia
last updateHuling Na-update : 2023-09-07
Magbasa pa

Kemurkaan Bastian

"Apa yang Anda lakukan di sini, Tuan?" tanya Bee menatap suaminya yang berdiri di depan pintu apartemen dengan Julio yang di belakangnya. Sementara Tata dan Chaca saling mencolek di belakang Bee. "Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada di sini?" Bastian menatap istrinya dengan marah. Apakah Bee tahu dia setengah mati ketakutan saat tak melihat istrinya di tempat biasa menunggu? "Aku tidak mau pulang," sahut Bee melipat kedua tangannya di dada. "Pulang saja sana, aku mau menginap di sini!" ujar Bee lagi. Dia enggan melihat wajah Bastian, bagaimanapun kejadian semalam telah membuatnya tak ingin dekat dengan lelaki tersebut. "Jangan membuat aku murka, Gadis Bodoh. Ayo pulang!" Bastian mencengkram pergelangan tangan istrinya."Lepaskan, Tuan! Aku tidak mau pulang," tolak Bee yang memberontak. Bastian mengangkat tubuh istrinya dan memanggul tubuh wanita itu seperti karung beras. "Tuan, lepaskan aku!" Dia mengerakkan kakinya dan memberontak. "Mari, Nona. Kami permisi," pamit Juli
last updateHuling Na-update : 2023-09-08
Magbasa pa

Saling menyakiti.

Hati Bastian terenyuh ketika mendengar ucapan istri kecilnya tersebut. Entah kenapa saat melihat ketidakberdayaan dari tatapan mata istrinya, ada perasaan aneh yang menjelajar masuk melalui rongga dadanya. "Kenapa, Tuan? Apa kau ingin mentertawakan aku? Apa kau ingin mengejekku?" cecar Bee yang masih melihat tatapan mata Bastian. Mulut Bastian bungkam. Kenapa dia seperti kehabisan kata-kata? Dia tidak tahu apakah senang atau malah merasa bersalah. Untuk saat ini dia benar-benar marah ketika tahu jika tadi Bee berusaha menghindarinya dengan menginap di apartemen Tata. Dia selalu tidak suka ada orang lari masalah. "Kau tahu, Tuan?" Seketika leleh bening itu lolos dari pelupuk matanya. "Aku takut hamil. Bagaimana jika nanti aku menggandung anakmu, sedangkan pernikahan kita hanya di atas kertas saja? Aku tak bisa bayangkan, bagaimana dia lahir tanpa seorang ayah? Pasti dia akan sangat terluka. Lalu dengan apa aku akan menghidupinya, sedangkan aku saja tidak bekerja?"Bastian membeku me
last updateHuling Na-update : 2023-09-10
Magbasa pa

Perasaan aneh.

Bee mengeliat di balik selimut tebal itu. Sejenak dia terdiam ketika merasakan seperti ada benda yang menimpa perutnya. Lalu perlahan dia buka matanya. Wajah Bastian yang begitu dekat dengan hembusan napas yang terasa menyapu bagian wajahnya. Bee tersenyum kecut. Entahlah, kenapa dia hampa ketika melihat wajah lelaki tersebut? Jika saja Bastian tidak menikahinya karena balas dendam dan hutang, mungkin Bee akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini karena memiliki suami yang tampan. "Kau bahkan seperti bahagia melihatku menderita, Tuan." Lama dia tatapan ukiran Tuhan paling sempurna ini, sebelum akhirnya Bee turun pelan dari ranjang. Wanita itu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia sampai melewatkan jam makan malam karena pertengkaran mereka semalam. Perempuan tersebut menatap pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya tampak kusut dengan rambut acak-acakan. "Kau menjadi tumbal, Bee. Kau mulai merasakan nyaman berada di dekatnya. Tetapi dia masih mencintai
last updateHuling Na-update : 2023-09-10
Magbasa pa

Fakta

"Pilihkan bajuku!" perintah Bastian. Bee hanya menurut walau dengan wajah di tekuk kesal. Wanita cantik yang sudah tak perawan itu terus saja mengomeli sifat suaminya. "Berhenti mengomel, Gadis Bodoh!" tekan Bastian lelaki itu menyembunyikan senyumnya. "Iya," ketus Bee. Bee mengambil pakaian suaminya di dalam lemari. Dia heran sendiri pada Bastian yang tiba-tiba manja, biasanya juga lelaki itu terlihat dingin dan menyebalkan. Wanita itu membantu sang suami memakai pakaian di tubuhnya. "Tuan, menunduklah badanmu terlalu tinggi," ucap Bee. "Bukan aku yang tinggi tapi kau yang pendek." Bastian mengangkat tubuh wanita kecil itu dan mendudukkan istrinya di atas meja rias. "Tua_" Bee benar-benar terkejut untung dengan cepat dia memeluk leher suaminya. Kalau tidak sudah pasti dia akan jatuh. Sejenak tatapan keduanya saling bertemu satu sama lain. Jantung Bee berdebar tak karuan, dia tidak memungkiri bahwa suaminya ini memang memiliki daya pikat tersendiri. "Hem, aku tahu kau mengan
last updateHuling Na-update : 2023-09-11
Magbasa pa

Pingsan

"Bee." Langkah kaki wanita itu terhenti ketika ada yang memanggil namanya. Bee menoleh dan tersenyum kearah Tata dan Chaca yang setengah berlari kearahnya. "Tata, Chaca," balas Bee. "Bagaimana nasibmu selama ini?" tanya Tata memutar tubuh Bee dan memeriksa apakah sahabatnya itu baik-baik saja. "Tata!" Bee merenggut kesal. "Kau pikir tubuhku baling-baling apa?" protes wanita itu lagi. "Hem, aku hanya memastikan kalau kau baik-baik saja, Bee," ketus Tata memutar bola matanya malas. "Ck, memang kau pikir aku kenapa?" tanya Bee sinis. "Sudah. Sudah, jangan bertengkar lagi," sanggah Chaca. "Bagaimana kalau kita ke kantin dan sarapan saja?" saran gadis cantik tersebut. "Aku sudah kenyang," sahut Bee. Tata dan Chaca kompak melihat kearah Bee. Tak biasanya sahabat mereka itu menolak makanan, Bee tipe orang rakus dan hobby makan. Baginya, makan adalah cara mengekspresikan diri terhadap karya tangan orang lain. "Kau yakin, Bee?" Bee membalas dengan anggukan. Beberapa waktu ini nafsu
last updateHuling Na-update : 2023-09-13
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status