All Chapters of Membawa Benih Sang Mantan : Chapter 121 - Chapter 130
316 Chapters
part 121
“ Paman apakah Tuan Sean akan sedih saat melihatnya?” Tanya Xaquil sebenarnya kasihan pada ayahnya. Begitupun Daren, meskipun dia dan Sean dulu sering bertengkar, tapi mereka saling melindungi satu sama lain. Dan saat ini dia bisa memastikan jika Sean akan sangat terpukul dengan kenyataan yang dia lihat. Apalagi melihat orang terdekatnya yang melakukan itu. “ Seharusnya, tapi dia juga harus tahu hal itu. Biarkan dia sekalian sedih” ucap Daren sambil mengendong Xaquil dan turun ke lobby. “ Betul, dia memang harus tahu, lagi pula dia orang dewasa pasti dia bisa mengendalikan diri. Menurut paman Daren apakah paman Joe tidak akan mengkhianatinya? Orang seperti apa paman Joe itu? Soalnya aku melihatnya kadang aneh, dia sangat senang ketika melihat paman Sean menderita” ucap Xaquil yang sudah sejak kemarin dia mengamati Joe. “ Sekarang kamu memanggilnya paman, pada orang itu? Dan dari mana kamu tahu jika paman Joe senang saat melihat Sean menderita” ucap Dare
Read more
part 122
Sean masih tidak bisa berkata kata, semuanya begitu nyata namun dia terlalu sulit mempercayai semua yang dia lihat. Begitupula dengan Joe, dia tidak menyangka hal itu akan terjadi. Bahkan Joe tidak bisa berpikir, kenapa Mamanya sampai mengkhianati Sean. “ Joe apa salah aku, kenapa dia tega melakukan ini kepadaku,Joe? Apa yang kurang dari aku sebagai anak?” ucap Sean sambil terisak. Ya, orang yang terlihat di rekaman CCTV adalah Mama Sean Nyonya Ambar. Dialah yang telah menyelamatkan Vio dari tahanan Sean. Jadi selama ini Sean sudah hidup bersama pengkhianat. “ Bos, sabar! Aku juga tidak menyangka jika Nyonya Ambar yang melakukan itu, bahkan saat kejadian hilangnya Vio dia yang paling sibuk memerintahkan bos untuk mencari ke sana dan kemari. Tapi faktanya dia menyembunyikan orang itu” ucap Joe. “ Ah... sekarang aku mengerti kenapa saat itu Mama memintaku untuk cek ketempat ini dan itu, ternyata dia ingin membawa kabur jalang itu ke luar dari kota ini” ucap Sean. “ Masuk akal bos,
Read more
Part 123
“ Tuan tumben sudah pulang” sapa Bi Asih yang sedang menyirami bunga di halaman depan. Tidak biasanya dia melihat Sean sudah pulang saat hari masih sore. “ Bibi” ucap Sean sambil memeluk Bi Asih dengan erat. Dan tiba tiba saja air matanya jatuh membanjiri kedua pipinya dengan deras. Hatinya masih terasa sakit, pengkhianatan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sangat membekas di dalam hatinya. Bahkan kini Sean terguguk pilu seperti halnya anak kecil sedang merajuk. “ Tuan apa yang terjadi,Hum? Apakah ada yang merundung Tuan muda?” Ucap Bi Asih sambil menepuk nepuk punggung Sean dengan lembut. Entah kenapa Sean merasakan kehangatan saat bersama dengan Bi Asih, orang yang bukan ibu kandungnya tapi dia yang paling banyak memberikan kasih sayang yang banyak. “ Bi kenapa dunia tidak adil pada Sean, kenapa banyak orang yang jahat sama aku? Bahkan orang yang aku anggap sebagai keluarga, orang yang selalu aku hormati menikamku dari belakang. Selama ini Sean sudah menjadi anak yang baik
Read more
part 125
Brak! Brak! Suara pintu utama digedor dengan begitu kerasnya membuat yang punya rumah terkejut dan langsung bangun, apalagi dengan kondisi yang Tengah malam seperti ini. Siapa yang berani beraninya membuat keributan di rumah orang lain.“ Sean keluar kau! Jangan jadi pengecut yang hanya bisa mengandalkan orang lain saja. Beraninya kau merebut Wanita pujaan aku” seru seorang pria yang dengan tidak tahu malu mengedor pintu rumah orang lain dan membuat keributan besar. Beruntungnya ini komplek mewah yang mana tetangga berjauh jauhan. Antara rumah satu dan rumah lain ada taman yang membatasinya. “ Sean! Siapa yang mencari Sean ke rumah malam malam seperti ini" ucap Ambar yang terbangun karena suara keributan yang terjadi di depan.“ Siapa sih itu Mbar? Malam malam seperti ini membuat keributan di rumah orang lain?” ucap Marco dengan sangat kesal, mereka semua kini keluar dari kamarnya.“ Entahlah aku juga tidak tahu siapa dia, tapi sepertinya mencari Sean, sejak tadi dia mengumpati Sea
Read more
Part 126
Waktu terus berganti begitu cepat, begitu pula dengan matahari dan bulan saling bertukar tempat untuk menemani seluruh makhluk hidup dengan sinarnya. Jika Matahari memberikan sinar hangat dan membuat makhluk hidup bersemangat, maka bulan memberikan sinar lembut dan menenangkan. Setelah dunia dipeluk oleh malam yang dingin, sekarang pagi mulai menyapa dunia dengan segala keindahannya dan kebisingannya. Tubuh kecil mulai mengeliat, terbangun dari mimpi indahnya, dia terlihat mengedarkan pandangannya menyapu seluruh ruangan hingga dia menemukan ibunya sedang tidur sambil bersandar ke dinding. " Ibu! Kasihan sekali, gara gara aku, ibu jadi kelelahan dan tidur seperti itu, pasti badan ibu sakit sekali" gumamnya sambil menatap ibunya dengan lembut. Ingin rasanya dia memeluk ibunya, namun ranjang ini terlalu tinggi untuknya yang baru saja terluka. Dan juga tubuhnya serasa berat karena sebuah tangan sedang memeluk tubuhnya. " Oouh, paman ternyata yang memelukku, kasihan juga paman harus
Read more
Part 127
El mengeliat karena terdengar suara kecil anaknya yang sudah terbangun, duduk di atas ranjang sambil menggenggam mainan boneka barbie yang bisa terbang sendiri seperti seorang peri, yang di sekeliling tubuh barbie ada percikan mirip cahaya. “ Wah anak ibu sudah bangun saja nih, apakah masih ada yang sakit” tanya El kemudian dia mendekati Xhaqella sambil mengikat rambut panjangnya mengunakan karet gelang.“ Hum, aku sudah sembuh ibu,kita pulang saja ya bu… supaya ibu dan paman tidak perlu lagi tidur sambil duduk seperti tadi. Qella sedih melihat ibu tadi tidur seperti ini” ucap Xhaqella sambil mempratekkan bagaimana ibunya tidur. Dan itu membuat El tertawa karena anaknya memperagakan dengan sangat lucu. "Beruntungnya Paman Daren baik dan memindahkan ibu ke sofa” lanjut Xhaqella. Sambil menurunkan Barbienya mengunakan remot yang ada di tangannya.“ Ha…ha… kamu sangat lucu sekali sih Dek, tapi ngomong ngomong apaah paman Daren yang membelikan mainan baru? Dan kemana paman?” tanya El kar
Read more
part 127
Lagi lagi dunia Sean serasa berputar mendapatkan sebuah fakta yang kini ada dihadapannya, jika melihat hasil tes DNA ini dan akurat kini dia tahu kenapa Ambar menyelamatkan Vio darinya, meskipun dia sendiri belum tahu pasti apa motivasinya. Dan ada hubungan apa Mamanya dengan Vio, karena jika tidak punya hubungan pasti tidak akan mau membantu Vio untuk kabur, apalagi resikonya sangat besar jika ketahuan. Begitu pula dengan Joe yang baru melihatnya, dia juga terkejut. “ Bos, ini benar tidak sih hasilnya, bagaimana bisa jika Tuan dan Nyonya besar bukan orang tua kandung Bos? Dan siapa orang tua bos yang sebenarnya” ucap Joe.Sean sedang sedih tapi saat mendengar ucapan Joe rasanya dia ingin marah pada asistennya itu, di tambah lagi baru saja Joe mengatakan jika dia mengunakan El untuk mengambil sampel DNA kedua orang tuanya yang ternyata bukan orang tua kandungnya.“ Seharusnya aku yang tanya pada kamu Joe, ini hasilnya benar apa sudah direkayasa? Bagaimana bisa mereka bukan orang tua
Read more
part 129
El masih saja fokus pada layar laptop miliknya, sejak tadi dia meneliti rekaman CCTV yang ada di mall saat itu, tempat anaknya jatuh. Dan dia juga melihat anak kecil yang telah mendorong anaknya. “ Gila ini! dari rekaman saja, tatapan anak ini sudah sangat benci banget dengan Xhaqella, tapi bagaimana bisa anak umur segini sudah punya sifat yang tidak baik” gumam El sambil mengamati anak itu. “ Aku harus mencarinya, Dan sepertinya kemampuanku masih sama” ucap El kemudian jari jarinya langsung menari nari di atas laptop. Selain itu El juga melakukan Face Detector pada wajah anak itu di sebuah aplikasi. Tidak menunggu waktu lama akhirnya El sudah mengantongi data pribadi anak itu. ‘ Calistha Queena’ itulah nama anak yang telah membuat anaknya jatuh hingga masuk rumah sakit. “ Dia seumuran dengan kembar, tua anak itu beberapa bulan, miris sekali anak segitu sudah menjadi jahat. Semakin penasaran aku dengan orang tuanya” ucap El semakin bersemangat. “ Aku harus membuat keamanan untuk
Read more
Part 130
Xavier langsung menelepon ibunya sore itu untuk memberitahukan jika Ayahnya berada di rumah Oma dan Opanya. “ Halo Ibu ini Xavier yang pinjam ponsel milik paman penjaga di rumah Oma” ucap Xavier kala sudah tersambung dengan ponsel milik ibunya. [ Xavier ada apa, apakah kamu tidak menemukan buku kamu? Katanya ketinggalan di rumah Oma] ucap El. “ Bukan Ibu, aku malah belum masuk ke dalam rumah, tapi di depan rumah ada paman Sean yang memaksa masuk untuk bertemu dengan Qella. Sedangkan kita kan tidak tinggal di sini. Bagaimana ibu, apakah harus diberitahu rumah kita atau di suruh masuk saja” ucap Xavier. Sementara Sean hanya bisa menghela napas dengan berat mendengar anaknya mengadu pada ibunya. Apalagi dia bilang jika dirinya memaksa masuk. ‘ Ini anak jahil juga, untuk apa dia menanyakan pada ibunya aku di suruh masuk apa tidak? Jika tidak ada anak anak dan juga El, untuk apa aku masuk? Suruh main sama bibi pelayan?’ gerutu Sean dalam hati. Xavier kembali mendekati Sean setelah se
Read more
Part 131
Mobil Joe melewati sebuah gerbang utama sebelum memasuki hunian mewah milik Sean, sejak tadi Xavier menikmati pemandangan di sekitarnya. Namun saat sebuah pagar hitam tinggi terbuka lebar dengan sendirinya dia langsung berdecak kagum. Apalagi dia langsung melihat betapa mewahnya bangunan yang menjuang tinggi hampir menyentuh langit. Tidak lupa atasnya yang membentuk segitiga lancip di beberapa bagian. “ Wow! Ini benar tempat tinggal paman Sean, ini sungguh terlihat lain” pekik Xavier sangat kagum dengan hunian milik ayahnya. Ini sama besarnya dengan rumah omanya, jika tempat tinggal omanya mewah dengan bangunan yang modern, tapi tempat tinggal ayahnya terlihat sangat beda. Lebih mirip seperti istana yang ada di film Disney yang adiknya suka lihat. “ Apakah kamu menyukainya” tanya Sean senang kala melihat binar binar Bahagia di mata anaknya. Sean merasa jika sebentar lagi dia bisa mendapatkan restu dari dua anaknya untuk bisa rujuk dengan mantan istrinya. Benar apa yang dikatakan ole
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
32
DMCA.com Protection Status