Home / Rumah Tangga / Mendadak Gila Karena Mertua / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Mendadak Gila Karena Mertua: Chapter 21 - Chapter 30

59 Chapters

Pernyataan Cinta Hesti

"Ayah," lirih Kia yang baru saja sadar. Bocah empat tahun itu terlihat sangat lemah. Di sampingnya, Lian buru-buru mendekat dan mencium pucuk kepala anaknya."Kia pusing, Yah," adu Kia. Tubuhnya setengah telanjang karena ada beberapa kabel yang ditempel di dadanya. Selang oksigen juga menghiasi wajah kecil Kia."Ayah panggilkan dokter dulu, ya?"Kia hanya mengangguk lemah. Tubuhnya begitu sulit untuk digerakkan. Ia juga merasa tak nyaman dengan benda yang mengeluarkan udara dingin tepat di lubang hidungnya.Tak berapa lama, dokter datang dengan seorang perawat. Kedua petugas medis tersebut melakukan tugasnya dengan baik dan Lian merasa lega saat dokter mengatakan bahwa kondisi Kia berangsur-angsur membaik."Kia mau apa?" tanya Lian lembut sembari mengusap rambut anaknya."Ibu mana, Yah?"Tangan Lian yang semula berada di kepala Kia pun berpindah. Mengingat apa yang sudah Sari lakukan membuat Lian kembali didera rasa kesal. Ia juga belum tahu perkembangan kasus yang menimpa isterinya i
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Menjadi Gunjingan Warga

Semenjak Hesti menyatakan cintanya pada Lian dan Lian belum menjawab, keduanya tak lagi saling bertemu. Sudah dua hari Kia di rawat di rumah sakit dan hari ini Lian terpaksa meninggalkan anaknya itu untuk pergi ke kantor polisi. Hasil pemeriksaan terhadap Sari sudah keluar dan hasilnya, Sari memang menderita gangguan jiwa. Ada rasa marah dan kesal dalam diri Lian. Ia tak menyangka jika wanita yang pernah dikaguminya itu bisa mengalami hal demikian.Namun, sisi lain dalam dirinya mengatakan jika apa yang dialami Sari tak luput dari ketidakpeduliannya terhadap isterinya tersebut."Jadi bagaimana, Pak?""Sesuai undang-undang yang berlaku, Pak Lian. Ibu Sari tidak bisa kami jadikan tahanan dan dia akan dimasukkan ke dalam pusat rehabilitasi untuk mendapatkan perawatan hingga benar-benar sembuh."Setelah bertemu dengan komandan polisi, Lian dipersilahkan untuk melihat kondisi Sari di dalam sel tahanan yang sebentar lagi akan ditinggalkannya.Wanita yang dulu terlihat cantik apa adanya itu
last updateLast Updated : 2023-08-26
Read more

Hubungan Lian dan Hesti

"Waduh, pagi-pagi udah bocengan, asik bener!"Ternyata Mila juga penasaran dengan siapa yang bu Kokom maksud tadi. Ia lantas menoleh ke arah suara sepeda motor yang melintas di belakangnya."Mas Lian?" gumam Mila. Meski terkejut, tapi dalam hati Mila merasa senang jika yang ia lihat baru saja sama seperti apa yang ada dalam pikirannya.Memang benar, yang dimaksud bu Kokom tadi memanglah Lian. Sejak Lian menerima pernyataan cinta Hesti dua hari yang lalu saat Hesti memeriksa kondisi bu Tri di rumahnya, mereka seperti lupa akan status masing-masing.Bahkan, Hesti yang sebelumnya terkenal sebagai bidan muda penuh prestasi dan cantik, kini hanya dipandang sebagai perempuan pelakor. Hesti pun seperti tak mempermasalahkan hal itu. Jika ada orang yang menegurnya, Hesti hanya akan menjawabnya dengan santai bahwa ia dan Lian sama-sama saling mencinta."Lihat tuh, Mil. Kakak ipar kamu itu emang gak tahu diri banget. Udah isterinya gila, eh, dianya malah selingkuh," ucap bu Kokom sekali lagi. Mi
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Lelaki Dari Masa Lalu

"Kamu Lian, kan? Suaminya Sari?"Lian tampak mengerutkan keningnya tanda berpikir. Ia seperti tak asing dengan lelaki berseragam sama dengan Hesti yang ada di depannya kini. Lian mencoba mengingat-ingat hingga muncul bayangan seseorang di dalam kepalanya."Kamu ... Damar?"Lelaki itu mengangguk sembari tersenyum. Tangannya yang berkulit putih langsat itu terulur ke depan. Lian kemudian menyambut jabatan tangan lelaki bernama Damar tersebut."Maaf ya, aku sibuk. Aku mau balik dulu."Lian hendak memutar kunci pada sepeda motornya, namun, Damar berusaha mencegah dengan cara menahan lengannya. Sebenarnya, Lian juga cuma beralasan bahwa dirinya sibuk. Tak ada hal yang harus ia lakukan setelah ini selain mengurusi Kia yang saat ini pun sepertinya masih tertidur. Lian hanya merasa tak nyaman jika harus berhubungan dengan orang dari masa lalunya dan Sari."Tunggu, Lian! Aku cuma ingin bicara sebentar sama kamu."Lian tak bisa mengelak, cekalan tangan Damar pada lengannya terasa cukup kuat, na
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Penolakan Terhadap Kia

"Ada apa ini, Bu? Kenapa Kia nangis?"Lian bergegas mengambil Kia lalu menggendongnya. Bu Tri yang ditanya demikian hanya melengos dan memalingkan muka. Dapat Lian lihat, di lantai sekitar Kia menangis tadi, rupanya banyak nasi yang sudah bercampur kuah kuning yang berhamburan. Piring plastik menelungkup tak jauh dari sana."Apa Kia bikin Ibu marah?" tanya Lian sekali lagi. Kali ini, bu Tri menatap tajam Kia yang masih menangis dalam gendongan sang ayah."Tanya aja sama anak kamu, tuh! Kenapa dia buang-buang makanan kaya gini? Dipikir beli beras gak pakai uang?"Lian segera mengalihkan pandangannya ke arah Kia. Bocah empat tahun itu tentu saja belum sepenuhnya paham dengan apa yang terjadi. Yang ia tahu, neneknya tengah marah padanya. Tanpa Lian sadari, Kia sedari tadi memegangi pahanya yang terasa sakit karena baru saja dicubit oleh sang nenek."Kia kenapa buang makanannya? Lihat, nenek jadi marah.""Nasinya kering, Ayah. Kia gak suka," jawab Kia sambil menangis sesenggukan."Kamu de
last updateLast Updated : 2023-09-01
Read more

Tak Sesuai Rencana

Bayangan Lian akan wajah cantik nan ceria milik Hesti pun sirna. Kini, gadis itu justru menampakkan wajah muramnya meski tubuhnya sudah dibalut dengan pakaian yang bagus dan rapi. Polesan di wajahnya juga terasa sia-sia sebab masih terlihat wajahnya yang tertekuk kesal."Tapi, Mas udah janji mau ajak kamu makan di luar sambil kita ngomongin hal penting."Hesti berjalan lalu duduk di kursi yang ada di teras rumahnya. Lian masih berdiri dengan Kia yang menggandeng tangannya."Kalau mau ngomong penting, kenapa Kianya dibawa, Mas? Katanya, kamu mau nitipin Kia ke ibu kamu?""Ibu gak bisa, Hesti. Mila juga gak bisa, Kia juga maunya ikut sama aku. Memangnya, kenapa kalau Kia ikut? Aku janji, dia gak akan ganggu acara kita malam ini," ucap Lian mencoba merayu Hesti agar tak merajuk dan mau pergi bersama dengan Kia.Hesti terlihat berpikir. Dan pada akhirnya, Hesti pun setuju, meskipun di dalam hatinya, ia sebenarnya tidak ingin Kia ikut bersama mereka.Seperti yang sudah direncanakan sebelum
last updateLast Updated : 2023-09-02
Read more

Rencana Yang Gagal

"Maaf, Pak, saya tidak sengaja."Pelayan itu menundukkan kepalanya sembari meminta maaf pada seorang pengunjung yang tak sengaja ia tabrak hingga membentur meja."Tidak apa-apa, Mas. Lain kali, tolong lebih hati-hati," ucap pengunjung tersebut.Lian dan Hesti yang melihat kejadian tersebut dan sadar akan siapa pengunjung itu pun merasa sedikit terkejut. Jika Hesti senang karena melihat rekan kerjanya di sana, lain hal dengan Lian yang geram saat melihat pengunjung laki-laki tersebut.Laki-laki itu pun menghampiri meja Lian dan Hesti. Dengan senyuman yang menurut Lian sangat memuakkan, laki-laki itu pun kemudian menyapa."Hesti ... Lian? Kalian di sini juga rupanya."Hesti melunturkan senyum saat laki-laki itu ternyata juga mengenali Lian. Dengan penasaran, Hesti pun menanyakan hal itu."Lho, Mas Damar kenal sama Mas Lian juga?"Damar melemparkan senyum yang sama sekali tak Lian sukai. Dalam senyuman itu, Lian merasa bahwa Damar tengah menertawakan dirinya."Kita pindah ke kafe lain sa
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Rencana Pernikahan

"Tapi apa, Lian? Kamu jangan bikin Ibu penasaran, ya.""Aku gak jadi ngelamar dia di kafe, Bu. Tapi, aku ngelamarnya tadi langsung di depan orang tuanya dan mereka nerima lamaran aku, Bu."Bu Tri merasa sangat senang dengan berita itu. Lian terus saja menebar senyum melihat ibunya bahagia dan dirinya pun sebentar lagi akan memiliki Hesti seutuhnya. Tapi, tanpa mereka berdua sadari, ada Sandi yang memandang miris ibu dan kakaknya itu."Maafkan aku, Mbak Sari, aku tidak bisa membuat mas Lian sadar dari kesalahannya," batin Sandi merana. Sandi pun menatap Kia yang tengah asik melahap makanan yang ia bawakan tadi. Ia merasa kasihan dengan keponakannya itu. Bagaimana nanti saat Kia mengerti apa yang terjadi di antara ayah dan ibunya."Bagus sekali, Lian. Kamu memang anak Ibu yang hebat. Sebentar lagi, Ibu akan jadi orang terpandang di kampung ini. Orang-orang tidak akan bisa lagi merendahkan Ibu.""Aku juga rasanya sudah begitu kesepian, Bu. Dengan adanya Hesti, aku bisa mengobati kesendi
last updateLast Updated : 2023-09-04
Read more

Kekecewaan Berujung Perpisahan

Semua orang tercengang, termasuk Damar. Kia yang baru saja selesai diobati oleh Hesti pun tanpa pikir panjang langsung melompat turun. Meringis sebab luka di lututnya terasa sakit, tapi, sakit yang ia rasakan tak sebanding dengan rasa bahagia yang kini ia rasakan."Ibuuu!" teriak Kia sembari berjalan terseok-seok menuju sang ibu yang menatapnya penuh haru. Kia langsung masuk ke dalam pelukan Sari. Tangis bahagia pecah di antara keduanya. Namun, siapa sangka jika pertemuan mengharukan antara ibu dan anak itu justru tak disukai oleh beberapa orang yang berada di sana."Sari? Kamu sudah pulang?" lirih Lian yang kemudian membuat Sari mengalihkan pandangannya ke arah sang suami.Sari yang semula berjongkok, kini melepaskan pelukannya terhadap Kia dan berjalan perlahan memasuki teras rumahnya dengan Kia yang tak lepas dari gandengannya."Kenapa terkejut seperti itu, Mas? Kamu tidak senang jika aku sembuh dan pulang ke rumah ini?"Lian terdiam, ia tak mampu menatap mata Sari yang memancarka
last updateLast Updated : 2023-09-06
Read more

Perpisahan Kedua

"Ibuuu ... Kia mau ikut Ibu!" teriak Kia dengan tangisan pilunya.Bocah itu tak bisa berbuat banyak saat ibunya kembali pergi, kali ini, ibunya juga membawa dua tas jinjing besar di tangannya. Apalagi, tubuh Kia juga tengah ditahan oleh sang ayah.Sari tak bisa membendung tangisnya. Ia juga tak ingin dipisahkan dengan anaknya. Tapi, dia tidak punya kekuatan lebih untuk mempertahankan anaknya."Cepat pergi kamu dari sini! Kamu sudah bukan bagian dari keluarga ini lagi. Jadi gembel aja, sana!"Ucapan bu Tri semakin membuat Sari merasa lemah. Memang benar, setelah ia angkat kaki dari rumah ini, ia tidak tahu harus pulang kemana. Rumah orang tuanya yang dulu sudah ia jual untuk merenovasi rumahnya dengan Lian dan juga rumah bu Tri.Tentu saja semua itu bukan semata kehendak Sari. Bu Tri yang semula memaksanya dan Lian sudah bisa ditebak akan memihak ke arah mana."Kia di sini dulu ya, Nak. Nanti, kalau Ibu sudah punya rumah yang layak, Ibu akan jemput Kia," ucap Sari di sela tangisnya. S
last updateLast Updated : 2023-09-07
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status