Home / Romansa / Istri Kecil CEO Dingin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kecil CEO Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

121 Chapters

Bab 31. IKCD.

"Tuan Muda!" Bik Liam membungkuk hormat ketika melihat Bastian ada di depan pintu kamarnya. "Di mana istriku?" tanya Bastian dengan tangan yang dia masukan di dalam saku celananya. "Ada di dalam, Tuan. Silakan masuk!" ucap Bik Liam sopan. Bastian masuk ke dalam kamar pelayan tersebut. Hatinya teriris sakit melihat sang istri yang terlelap di atas kasur tipis. Perasaan bersalah menyeruak masuk ke dalam rongga dadanya. Lelaki itu duduk di bibir ranjang. Tangannya mengulur menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah sang istri. "Apa saja kegiatannya seharian ini, Bik?" tanya Bastian. "Tadi Nona meminta saya membuatkan rujak mangga muda, Tuan," jawab Bik Liam. "Rujak mangga muda?" ulang Bastian sekali lagi. "Iya, Tuan. Nona sangat ingin makan mangga muda," sahut Bik Liam lagi. "Apa dia makan banyak?" "Lumayan banyak, Tuan. Sekitar lima buah," ucap Bik Liam."Apa? Lima buah? Banyak sekali!" protes Bastian. "Maaf, Tuan. Saya hanya mengikuti keinginan Nona Muda," jawab Bik Liam
last updateLast Updated : 2023-09-21
Read more

Bab 32. IKCD

Bastian menempelkan kain basah di kening istrinya. Wajah lelaki itu tampak gelisah tak menentu. Bagaimana kalau wanita itu menderita sakit yang parah? "Julio, cepat panggilkan dokter!" perintah Bastian. "Baik, Tuan." Bastian menatap wajah teduh istrinya. Wanita itu mengigil kedinginan tetapi keringat mengucur di dahinya. "Ini akibat kau keras kepala. Sudah kukatakan jangan tidur di kamar pelayan," omel Bastian yang tak mampu menutupi kecemasan di wajahnya. "Tuan, bisakah jangan mengomel dulu. Kepalaku semakin pusing mendengar ocehanmu," sarkas Bee yang masih sempat-sempatnya berbicara padahal kondisinya memprihatinkan. Bastian mendelik mendengar suara Bee. Padahal wanita itu terpejam, kenapa bisa bersuara? "Hem, buka matamu!" suruh Bastian. Lelaki itu sedikit gugup, takut ketahuan jika dia mengkhawatirkan istri kecilnya. "Mataku berat, Tuan. Seperti di timpa benda," keluh Bee yang masih enggan membuka matanya. "Apa yang kau lakukan di sini, Tuan? Kenapa masuk ke dalam kamar pe
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Bab 33. IKCD

Bee berdecih mendengar kata sang suaminya. Lelaki itu dengan mudah mengatakan bahwa dia adalah miliknya. Tetapi kenapa Bastian masih berani membawa wanita lain di dalam kehidupan rumah tangga mereka? "Hem, tak ku sangka kau pandai juga berbohong, Tuan," sindir Bee. "Berbohong?" Kening lelaki itu mengerut. "Iya. Kau mengatakan aku milikmu. Tetapi kau masih berani membawa orang lain di dalam rumah tangga kita." Ucapan Bee mencelos dan menusuk ke dalam hati lelaki tersebut. Dia tidak menyangkal karena apa yang di ucapkan oleh sang istri memang benar adanya. "Jangan terlalu serius, Tuan. Aku hanya bercanda." Bee tertawa garing. Lebih tepatnya mentertawakan kebodohannya sendiri. Bastian tak banyak bicara. Dia membungkus tubuh Bee dengan handuk lalu menggendong wanita itu keluar dari kamar mandi. "Tunggu di sini. Mulai sekarang semua pakaianmu aku yang atur," ucap Bastian meletakkan wanita itu dengan pelan di kursi meja rias. "Ck, mana bisa begitu, Tuan," protes Bee. "Menurut saja
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

Bab 34. IKCD.

"Ayo, Sayang. Makan yang banyak!" Alena menyuapi hendak menyuapi Bastian. "Alena, jangan begini. Aku bisa makan sendiri!" tolak Bastian menepis tangan Alena. Alena merenggut kesal. Wanita itu melipat kedua tangannya di dada dan merajuk. Dia menatap Bastian jenggah. Lelaki itu benar-benar berubah, dulu saja mantan tunangannya itu memperlakukan dia seperti ratu. Kenapa sekarang malah seperti babu? "Bas_""Makanlah, Alena. Pekerjaanku masih banyak," sergah Bastian. Kenapa tidak seperti dulu? Ada sesuatu yang hilang setelah sekian lama berlalu, apakah perasaannya mulai berubah pada wanita tersebut? "Ayolah, Bas. Aku ingin menyuapimu," ujar Alena dengan tatapan manjanya. Bastian tak menanggapi. Tatapan matanya tertuju pada sang istri yang berdiri tenang di samping Bik Liam. Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat, tidak. Dia tidak akan melepaskan Bee sampai kapanpun walau wanita itu merenggek ingin minta di lepaskan. "Pelayan, ambilkan minum!" pinta Alena menggulurkan gelasnya di depan
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

Bab 35. IKCD.

Bee memutar bola matanya malas mendengar ucapan Bastian. "Kau yakin, Tuan? Lalu bagaimana dengan kekasihmu?" tanya Bee ketus. Entahlah, dia tidak suka menyebut nama kakaknya itu. "Kenapa? Kau cemburu?" goda Bastian menatap wajah Bee jahil. Bee langsung gugup. Jangan sampai ketahuan bahwa dia sedang cemburu saat membicarakan tentang kakaknya tersebut. "Si-siapa yang c-em-buru?" kilah Bee memalingkan wajahnya kesembarangan arah. Bastian terkekeh pelan. Kenapa dia suka sekali melihat wajah Bee yang cemburu seperti itu? Sejenak keduanya terdiam. Bastian menatap bulu mata lentik sang istri. Jantungnya berdebar dan berdegup kencang, entah apa yang dia rasakan? Kenapa rasanya sebahagia ini bisa berada di dekat Bee. Sementara wanita itu tak mau berharap banyak, walau Bastian meminta agar membatalkan surat perjanjian mereka. Namun, dia tahu jika pria tersebut belum menerima dirinya sebagai seorang istri. "Aku baru sadar, Tuan. Selama ini kau tidak mencintaiku. Biarkan aku pergi. Kembali
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Bab 36. IKCD.

"Ck, kau makan seperti rebutan saja," sindir Bastian. Lelaki itu bergidik ngeri melihat cara makan istrinya yang seperti orang yang sesat. Apalagi dengan bibir belepotan seperti itu. "Aku lapar sekali, Tuan. Aku tidak sempat makan karena kebanyakan makan hati," celetuk Bee. Bastian langsung terdiam dan menatap istrinya dengan perasaan bersalah. Apa dia memang egois karena sudah membawa Alena ke dalam rumah tangga mereka. "Maaf," ucap Bastian pelan. "Kenapa harus minta maaf, Tuan Suami? Kau tidak salah!" Bee melemparkan sebyum miris. Wanita itu kembali melanjutkan makannya. Sejak hamil dia memang sedikit rakus dan ingin makan hal yang aneh-aneh. "Tuan, bolehkah aku minta mangga muda?" pinta Bee seraya menampilkan wajah menggemaskannya. "Tidak," tolak Bastian tegas. "Ck, kenapa tidak? Aku sangat ingin makan buah itu, Tuan!" renggek Bee menarik jas suaminya dengan manja. Bastian memejamkan matanya lalu mengembuskan napasnya sabar. Dia harus sabar, kata Julio tidak boleh emosi k
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Bab 37. IKCD.

Alena turun dari mobil. Senyum wanita itu mengembang ketika sampai di depan sebuah rumah mewah. Dia tahu bahwa lelaki itu akan selalu memperlakukannya dengan baik. "Silakan masuk, Nona!" Alena mengangguk. Lalu berjalan masuk ke dalam sana. Beberapa kali wanita itu berdecak kagum menatap interior rumah tersebut. Mewah, elegan dan megah. Semua fasilitas ada. Dia merasa seperti sedang berada di luar negeri. "Ini rumah Anda, Nona," ucap pria tersebut. "Di mana Bastian?" tanya Alena tampak bahagia. "Maaf, Nona. Tuan hanya meminta kami agar mengantar Anda ke sini. Nanti Tuan akan menemui Anda," jelas pria tersebut. Alena mengangguk. Dia sudah bahagia karena mendapatkan rumah sebesar ini. Baginya, ini lebih dari apapun. "Kalau begitu saya permisi, Nona," pamit pria tersebut. Wanita itu tak menanggapi. Dia merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil tersenyum seperti orang gila. Bayangan Bastian terngiang di kepalanya. "Untung saja Bastian masih mau memberikan aku kesempatan. Kalau tidak
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Bab 38. IKCD.

"Santa, aku mohon maafkan aku. Jangan tinggalkan aku!" mohon Eric berlutut di depan kaki istrinya. "Aku tidak mau bercerai darimu. Izinkan aku memperbaiki semua kesalahanku," ucapnya tanpa peduli lagi dengan rasa gengsi. Dia hanya berharap bisa mendapatkan maaf dari istri yang begitu dia cintai ini. "Untuk apa, Eric? Apa luka yang kau turihkan bisa terobati ketika aku memberimu maaf?" Santa menatap suaminya sinis. Wanita berkelas itu berdiri dari duduknya. Keputusannya untuk berpisah dari sang suami sudah bulat. Dia tidak bisa bertahan dengan lelaki yang tak bisa memegang komite kesetiaan. Apalagi suaminya sudah memiliki anak dari wanita lain, siapa yang akan terima? Dia jelas tidak suka hal tersebut. Dia tidak ikhlas, apalagi mengingat wajah pelakor yang sudah menghancurkan hidup suami dan anaknya. "Sampai bertemu di pengadilan. Aku harap kau hadir." Dia meletakkan amplop berwarna putih di atas meja. Eric luruh di atas lantai. Apakah benar-benar sudah tak ada lagi kesempatan untu
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Bab 39. IKCD.

Santa menatap vila mewah Bastian. Dia jarang sekali datang ke sini, lantaran hubungannya dengan Bastian yang memang tidak baik-baik saja. Apalagi anak lelakinya itu sejak dulu memang sudah mandiri. "Selamat datang, Nyonya," sapa para pelayan membungkuk hormat dan menyambut kedatangan ibu dari tuan muda mereka. "Apa ada menantuku?" tanya Santa. "Nona muda ada di dalam, Nyonya," sahut salah satunya.Santa sangat ingin bertemu dengan Bee. Awalnya dia terkejut ketika mengetahui bahwa putranya telah menikah. Maka dari itu dia cukup penasaran, wanita hebat seperti apa yang mampu meluluhkan gunung es tersebut. "Silakan masuk, Nyonya!" Santa berjalan masuk. Suasana vila tampak nyaman. Apalagi di suguhkan dengan bunga-bunga yang berjejeran di sekitar vila. Anak sulungnya itu memang kaya raya dan memiliki segalanya. Terlihat dari kualitas bangunan mewah itu. Santa melihat seorang wanita yang duduk di sofa ruang tamu sambil menatap kearah televisi yang berukuran besar tersebut. Dia sedang
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Bab 40. IKCD.

Bram masuk ke dalam mobil dengan menggerutu kesal. Sudah kesal makin kesal karena bertemu dengan gadis menyebalkan tadi. "Jalan, Win!" perintahnya. "Baik, Tuan." Bram tampak komat-kamit seperti dukun baca mantra. Awas saja kalau dia bertemu dengan gadis itu lagi, dia akan membuat perhitungan karena sudah berani bermain-main dengannya. "Bagaimana hubungan Kak Bastian dan Alena?" tanya Bram. "Apa ada ciri-ciri Kak Bastian menceraikan Bee?" sambung Bram penuh harap. Semoga saja Bastian memilih Alena dan Bram memiliki kesempatan untuk merebut hati Bee agar jadi miliknya. Herwin menggeleng, "Menurut penerawangan saya. Sepertinya Tuan Bastian tidak akan menceraikan Bee. Apalagi nona muda sedang hamil," jelas Herwin."Apa? Bee hamil?" ulang Bram sekali lagi."Iya, Tuan. Usia kandungan nona memasuki bulan kedua."Suara Herwin terdengar remang-remang. Seluruh tubuh Bram seketika melemah. Aliran darah dalam tubuhnya seakan berhenti mengalir. Hancur, lebur. Semua harapan yang dia tanamkan p
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more
PREV
123456
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status