POV Dinda"Sudah jam 9 tidak datang juga. Aku yakin sekali, Ardy tidak mungkin datang," kata Mas Angga sambil membalik ayam yang tengah dipanggangnya. Di samping Mas Angga, Sisil mengangguk."Iya, udah bisa ditebak," ucapnya."E-eeh, kalian ini, gak boleh begitu. Mungkin belum," kata Bunda yang tengah mengupas timun dengan Bu Delima. Tak jauh dari sini, tampak Andika dan Andini sedang mainan dengan Shelin, Ian dan Deri. Entah apa yang dikatakan Andika pada anak-anak, tapi anak-anak tampak tertawa-tawa dengan riang."Ini sudah jam 9 lewat dua puluh menit. Kalau niat datang, pasti datang," sahut Mas Angga. Dia mencubit daging ayam yang dipanggangnya kemudian menyuapkan ke bibirku."Enak?" tanyanya memandangku. Itu membuat Bunda menggelengkan kepala."Ga, Dinda jangan diberi ayam bakar terus," kata Bunda saat Mas Angga mengulurkan paha ayam bakar padaku. "Din-daa, habis itu sudah, yaa? Kamu gak boleh makan banyak-banyak, kan lagi hamil. Bunda perhatiin kamu sudah makan banyak, ada kala
Baca selengkapnya