Home / Pernikahan / Perselingkuhan berkedok Iba / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Perselingkuhan berkedok Iba: Chapter 41 - Chapter 50

74 Chapters

41. Dicaci maki habis habisan

"Tega apanya, wong kamu tak ingatkan tetep saja membangkang, melakukan cara agar Thika dihina. Thika itu sedang down mentalnya. Kenapa kamu tak mengerti sama sekali sih?" keluh Satria pada Shafira istrinya."Aku melakukan apa mas? Aku tak paham apa maksud ucapanmu.""Terus saja berkilah. Kamu kan yang menyuruh tante Ipung ngelabrak Thika?"Aini datang mendekat karena mendengar perdebatan dari anak dan menantunya."Ada apa ini kok ramai ramai?""Shafira ini bu, selalu mencurigai aku sama Thika. Dia nyuruh Tante Ipung ngelabrak Thika."Shafira menghembuskan nafas berat. Dia tak mau debat dengan sang suami. Percuma saja dia membela, toh akan terus disalahkan."Kamu jangan nuduh Shafira karena aku yang melakukannya. Ya, akulah yang menyuruh Ipung mengingatkan Thika agar tak mengganggu kehidupan rumah tanggamu!" seru Aini merasa kesal."Bu, bisakah-""Diam Satria. Sudah cukup ibu melihatmu seperti ini, tak akan aku biarkan si pelakor genit itu mengusik kehidupan anakku."Satria memandang p
Read more

42. Mabuk lagi?

Shafira sangat khawatir akan keadaannya saat ini. Darah terus menetes dari jalan lahir sang bayi. Sambil menahan rasa sakit, dirinya mendatangi sang suami yang kini tengah tidur. Shafira berkali kali menghubungi sang suami namun hasilnya nihil membuatnya begitu kecewa. Disaat seperti ini, Satria malah tak pulang. "Shafira, malam semakin larut tapi kenapa suamimu belum juga pulang?" tanya Aini mencemaskan anaknya. "Entahlah bu, aku sendiri juga tak mengerti," jawab Shafira menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit yang mendera. "Kamu kenapa kok meringis begitu? Kamu sakit?" "Ah, tidak bu" elak Shafira berbohong. Sebenarnya Aini merasa janggal namun dia tak mah menelisik lebih dalam, berlalu menuju dapur membuat segelas kopi untuk dirinya sendiri. Aini adalah seorang wanita yang tak bisa hidup tanpa kopi. Meski mempunyai darah tinggi, dia tetap minum kopi padahal kandungan kafein pada kopi diyakini bisa membuat tensi naik alias penyebab hipertensi. Tiap hari dia akan membuat seg
Read more

43. Butuh bukti bukan janji

"Mas, tunggu!?""Ada apa?!" tanya Satria ketus. Dirinya masih emosi, pengaruh alkohol yang begitu kuat.Yudha memberi kode pada Shafira untuk menghentikan niatnya dan membiarkan Satria pergi.Safira yang mengerti kemudian berkata, "tidak jadi Mas".Akhirnya Satria pergi meninggalkan Safira dan Aini."Bu, sekarang ibu istirahat ya," ucap Shafira memapah mertuanya masuk ke kamar. Dilihat jam di ruang tamu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Pintu yang tadi di rusak Satria, kini ditopang dengan kursi agar bisa tertutup. Tatapan Shafira beralih pada pecahan gelas yang berserakan di ruang tamu. Dengan pelan diambil dan dibuang ke sampah."Tess!"Air mata Shafira kembali jatuh tak tertahan."Kamu kenapa mas?""Apa rasa cintamu pada Thika yang membuatmu seperti ini?"Hati Shafira benar benar hancur saat ini. Dirinya tak tahu harus berbuat apa untuk menyadarkan Satria. Perubahan ini jelas terjadi setelah sang suami bertemu dengan Thika. Karena Thika, kehidupan rumah tangga Shafira jadi hancur
Read more

44. Minggir atau aku tabrak

"Apakah saya akan melahirkan?" tanya Shafira pada Bidan yang telah memeriksa kandungannya."Maaf bu Shafira, belum ada pembukaan. Jika dilihat dari buku KIA ini, sudah lewat HPL jadi seharusnya dia sudah waktunya lahir.""Lalu Bu?""Aku tadi telah memeriksa kandungan Anda, menurutku bayi anda sehat, tempo gerakannya aktif jadi kita tunggu saja satu atau dua minggu ini. Jika lebih dua minggu, Anda harus segera ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut."Shafira mengangguk paham, ada rasa takut dan kecewa di dalam hati. Dia pikir hari yang ditunggu tunggu datang juga, ternyata dia terlalu berharap."Kamu tenang saja, anak kita akan lahir dengan selamat dan sehat, kita tunggu saja," ucap Satria tegas saat membonceng sang istri. Seolah dia tahu apa yang menjadi beban pikiran istrinya saat ini."Iya mas, aku mengerti."Lama saling diam, Satria kembali berkata, "hidup itu tak boleh mengeluh. Kita harus menjalani apa yang sudah Allah gariskan untuk kita," ucap Satria menceram
Read more

45. Siapa?

"Minggir!"Shafira menggeleng."Minggir atau aku tabrak kamu!?""Brum brum!""Aakh!"Shafira hampir saja tertabrak Satria jika tak menghindar di detik terakhir."Keterlaluan kamu mas?"Satria bahkan tak peduli dengan keadaan istrinya, terus melaju tanpa henti.Shafira segera masuk rumah dengan perasaan campur aduk."Loh ma, apa tidak jadi berangkat sama papa?" tanya Mira heran melihat Shafira kembali masuk rumah."Mira, jika nanti Tante lila datang, bilang saja mama tidak jadi pergi karena sakit," ucap Shafira berlalu ke kamarnya.Mira merasa jika sesuatu yang buruk telah terjadi namun dia tak mau mencampuri urusan orang dewasa. Dirinya sudah kapok mengingat saat dirinya menghubungi Thika, Satria sangat marah padanya.Lima menit kemudian, Lila dan Yudha datang."Mira, tumben sekali kamu sudah menyambut kami di pelataran. Apa terjadi sesuatu?" tanya Lila merasa janggal."Begini tante, papa Satria sudah pergi dari tadi dan Mama tidak jadi ikut pergi karena sakit.""Oh ya? sakit apa?""E
Read more

46. Pembohong Ulung

Shafira memastikan siapa yang datang menemuinya."Ada apa ya Bu?" tanya Safira bingung."Mbak Safira, bisa ikut kami ke balai desa untuk senam ibu hamil?" tanya bu Dina selaku kader posyandu di komplek perumahan Satria."Em, untuk apa ya Bu?""Ya, kan Bu Safira belum juga melahirkan setelah 10 hari HPL. Hal ini bisa dilakukan agar Bu Safira tidak stress. Nanti juga ada Bu bidan yang akan memeriksa kondisi janin ibu," jelas bu Dina.Shafira memandang Aini seolah meminta pendapatnya. Aini sendiri tak mengerti perihal kehamilan ataupun kelahiran yang mundur. Dia juga tak yakin jika Satria mengizinkan Shafira untuk pergi.Dina terlihat memandang jam di tangannya membuat Shafira tak nyaman."Biar Shafira minta izin suaminya terlebih dahulu," ucap Aini tegas."Bagus itu, memang seorang istri harus meminta izin kepada suaminya jika ingin keluar rumah."Safira mengangguk dan masuk ke dalam untuk berbicara dengan Satria, meminta izin untuk memenuhi undangan senam ibu hamil."Baiklah bu Aini, s
Read more

47. Bercerai berai

"Kenapa kamu terus membohongiku?" teriak Shafira marah namun Satria seolah tuli, tak peduli dengan ocehan Shafira.Shafira menghembuskan nafas berat, berusaha meredam emosinya sendiri. Sangat sakit melihat lelaki yang begitu kita cintai lebih mementingkan wanita lain.'Ya Allah mas, begitu pentingnya Thika bagimu. Setelah membaca pesannya, kamu segera menemuinya dan tak peduli dengan perasaanku,' keluh Shafira di dalam hatinya."Kemana Satria pergi Shaf?" tanya Aini mendekati menantunya. Dia mendengar Shafira berteriak tadi namun tak mengerti duduk perkara yang terjadi."Menemui Thika Bu," jawab Shafira tanpa memandang Aini."Jangan ngaco kamu?""Siapa yang ngaco, memang benar kok. Tadi Thika mengirim pesan, bilang kecewa sama mas Satria. Dia juga membahas uang 2 juta pemberian darinya. Apa itu tidak disebut selingkuh bu? Memberi uang orang asing tanpa sepengetahuan aku, istrinya.""Tidak mungkin Shaf, dia sudah berjanji untuk melupakan Thika. Kamu percaya sama ibu, nanti aku yang aka
Read more

48. Melahirkan

Shafira segera mengambil ponsel dan menyerahkannya pada Satria, dimana Shafira berhasil memotret WA Thika. Karena ponsel Satria dikunci, Shafira memotretnya dengan ponselnya sendiri.Satria diam, tatapannya fokus pada ponsel Shafira."Kenapa kamu diam mas? Jawab mas? Semua itu benarkan?""Shafira, semua tidak seperti yang kamu lihat.""Lalu apa ini? Apa semua ini rekayasa?""Kamu nggak bisa jawab kan mas?" cerca Shafira.Shafira merebut ponselnya dan mencari cari isi chatnya dengan Yudha."Ini, lihatlah!"Satria kembali membaca pesan WA dari Yudha yang mengakui jika sepeda beat dibawakan kepada Thika lagi."Kenapa kamu lakukan semua ini mas? Tega sekali kamu? Kamu jahat?" teriak Shafira membuat Aini dan kedua putrinya berlari mendekat."Ada apa ini?" tanya Aini."Tanyakan saja pada anakmu bu.""Ma, mama kenapa menangis?" tanya Mila dengan polosnya."Ada apa Satria, katakan pada ibu apa yang sebenarnya terjadi?""Intinya, aku tidak melakukan apapun. Aku tidak berselingkuh!"Shafira seg
Read more

49. Pertaruhan Nyawa

[Halo mas, kamu dimana?]Panggilan telepon dari Thika.[Halo, aku ada di rumah sakit, istriku mau melahirkan. Ada apa?][Ah, anu mas, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu, hal ini sangat penting sehingga kita harus bertemu.]Satria mengernyitkan kening penasaran, [hal penting apa itu?][Pokoknya sangat penting Mas, kamu cepat kesini dan aku akan menceritakan semuanya.][Tapi ….]Satria bingung, namun dia harus tegas untuk menolak tidak datang karena istrinya sedang membutuhkannya.[Maaf Thik–][Mas aku mohon kemarilah, ini menyangkut hidup dan matiku. Apa kamu tidak kasihan padaku?]Tika berhasil membuat Satria dilema antara menunggu istri yang membutuhkannya, atau datang menemui Tikha karena kasihan padanya.10 menit kemudian.Satria duduk diatas sepeda miliknya di pinggir jalan, mimik gusar terpancar dari wajahnya. Dirinya kini menunggu Thika. Thika yang menghubungi Satria terlebih dahulu dan berkata jika ada hal penting yang ingin dikatakan."Maaf mas, aku telat. Kamu menunggu la
Read more

50. Permintaan untuk bersama

"Plak!""Aakh!""Bu, apa yang kamu lakukan?" tanya Satria tak paham, tiba tiba saja ibu kandung itu menampar pipinya."Apa yang aku lakukan? Yang aku lakukan adalah kewajiban sebagai seorang ibu saat mengetahui kelakuan buruk anaknya. Dasar, anak kurang ajar. Dimana tanggung jawab kamu Satria? Di mana kamu saat istrimu membutuhkanmu? Dia mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan seorang bayi dan kamu tak ada disampingnya," ujar Aini panjang lebar.Satria tertunduk dan berkata, "maafkan Aku. Aku pergi menemui–""Jangan jelaskan padaku, jelaskan alasanmu itu kepada istrimu. Dia yang butuh penjelasan darimu dan aku harap dia mau mengerti."Aini pergi meninggalkan Satria yang kini berdiri terpaku di depan ruang bersalin. Rasanya Satria sungguh tak berani untuk menemui istrinya.Dengan pelan Satria berjalan memasuki ruangan dimana istrinya berada.Terlihat Shafira tergolek lemah dengan malaikat kecil berada di atas d*d* Shafira. Bayi itu begitu aktif bergerak gerak mencari sesuatu di sekita
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status