Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 1271 - Chapter 1280

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 1271 - Chapter 1280

1284 Chapters

1270. Part 7

Dayang Harum benar-benar tak mengerti melihat sikap aneh si kakek. Lalu dengan berhati-hati dia berkata, "Ratu Jagat Raya adalah guruku."Seketika kepala si kakek menoleh."Edan! Sudah edan zaman barangkali! Jangan-jangan... kau sama kejinya dengan nenek busuk itu! Huh! Menyesal aku telah menolongmu!"Kali ini perlahan-lahan Dayang Harum menganggukkan kepalanya. Perasaannya mendadak sedih mendengar kata-kata si kakek. Sambil menghela napas panjang dia berkata dalam hati, "Mungkin dalam soal kekejian, hampir seimbang kekejian yang kumiliki dengan guruku sendiri. Tetapi... kini semuanya mulai berubah. Dan aku harus mengubahnya. Apa yang dikatakan Si Buta dari Sungai Ular memang benar. Bisa jadi pula kalau ternyata yang membunuh kedua orang tuaku adalah guruku sendiri...."Merasa tak ada sahutan dari si gadis, Manusia Angin berkata, "Mengapa kau mau menjadi muridnya, hah!"Dayang Harum kembali tak segera menjawab. Kembali ingatannya beralih pada Si Bu
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

1271. Part 8

Kejap berikutnya, Dayang Harum segera menyusul. Disadarinya sekarang kebenaran kata-kata yang diucapkan Si Buta dari Sungai Ular. Mulai saat ini dia bersumpah, akan menghentikan sepak terjang kejamnya yang pernah dilakukan. Dan dia berharap, bila berjumpa dengan Dayang Kemilau atau pun Dayang Pandan, akan dicobanya untuk mengajak mereka kembali ke jalan kebenaran. -o0o-RAMBATAN senja telah diganti oleh hamparan malam kelam. Langit begitu cerah tanpa gumpalan awan hitam. Udara pun berhembus dingin, membelai ranggasan semak dan menerobos dedaunan. Si Buta dari Sungai Ular yang curiga kalau ada seseorang yang mengikuti mereka terus berkelebat ke arah yang dituju. Tetapi dia tidak langsung mencari dua buah bukit yang menghimpit satu jalan di mana letak Bulak Batu Bulan berada. Justru bergerak dengan cara memutar. Ini dikarenakan dia masih penasaran untuk mengetahui siapa yang mengikutinya.Dewi Awan Putih yang masih tak mengerti akan sikap pemuda dari
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

1272. Part 9

Makin keras tawa si nenek hingga kepalanya yang ditutupi caping lebar terbuat dari baja bergerak-gerak. Si Buta dari Sungai Ular berusaha untuk melihat wajah si nenek lebih jelas. Tetapi yang nampak hanya bibirnya yang keriput. Kejap kemudian si nenek hentikan tawanya. Kepalanya bergerak ke arah Dewi Awan Putih. Menyusul kata-katanya setelah terdiam beberapa saat, "Anak gadis... aku tahu engkaulah yang berjuluk Dewi Awan Putih, murid dari Dewi Pesisir Utara. Nah! Sebelum kutanyakan mengapa kau mencariku, hendak kutanyakan dulu bagaimana kabar gurumu? Apakah dia baik-baik saja?"Dewi Awan Putih yang sejak tadi hanya memperhatikan si nenek berpakaian putih kusam itu, dan tak menyangka akan mendengar pertanyaan seperti itu tak segera menjawab. Diam-diam dia membatin, "Dari pertanyaan yang diucapkan Hantu Caping Baja, aku bisa menarik kesimpulan kalau dia tak tahu menahu kematian Guru. Berarti yang dikatakan oleh Si Buta dari Sungai Ular tak perlu diragukan lagi. Bukan Hantu Capi
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

1273. Part 10

Pagi kembali datang dalam naungan cahaya yang indah. Sang surya telah luncurkan panah merahnya hingga menerangi persada. Di sebuah tempat yang agak sepi dan dipenuhi pepohonan, seorang gadis bangkit dari duduknya. Ditepuk-tepuk pantatnya guna menanggalkan debu-debu yang melekat. Gadis berjubah putih yang berambut lurus hingga pinggang ini mengedarkan pandangannya sejenak sebelum berkata, "Ke mana perginya Dayang Kemilau dan Dayang Harum? Tatkala aku tiba di tempat yang dijanjikan, keduanya tak muncul. Bahkan aku masih menunggu mereka selama satu hari satu malam. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada mereka?"Gadis berjubah putih yang tak lain Dayang Pandan adanya kembali edarkan pandangan. Yang nampak hanya jajaran pepohonan belaka."Aku memang gagal menemukan jejak Si Buta dari Sungai Ular maupun gadis bernama Ayu Wulan. Apakah keduanya pun gagal? Tetapi, mengapa mereka kemarin tidak tiba di tempat yang telah kami sepakati untuk bertemu kembali?" Dayang Pandan mencoba
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

1274. Part 11

Memutuskan demikian, dengan pandangan tak berkedip dan kesiagaan tak luntur, berhati-hati Dayang Pandan berkata, "Aku diperintahkan oleh guruku untuk mengambil Kitab Pembangkit Mayat dari tangan Si Buta dari Sungai Ular.""Hei!" Iblis Tanpa Jiwa melengak. Pandangannya kini menyipit dalam saat kembali ajukan tanya, "Siapa gurumu yang berani lancang berbuat seperti itu!"'"Gila! Dari tatapannya saja aku sudah merasa nyawaku putus! Tetapi sudah kepalang basah! Apapun yang terjadi, aku akan menghadapinya!"Dengan bulatkan tekad, Dayang Pandan berkata, "Guruku... berjuluk... Ratu Jagat Raya." Habis berkata begitu, Dayang Pandan mengalirkan tenaga dalam pada kedua tangannya dan bersiap melepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'! Tetapi tatkala dilihatnya si kakek tak berbuat apa-apa, dengan perlahan diturunkan tenaga dalamnya. Yang membuatnya tersentak kemudian, tatkala terdengar tawa si kakek yang sangat dahsyat. Saking dahsyatnya, dua buah pohon yang berada di sana langsun
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

1275. Part 12

Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras. -o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

1276. Part 13

"Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

1277. Part 14

Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

1278. Part 15

Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

1279. Part 16

"Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status