Semua Bab Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja: Bab 361 - Bab 370

372 Bab

362

Jam sebelas malam, Bram langsung mengajak Frans keluar, lagi pula dia juga tidak bisa tidur pada saat-saat seperti ini. Hari yang ditunggunya akhirnya datang, ketegangan jelas menyelimuti suasana hatinya. "Di mana mereka menyekap Dhea?" tanya Frans "Di daerah tanjung Priok. Kita akan langsung ke sana." "Kita langsung serang aja." "Kau datang ke sini mau mengacau? kita akan mengikuti rencana mereka." "Ngomong-ngomong siapa mereka?" "Orang-orang yang diatur oleh Adi." "Apa kau yakin mereka bisa mengalahkan Antonio? Aku baru saja mendapat kabar dari teman geng mafiaku di sini, mereka sekarang tengah beroperasi disewa oleh seseorang yang cukup berkuasa, kalau tidak aku bisa menyewanya untukmu." "Geng siapa lagi yang kau bicarakan?" "Geng Zeus, dia geng paling berkuasa di jakarta." "Tidak bisakah kau tidak lagi berhubungan dengan para geng seperti itu? ingat, kau bilang akan insyaf." "Ya, aku hanya memanfaatkan jasa mereka. Tapi sayang mereka sudah disewa." "Kau bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

363

"Eits, sebentar! kita harus memikirkan strategi bagaimana sampai ke sana? gak lihat gerombolan itu berkumpul? mereka siap menebas siapa saja yang mencurigakan," peringat Frans mencengkeram lengan Bram yang sudah tidak sabaran akan pergi ke rumah itu. "Jadi kita harus bagaimana? Dhea pasti sudah sangat menderita di sana," ujar Bram dengan nada putus asa. "Jangan gegabah, bukannya kita menolongnya yang ada malah kita yang mati konyol." Frans mengeluarkan tas ransel kecil yang dari tadi tersemat di punggungnya dan mengeluarkan benda dari sana, itu adalah teropong jarak jauh yang sudah dia persiapkan "Aku datang dengan persiapan, punya akal itu dibuat mikir." Bram hanya berdecak sebal Mendengar nada ejekan dari lelaki ini. "Lihat, itu siapa yang berada di balkon. Dia juga tengah mengamati sekitar dengan teleskop." "Mana?!" Bram langsung merampas teleskop yang sedang digunakan oleh Frans. Jarak rumah berpilar kepala naga itu cukup jauh, sekitar empat ratus meter dari tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

364

Ketika Lingga datang, mereka berdua menjadi lebih bersemangat, apalagi Lingga datang menggunakan motor Ninja sport yang menampilkan kejantanan dan keberaniannya. Orang-orang yang berkumpul di sana langsung curiga dengan kedatangan Lingga yang misterius, tetapi kedatangan Lingga juga teralihkan dengan kedatangan beberapa mobil sedan hitam yang datang dengan kecepatan tinggi dengan suara mendecit dari gesekan roda dan aspal. "Siapa mereka?" seru Frans dengan sikap waspada. "Sepertinya rombongan Adi sudah datang," jawab Bram ketika melihat siapa yang keluar dari mobil paling depan. "Sepertinya akan ada pertempuran besar, Ayo kita ke sana!" "Tunggu! urusan pertempuran di luar, itu urusan Adi. tugas kita hanya menyelamatkan Dhea. Cepat kita cari kesempatan!" "Kau benar, Bram. Aku akan memanggil Lingga!" Suasana semakin riuh dan mencekam. Kedatangan rombongan Adi benar-benar memprovokasi massa yang berjaga. Frans terbelalak ketika melihat rombongan bertato itu merangsek ke ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

365

"Sini, Kamu!" Dhea meringkuk ketakutan mana kala tiga orang lelaki mendatangi kamarnya dengan wajah beringas. Dengan kasar tangannya dicengkeram dan ditarik paksa, agar mengikuti langkah lelaki itu. "Mau ke mana?" tanya Dhea dengan suara keras yang dipaksakan. "Jangan banyak tanya!" Dhea hanya pasrah mengikuti langkah cepat lelaki itu, tubuhnya sedikit goyah karena kurang tenaga. Dulu dia mudah saja melawan lelaki seperti ini walaupun hanya sendirian. Tetapi efek tidak diberi makan cukup selama dua Minggu cukup melumpuhkan semua tenaganya, mana bisa dia melawan lagi. Lelaki yang mencekeram tangannya juga tidak peduli apakah dia kesusahan mengikuti langkahnya atau tidak, dia terus saja diseret walaupun kepayahan. Apalagi ketika menuruni tangga, tubuhnya hampir saja terjerembab ke bawah jika saja cengkeraman lelaki itu tidak kuat. "BERHENTI!!!" lelaki itu berteriak ketika sampai di bawah anak tangga. Dhea melebarkan matanya melihat pemandangan di lantai satu, bukan kar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

366

"Niko, cepat kacak ke mana perginya mobil yang membawa Dhea!" perintah Bram melalui sambungan telepon. Untung saja Bram mengingat nomor plat mobil yang membawa Dhea tadi, jadi bisa sekalian meminta Niko untuk melacaknya. "Baik, Bos!" Niko yang selalu stanby di markas langsung melaksanakan perintah Bram. dalam beberapa menit dia sudah mengetahui nomor plat tersebut. "Bos, nomor plat mobil ini palsu. Ini nomor plat mobil keluaran tahun 1978, mobilnya bahkan sudah jadi rongsokan. Plat aslinya mungkin sudah dicopot." "Mobilnya BMW, apa tidak bisa dilacak?" "Iya, mobil keluaran 1978 ini juga BMW. bahkan nama pemiliknya sudah mati." Bram mendengus kesal, sungguh sial sekali nasibnya. Adi yang ada di sampingnya hanya bisa terdiam dan fokus menyetir, semntara Lingga yang duduk di kursi belakang sibuk menjaga Frans. Mobil yang dikendarai Adi dengan cepat sampai di rumah sakit terdekat, paramedis segera membawa blankar dan membawa tubuh Frans ke ruang gawat darurat, ketiga orang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

367

Tit .... tit ... tit .... Suara monitor terdengar teratur, sepasang mata tiba-tiba membuka, menatap lurus ke arah plafon. Bunyi monitor itu terdengar begitu mengganggu. "Masyaallah! kamu sudah bangun, Sayang?!" Suara itu mengagetkannya, dia menoleh dan mendapati seorang lelaki berpenampilan kuyu dengan sepasang mata yang memerah. di mana ini? "Alhamdulillah, kamu sudah sadar. Aku benar-benar cemas!" Perlahan-lahan kesadaran muncul pada diri wanita ini, bayangan terakhir sebelumnya. Dia berada di dalam mobil bersama lelaki brengsek Abimanyu. Perdebatan di dalam mobil itu membuat lelaki itu murka dan menodongkan pistol ke arahnya, namun belum sempat peluru itu dimuntahkan, mobil tiba-tiba terguncang hebat, seperti terbentur dengan kuat sehingga dia kehilangan keseimbangan dan terpental ke depan dengan kuat, kepalanya bahkan membentur dasbor mobil membuatnya tidak sadarkan diri. "Di mana ini?" akhirnya dengan susah payah dia mengeluarkan suara. "Kamu di rumah sakit, Sayang. Sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

368

Sudah sebulan berlalu, luka Dhea sudah mulai sembuh. Wanita itu sudah belajar berjalan satu dua langkah, hanya saja masih terasa sakit akibat patah tulang itu. Dia lebih banyak bergerak dengan kursi roda, jadwal terapi jalan dilakukan seminggu dua kali. Perusahaan juga sudah stabil, dua hari setelah tragedi penyerangan itu, Niko segera memulihkan saham perusahaan, Arjuna kini menjabat sebagai direktur utamanya dan Bram mengambil alih komisaris. Arjuna yang dulu sering menolak diberi wewenang puncak jabatan, kini terpaksa mengambil alih demi keluarga kakaknya yang memang butuh banyak perhatian. Bram juga ke kantor hanya dua kali seminggu, dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk menemani istrinya berobat, Arjuna yang masih belajar hanya menghubunginya untuk berkonsultasi jika mengenai pekerjaan dan keputusan yang harus diambil. Kedua keluarga pamannya juga kini tidak meributkan kembali mengenai perusahaan, apalagi Siska sepupunya juga kini sibuk mengurus pernikahannya dengan seora
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

369

"Bang, aku kangen banget sama Angga, kapan aku akan bertemu dengannya?" keluh Dhea ketika malam tiba, dia benar-benar tidak bisa tidur memikirkan anaknya itu. "Sabar, Sayang. Keberadaan Abimanyu belum diketahui, lagian pendukungnya mafia Antonio juga melarikan diri ke Colombia." "Apa Abimanyu juga ikut melarikan diri ke sana?" "Belum bisa dipastikan. Orang-orang GIR akan menyelidikinya. Kamu sabar, ya? Sekalian sembuhkan dulu kaki dan bahumu, biar bisa menggendong Angga." "Ayah nanyain terus, kapan kita ke sana. Mereka akan menyiapkan pesta resepsi pernikahan kita." "Menunggu kepastian dari GIR, ya? kalau memang Abimanyu pergi ke Colombia, tentu situasi akan lebih aman. Kalau dia masih di sini, aku takut terjadi apa-apa pada kalian." "Iya, baik, Bang. Aku akan menuruti apa yang kamu katakan, tapi tolong pikirkan apa yang aku rasakan." "Setiap saat, yang dipikiran Abang hanya kebahagiaan dan keselamatan kamu dan anak kita, Sayang. Maaf, ya? Abang belum bisa memberi kebaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

370

Setelah seminggu, Dhea dan Bram kembali dari ke tanah suci. Mereka segera kembali ke kediaman Bram, Dhea yang belum bisa berjalan, dengan kekuatan lengan Bram masih dibopong menuju ke kamarnya yang kini berada di lantai bawah. "Sayang, Istirahatlah. Besok kita akan kembali menerapi kakimu agar lebih kuat untuk berjalan. Sania akan bulan madu selama sepuluh hari lagi, nanti setelah dia pulang, kita jiga pulang ke Batam." "Iya, Bang. Aku harus semangat berlatih jalan." Hanya memikirkan Angga membuat Dhea semakin semangat berlatih jalan, seminggu kemudian dia sudah bisa memakai satu Kruk untuk berjalan, dia tidak mau lagi memakai kursi roda. "Dhea! Aku sudah pulang!" teriak Sania sambil berlari memeluk wanita yang tengah berdiri disangga Kruk. "Loh, kok sudah pulang? katanya sepuluh hari di sana? ini baru tujuh hari." "Iya, aku sudah kangen sama tanah air." "Ish, basi banget alasanmu." Sania malah tertawa lebar, kerudung warna hitamnya yang terpasang di kepalanya membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

371

Setelah sampai di rumah nenek, halaman rumah nenek yang luas sudah terpasang tenda dengan dekorasi yang sangat mewah, dengan dominasi warna biru laut, biru muda dan putih. Perpaduan warna-warna itu tampak begitu indah dan elegan, bahkan ada bunga-bunga segar sebagai dekorasi. "Ini, dekorasi acara peringatan kematian apa kawinan, sih? kok mewah banget begini?" tanya Dhea yang membuka jendela mobil dan menatap ke arah halaman rumah nenek. "Sebentar, aku keluar dulu. Kamu jangan keluar dulu." "Eh, kenapa?" Bram tidak menjawab pertanyaan istrinya, dia bergegas turun dan membuka pintu istrinya, dengan sigap lelaki itu langsung menggendong istrinya ala putri. "Eh, kenapa di bopong? itu Kruk aku ketinggalan di mobil," seru Dhea yang langsung mengalungkan kedua lengannya di leher suaminya takut terjatuh. "Selamat datang, Pak Bram, Bu Kamelia ...." Dhea menatap semua orang yang menyambut kedatangannya di gerbang masuk rumah. Mereka memakai seragam batik yang sama, seperti pelayan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
333435363738
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status