Share

97

POV Yana

Aku mematikan HP dengan tujuan agar Dinda tak menghubungiku lagi. Gara-gara kejadian tadi sore, tubuhku terus saja panas dingin. Aku menarik selimut lalu menenggelamkan tubuh ke dalamnya. Bayangan saat Pak Rama tiba-tiba menciumku di rumahnya, juga di mobil, terus saja membayang di benakku. Itu membuatku panas dingin sekaligus jengkel. Bisa-bisanya dia main nyosor! Aku tentu saja sangat kaget maka aku langsung mendorongnya, tapi dia malah menggenggam kedua tanganku, memaksa menciumku. Sungguh itu membuatku kesal, juga takut padanya.

Aku menggelengkan kepala kuat mencoba mengusir bayangan itu, namun tak juga minggat. Sumpah, aku kesal sekali pada dosenku itu. Gara-gara aku meninjunya, dia bilang bahwa aku gak punya tata krama, tapi apa? Dialah yang gak punya tata krama! Main nyosor aja. Ih, aku jengkel sekali. Aku menyentak selimut hingga jatuh ke bawah lalu aku duduk, melempar bantal ke dinding karena kesal.

Tok tok tok tok

Aku menajamkan pendengaran, lalu mendongak menatap j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status