Home / Romansa / Hubungan Gelap / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Hubungan Gelap: Chapter 141 - Chapter 150

210 Chapters

Bab 141 Pinggangnya Memang Cukup Kecil

Takut Suzy akan melihat kejanggalan ini, Callista tidak berani bergerak. Dia berdoa dalam hatinya agar Jason tidak menjadi gila di sini.Callista seperti tali kencang yang bisa terputus cukup dengan pukulan kecil saja.Ketika eskalator perlahan naik dan sampai di lantai dua, Callista akhirnya bernapas lega. Baru saja, dia hendak menginjaknya. Tiba-tiba dari belakang ditabrak yang membuat Callista terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang. Jason dengan santai melewatinya dan berdiri di depannya, sambil tersenyum tanpa merasa bersalah, "Kamu berjalan terlalu lambat." Callista menunduk dan tidak berbicara, pinggangnya masih terasa sakit dan berdenyut karena tertabrak dan ujung telinganya memerah.Suzy masih berpikir Callista marah dan berkata dengan kesal, "Kak Jason, kamu jangan terlalu tidak sopan. Kamu hampir menjatuhkan Callista." Jason mengangkat telapak tangannya di depannya, "Yah, ini salahku." Melihat toko pakaian wanita, mata Jason beralih penuh luapan kegembiraan dan dia
Read more

Bab 142 Callista Tertahan di dalam Kamar Pas

Callista hampir meledak emosinya, apalagi tidak dapat bersuara terlalu keras.Bagaimana Callista bisa melupakan betapa nakalnya pria ini.Setiap kali menyinggung Jason, pasti akan berakibat buruk.Callista menurunkan volume suaranya, lalu dengan lirih berucap, "Kemarin Aku salah, aku minta maaf. Lain kali, aku tidak akan berani seperti itu lagi." "Permintaan maaf seharusnya dengan cara yang benar.""Cara apa?" ujar Callista terhenyak.Jason melihat tangan Callista menutupi dadanya, langsung merengut tanpa harus berkata apa-apa lagi.Callista masih berusaha bertahan, ketika Jason tiba-tiba mengetuk dua kali di dinding yang terhubung ke pintu sebelah."Tok, tok!"Pupil Callista melebar dan dia hampir mengutuknya."Ada apa?"Suara Suzy mengikuti, "Apakah kamu sudah selesai mencoba?""Uh, tidak! Aku tak sengaja menabrak," ucap Callista."Tidak sakit, 'kan?""Tidak, Aku ...." Calistta tak mampu meneruskan perkataannya.Karena saat itu, Callista melihat Jason hendak mengetuk lagi. Callista
Read more

Bab 143 Apakah Tuan Jason Sudah Cukup Melihat?

Jason tidak peduli tentang memilih setelan pinggang terbuka itu dibanding dari beberapa set pakaian yang tergantung di kamar pas, "Aku mau melihat yang ini." Melihat Callista tidak bergerak, Jason mengangkat alisnya, "Atau kamu ingin keluar seperti ini?"Ciuman genit Jason melayang ke arah bahu Callista yang terbuka dan berujar, "Aku tidak ada masalah kalau kamu memang mau seperti ini."Callista tersedak. Dia memelototinya, lalu menarik pakaiannya dengan kuat dan menutupi tubuhnya.Pada saat ini, pria itu bersandar ke samping dan menonton dengan santai. Dari waktu ke waktu, dia juga membantu Callista saat memakainya.Namun, sangat jelas itu lebih terlihat menggoda daripada membantu.Seperti yang dikatakan Suzy, pakaian ini sangat cocok untuknya.Panjang tubuh bagian atas berada di atas garis pinggang dan ujung rok ketat membalut tubuh bagian bawah hanya memperlihatkan pinggang rampingnya.Keinginan saat melihat sisi terbuka itu sangat menggairahkan.Tatapan Jason tidak berkelit dari p
Read more

Bab 144 Kamu Tidak Ingin Kabur Lagi?

"Sudah lama sekali, kenapa Jason belum kembali?"Kalau ini adalah orang lain yang berani membiarkan Miriam menunggu, bahkan tidak datang lebih awal darinya saja akan membuat Nona ketiga Lopez ini marah besar. Di dunia ini, hanya Jason seorang yang bisa membuat Miriam menunggu Suzy melirik jam tangannya dan berkata, "Ya, Kak Jason memang sudah lama pergi." Suzy menatap staf toko dan bertanya padanya, "Ketika pria itu pergi, apakah ada mengatakan kapan dia akan kembali?""Hah?" Staf toko itu jelas kebingungan.Mata staf toko itu melirik ke arah kamar pas dan berkata dengan datar, "Maaf, Aku pergi ke belakang untuk merapikan konter, jadi aku tidak melihatnya." "Kamu untuk apa bertanya padanya?" kata Miriam mencemooh, "Sejak kapan Tuan Jason bisa memberi tahu staf toko." Tuan Jason.Staf toko itu tertegun sejenak saat mendengar nama ini.Ketika, staf toko itu teringat dari mana pernah mengetahui nama ini, dia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rasa takut di wajahnya.Staf toko
Read more

Bab 145 Sebentar Lagi, Akan Bertemu Dengan Sayangku

Callista membeku, karena Jason mengetahui niatnya.Callista sangat mengerti tentang bagaimana perlakuan Miriam terhadap Lusianti sebelumnya. Wanita yang sedang jatuh cinta itu sangatlah sensitif. Kalau Miriam melihat ada sedikit kejanggalan saja, akhir Callista itu tidak dapat dibayangkan lagi.Selain itu, Thomas telah mengatakan Suzy sering pergi ke konser ayahnya sebelum ini dan tidak tahu kapan pernah bertemu dengannya. Bom waktu semacam ini, kalau dapat dihindari, Callista pasti akan menghindarnya.Belum lagi ada juga Jason, seorang Tuan yang sukar ditangani. Benar-benar hal yang sangat berbahaya.Rencana Callista adalah menyelinap pergi setelah kepergian Jason, tetapi dia tidak menyangka Jason mengetahuinya.Callista tertawa kikuk karena malu, "Lihatlah apa yang Tuan Jason katakan, bagaimana mungkin aku kabur." Jason tersenyum dan berkata, "Ya, mungkin tidak. Kalau kamu kabur, aku akan marah dan mengatakan sesuatu ....""Ah, tapi ini tidak akan sepadan dengan yang telah kamu dapa
Read more

Bab 146 Hanya untuk dilihat oleh Tuan Jason Saja

Tatapan Miriam ke arah Callista segera menjadi beradu pandang, "Apa maksudmu?" Suzy takut Miriam akan salah paham, jadi dia dengan cepat menjelaskan.Akhirnya, Suzy berkata, "Callista harus berterima kasih kepada Kak Jason dan aku juga harus berterima kasih." Dengan menangkupkan kedua tangan, Suzy berterima kasih kepada Jason, "Terima kasih, Dewa rezeki, karena telah berbaik hati membelikan hadiah untuk kami." Callista mengikuti Suzy dan berkata, "Terima kasih, Tuan Jason." Seperti terperangkap dalam badai, Callista tidak bisa bersantai sedikit pun.Karena tatapan Miriam selalu tertuju padanya, seolah ingin memeriksa apakah dia ada hubungannya dengan Jason.Untuk menghilangkan kecurigaan Miriam, Callista berpura-pura dengan tenang mengambil cangkir air dan menyesapnya."Edbert suka aku menjadi sedikit lebih polos, jadi aku biasanya tidak memakai sebanyak ini. Kalau bukan karena rekomendasi dari Kak Suzy, aku tidak akan berani memakainya." Suzy menjawab sambil tersenyum, "Untuk ap
Read more

Bab 147 Panggil Aku, Suamimu

Jason tidak berbicara dan menyematkan lagi rokok ke bibirnya dengan wajah acuh tak acuh.Hati Suzy menjadi merasa bersalah dan tidak berani lagi berbicara.Suasana tiba-tiba menjadi dingin.Namun, Miriam tetap tidak peduli, dia sepertinya tidak terlalu merisaukan persoalan Susan serta kematiannya itu. Bahkan, dia merasa jengkel setiap masalah ini terungkit lagi.Callista diam-diam mengamati reaksi Jason saat suasana hening seperti ini. Dia ingin memata-matai sikapnya terhadap Susan Lopez.Namun Jason merokok tanpa bereaksi apa pun, sehingga Callista tidak bisa mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan pria itu.Puntung rokok ditekan di asbak dan Jason beranjak dari tempat duduknya, "Ayo, hari ini sampai di sini saja." Jason datang bersama Suzy dan Miriam yang juga ikut bangkit dari tempat duduk.Terutama Miriam, dia mengulurkan tangan untuk menarik Jason, setelah mendapat tatapan tajam dari Jason, Miriam menyerah.Miriam berkata dengan enggan, "Aku sudah lama berada di Kota Sakata dan b
Read more

Bab 148 Cara untuk Bersenang-senang Bukan Hanya Satu

Mendengar permintaan yang tidak masuk akal, wajah Callista berubah menjadi muram.Callista gemetar setengah mati karena takut ketahuan orang lain, sebaliknya Jason malah keenakan memainkan perannya dengan baik.Diam menandakan bentuk protes."Tidak mau panggil?"Jason yang berada di dalam mobil melihat ke arah kaca depan dan berkata, "Lihat ke arah kirimu."Mobil Jason kebetulan parkir tepat di belakang pilar. Tempat itu agak tersembunyi, sekilas memang terlihat kurang jelas. Akan tetapi Callista dapat melihatnya juga. Meski mobil itu terhalang oleh rerumputan dan pepohonan.Mendengar suara pintu mobil yang terbuka, Callista telah menyadari apa yang harus dia lakukan."Sampai jumpa nanti, su ... suamiku.""Pintar."Sebenarnya Jason tidak begitu ingin mendengarkan apa yang diucapkan Callista, dia hanya suka mempermainkan Callista. Jason tahu Callista sebenarnya tidak ingin melakukannya, tetapi Jason ingin melihat wajahnya yang tidak bisa menolak dan harus pasrah pada nasib.Namun dia cu
Read more

Bab 149 Memberinya Minum Anggur agar Mendapat Kebenaran.

Ketika Callista hendak mengambil anggur yang baru saja disajikan, Jason langsung mencegatnya.Jason secara pribadi menuangkan segelas anggur untuk Callista, "Cobalah."Aroma anggur yang disajikan dalam gelas wine terlihat sangat ringan.Callista menyesapnya sedikit, anggurnya terasa panas di tenggorokan, tetapi perutnya menjadi lebih hangat."Bagaimana?"Jason menatapnya sambil tertawa seolah dia telah lupa akan masalah yang sebelumnya.Callista dengan jujur berkata, "Bagus, hanya sedikit pedas.""Anggur ini harus dinikmati dengan perlahan-lahan, coba dicicip lagi."Jason menuangkan kembali anggur ke dalam gelasnya.Saat Jason sedang makan, Callista mulai meminum anggur yang diberikan Jason seteguk demi seteguk secara perlahan-lahan.Seperti kata Jason, pertama kali memang terasa pedas. Lama-lama aroma anggur yang ada di dalamnya terasa keluar, rasanya sangat lembut terkadang masih meninggalkan sisa rasa pahit.Anggur tetaplah anggur, baru minum dua gelas, dia menaruh kembali gelasnya
Read more

Bab 150 Katakan Kenapa Takut Pada Keluarga Lopez

Jason memanfaatkan situasi ini, dia membujuk Callista yang sudah mabuk berat untuk mengatakan hal yang sebenarnya.Jason bahkan tidak merasa sungkan, itu karena Callista tidak cukup waspada terhadapnya.Anggur yang disajikan Jason untuk Callista merupakan anggur khusus, jangankan orang biasa, bahkan pria yang kuat minum sekali pun tidak akan tahan hanya dalam beberapa gelas saja.Saat ini, pipi Callista memerah, lengannya berada di pundak Jason dalam keadaan lemas. Jika Jason tidak menopang pinggang Callista dengan tangannya, mungkin Callista sudah terjatuh ke lantai.Jason seperti membujuk anak kecil, sambil mengayun-ayunkan dia berkata, "Pintar. Ayo, katakan padaku? Aku akan menyayangimu."Suara wanita yang lembut dan manis seperti buah yang sudah matang berkata, "Aku takut Keluarga Lopez karena ....""Karena apa?""Karena ... karena aku takut kamu menikah dengan Miriam."Jason tertegun, lalu dia tertawa datar, "Apa yang kamu katakan?"Callista menabrakkan kepalanya ke dada Jason sam
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
DMCA.com Protection Status