All Chapters of MENIKAHI MANTAN SUAMI TAJIR MELINTIR DEMI PUTRIKU: Chapter 121 - Chapter 130

122“Vivi ….” Elsa berteriak dan langsung membuka pintu rumah itu tanpa meminta izin, mengucap salam atau apa pun yang seharusnya dilakukan seorang tamu. Kekhawatirannya telah membuatnya seperti orang tak beretika.Wanita itu langsung membuka pintu dan ingin menghambur ke dalam. Namun, beberapa detik setelah pintu yang belum dikunci itu terbuka, ia hanya mematung di ambang pintu. Tubuhnya serupa patung yang membatu. Kakinya seolah terpahat ke bumi. Pandangannya lurus ke dalam rumah di mana beberapa orang tengah berkumpul di sana.Abyasa yang menyayangkan sikap gegabah Elsa, gegas berlari menghampiri sang istri. Dipeluknya Elsa yang masih membeku di ambang pintu. Sekilas Abyasa melirik ke dalam rumah di mana para penghuni di dalamnya juga mendadak terpaku. Mereka kaget tiba-tiba pintu rumah ada yang membuka.Laki-laki muda yang tidak lain Jaka, tengah memangku anak laki-laki berusia sekitar dua tahun yang sepertinya sedang digodanya. Ada wanita paruh baya, wanita yang lebih muda, dan e

124 Tatapan sepasang insan saling bertaut hingga tak ingin saling melepas, deru napas saling menyapu wajah yang sama-sama saling mendamba. Detak jantung dari tubuh yang saling menempel seolah saling bersahutan. Suhu ruangan menjadi lebih panas. Padahal suhu Bandung tengah dingin-dinginnya. Terlebih di malam hari. Lingkaran di leher Abyasa tak ingin terlepas dari sepasang tangan padahal tubuh itu sudah mendarat di atas peraduan. Malah tatapan semakin mengunci seolah tak ingin saling melepaskan lagi. “Elsa,” panggil Abyasa setelah sekian lama mereka dalam posisi ini hingga punggungnya pegal karena terus membungkuk. Ia ingin melakukannya malam ini, tetapi tak cukup keberanian untuk meminta. Takut menyakiti sang wanita yang tengah dirundung duka. Ia ingin jika pun mereka harus melakukan malam ini, Elsa sendiri yang memintanya. “Iya, Mas.” Sayangnya, Elsa pun hanya menjawab dengan singkat. Setelahnya, tak ada lagi suara. Hanya deru napas keduanya yang saling menerpa wajah masing-masing.

126“Mas ….” Elsa mendesah panjang saat Abyasa sudah berhasil membuatnya melayang sampai nirwana. Meninggalkan sejenak kegundahan hati akibat sang anak yang entah di mana keberadaannya. Bukan tidak ingat jika ia akhirnya memutuskan menyerahkan dirinya kepada Abyasa malam ini. Ia berharap dengan penyatuan ini ikatan di antara mereka semakin kuat hingga lebih tangguh menghadapi segala kemungkinan.Tangan Elsa meremas kuat otot-otot lengan Abyasa yang basah dan licin akibat peluh yang membanjir. Napasnya memburu. Mulutnya sejak tadi berisik penuh damba, dan lenguhan panjang yang menjadi puncak meledaknya sesuatu yang mendesak itu menandakan jika sang lelaki telah berhasil membuatnya mencapai puncak.Elsa memejam beberapa saat setelah tubuhnya tadi menegang. Menikmati desiran-desiran indah seiring hasrat yang baru saja terpuaskan. Sesuatu dalam dirinya terasa meledak setelah sensasi demi sensasi indah efek aksi sang suami mengantarnya hingga ke sana. Sesuatu yang lama tidak ia rasakan set

128“Sudahlah, jangan masukkan hati perkataan Adrian yang busuk itu. Jangan sampai mentalmu semakin down. Ingat, kita harus fokus menacri Vivi saat ini.” Abyasa membelai rambut Elsa yang terbenam dalam pelukannya. Diciumnya pucuk kepala itu lama dan dalam.Bila menyebut sakit hati, ia pun sama. Bahkan lebih sakit mungkin. Ada laki-laki yang mengatai wanitanya dengan begitu buruk. Padahal ia yang paling tahu wanita seperti apa Elsa.Dulu, saat menikahinya untuk pertama kali, ternyata Elsa masih virgin. Padahal ia hidup di jalanan. Orang lain, bahkan dirinya dulu mengira jika Elsa pastilah menjalani kehidupan bebas di jalanan. Terlebih saat dengan terang-terangan menjejalkan diri padanya. Padahal ternyata wanita itu melakukan semuanya karena mencari perlindungan.Kini, bahkan dirinya harus menunggu berbulan-bulan untuk memilikinya lagi. Selain karena traumanya yang menjadi kendala, Elsa yang terus jual mahal juga sulit ditaklukan. Jadi, saat Adrian berkata demikian, tentu saja ia tidak

130“Ibu?” Elsa bergumam lirih dengan tatapan memicing tak percaya melihat sosok wanita paruh baya berpostur mungil yang tengah berdebat dengan laki-laki yang seharian ini terus membuntuti dirinya dan Abyasa.Untuk beberapa lama ia mematung di tempatnya. Mencoba mencerna apa yang tengah terjadi hingga saat ia bisa menguasai dirinya, kakinya gegas mendekat.Sebelum Elsa tiba, wanita yang masih berdebat sudah menyadari kehadirannya, hingga ia yang menyongsong.“Elsa ….” Pekiknya seraya menghambur memeluk tubuh Elsa dengan kuat hingga nyaris terseret mundur beberapa langkah.Elsa mengerjap bingung. Sungguh, ia merindukan sang ibu yang sebenarnya sejak kecil mereka tidak hidup bersama dan baru bertemu saat ia menjadi istri David. Namun, entah kenapa saat dipertemukan dalam keadaan seperti ini, ia malah bingung seolah tidak suka bertemu lagi. Baginya, ada banyak misteri di balik pertemuan tak terduga ini.“Elsa, aku yakin jika ibumu ini yang sudah membawa Vivi. Buktinya ia tiba-tiba saja d