All Chapters of Suami yang Diremehkan Ternyata Seorang Boss: Chapter 11 - Chapter 20

33 Chapters

Calon Istri Boss?

PoV AuthorDi sebuah rumah megah, Irma--suami Pras tengah menunggu kepulangan suaminya dengan gelisah. Matahari sudah mulai tenggelam di ufuk barat dan sebentar lagi malam menjelang, tetapi sang suami belum juga pulang. "Sudahlah, Bu. Nggak udah dikit-dikit dilihat, dikit-dikit nengok, kalau sudah saatnya, Ayah pasti pulang," kata Venny--sang anak yang sedang asyik dengan ponselnya. Gadis itu merasa sebal melihat ibunya terus melongok ke jendela dan sesekali melihat ke jalan menunggu ayahnya pulang. "Seharusnya ayahmu itu sudah pulang. Berapa lama sih perjalanan dari sini ke rumah sakit?" Irma mengerucutkan bibir. "Mungkin masih menunggu Elly beres-beres, Bu. Sabar aja, nanti juga pulang." "Jika benar Mas Pras harus menunggu mereka beberes dulu, aku harus minta tambah ongkos. Waktu itu berharga. Seharusnya mereka menelepon minta jemput saat semua sudah selesai bukannya malah meminta Mas Pras menunggu. Dia pikir, kita nggak punya pekerjaan apa!" Wanita yang masih terlihat cantik di
Read more

Hinaan Mia

Elly tertawa saat wanita yang memperkenalkan diri dengan nama Vivi itu mengatakan calon suaminya adalah seorang boss. Namun, segera ia menguasai diri. Rizal memang boss bagi wanita yang bertugas merias dirinya itu karena dia yang akan membayar atas kerja kerasnya hari ini, bukan? Vivi meminta asistennya untuk menyiapkan semua alat yang dibutuhkan. Vivi hanya bisa tepok jidat saat Elly bilang belum mandi. "Saya pikir habis mandi langsung ganti baju dan mekap lima menit, beres. Mas Rizal tidak pernah bilang kalau saya harus mekap sebelum akad." Elly nyengir. "Iya, Pak Rizal bilang ini kejutan karena dia pikir akad nikah lebih penting dari pesta itu sendiri. Karena itu dia ingin sang pengantin tampil istimewa sehingga terlihat sempurna saat difoto," kata Vivi. Gadis yang kesehariannya selalu memakai kerudung instan sehingga sering dibilang tidak gaul dan dibilang mirip emak-emak oleh Mia itu bergegas ke kamar mandi. Hanya berselang sepuluh menit, Elly sudah selesai mandi sehingga me
Read more

Sah

Dengan percaya diri, Mia menuju rumah Elly untuk tebar pesona, tetapi di ruang tamu masih sepi. Yang ramai hanya di bagian dapur oleh ibu-ibu yang sedang menyiapkan makanan untuk para tamu yang akan datang sebentar lagi. Karena masih sepi, Mia memutuskan untuk pulang dulu. Hana dan Daris dapat bernapas lega setelah memastikan semua makanan sudah siap. Sementara itu, Elly masih berada di kamar untuk mekap yang akan selesai tidak lama lagi. "Masya Allah, benarkah ini aku?" kata Elly setelah selesai dandan dan Vivi memintanya untuk bercermin. "Saya tidak bohong, kan, kalau akan membuat semua orang pangling? Bahkan Mbak sendiri pun hampir tidak mengenali wajah sendiri. Gimana? Suka nggak dengan hasil kreasi tangan saya?" tanya Vivi mata berbinar. Elly mengusap pipinya dan kembali menatap ke cermin. "Iya, Mbak. Saya suka." Vivi bernapas lega. "Saya jamin Pak Rizal akan semakin cinta dengan Nona Elly.""Elly." Elly meralat. "Iya, Elly. Saya lupa, padahal tadi sudah panggil mbak." Viv
Read more

Penyesalan Mantan

Mia terus menatap Elly yang bergandengan tangan dengan Rizal saat memasuki mobil. Bibirnya mengerucut. Rasa kesal dan iri terus merajai hatinya. Berulang kali Lasmi menggerakkan tangan di depan wajah Elly yang tidak berkedip dari tadi. "Seharusnya aku yang di sana bukan Elly." Mia bergumam sendiri. Dilema melanda hati Mia kala semua orang termasuk ayah dan ibunya siap berangkat mengikuti acara resepsi pernikahan Elly dan Rizal yang akan diadakan di hotel berbintang itu. Ingin ikut, tetapi gengsi. Tidak ikut, tetapi penasaran. Bagaimana itu? "Ayo, Mi. Yang lain sudah pada siap berangkat itu?" Lasmi menunjuk mobil-mobil yang berbaris di jalan depan rumah Elly sampai depan rumahnya. Rizal tidak membatasi siapa saja yang akan ikut ke pesta pernikahannya. Ia memberi kebebasan pada mertuanya untuk mengajak serta keluarga besarnya. Ia juga yang mengizinkan bagi tetangga Elly yang punya mobil untuk ikut dan nanti dia yang akan mengganti uang bensin. Mendengar uang bensin dapat ganti, P
Read more

Ternyata Dia

Natasya uring-uringan begitu sampai di rumah. Bayangan lelaki yang tadi tersenyum bahagia di pelaminan terus terbayang di pelupuk matanya. "Kenapa Papa tidak bilang kalau anak Om Elang itu dia?" tanya Natasya pada papanya."Memangnya kenapa? Kamu sendiri yang bilang kalau sekarang bukan zamannya lagi main jodoh-jodohan. Lagi pula kamu yang bilang kalau sudah punya pilihan sendiri, kan? Kenapa harus marah?" jawab Adrian santai. Wanita cantik berjilbab ungu itu mengusap matanya yang sudah basah oleh air mata. "Seharusnya Papa bilang ke aku kalau dia itu tampan. Setidaknya kasih lihat fotonya agar aku tidak meradang kayak gini?" Natasya menjatuhkan bobotnya di sofa empuk lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Lagi dan lagi senyum Rizal yang sangat manis kembali hadir begitu saja. Adrian mengusap pundak sang putri yang tengah menyembunyikan wajahnya itu. "Sudahlah.Tidak ada gunanya menyesal. Lelaki pilihan Papa itu sudah bahagia dengan pilihannya sendiri. Sekarang kasih tahu ke
Read more

Ciuman Pertama

"Boleh aku bantu?" tanya Rizal seraya mengulurkan tangan siap membantu Elly melepas kerudung dan perintilannya yang menghias di kepala. Kepala yang tadinya tertutup jilbab kini telah terbuka menampakkan rambut Elly yang panjang sepinggang berwarna hitam. Ini untuk pertama kalinya Rizal melihat Elly tanpa penutup kepala. Rizal terkagum-kagum melihatnya. "Ternyata kamu lebih cantik jika tidak memakai jilbab. Aku sangat beruntung bisa melihat wajah aslimu, Sayang." Tangan kanan Rizal membelai pipi Elly sementara tangan kirinya menyentuh punggung hingga membuat tubuh istrinya itu semakin mendekat padanyaRizal dan Elly kini berdiri berhadapan dalam jarak yang begitu dekat. Rizal menunduk dan men ci um kening Elly dengan bibirnya lalu turun ke hidung hingga bibir. Tubuh Elly seperti tersengat aliran listrik saat bibir Rizal menyapu bibirnya yang ranum seperti buah ceri itu. Ia membiarkan bibir keduanya menyatu beberapa saat lamanya. Namun, sebelum jantungnya semakin menggila, Elly me
Read more

Sebuah Usaha

"Hu kum menikah dengan sepupu." Mia mengetik kalimat itu di pencarian google pada ponselnya karena baik Lasmi maupun Geri tidak memberikan jawaban yang memuaskan saat ditanya. Betapa girangnya Mia saat tidak lama kemudian dia menemukan jawaban yang memuaskan bahwa sepupu bukankah salah satu mahram sehingga boleh dinikahi. Wanita yang saat ini belum berganti pakaian sejak pulang dari acara pernikahan Elly itu berdiri dan menari berputar-putar setelah posisi sebelumnya bertelungkup di atas ranjang sambil memegang ponselnya. "Untung saja ada Mbak Gugel yang bisa menjawab semua pertanyaan." Mia tersenyum sendiri. Mia membuka akun fa ce book dan stalking akun sepupunya yang baru saja datang dari kota itu. Senyum mengembang di bibirnya saat menemukan foto-foto yang diposting Alvin di akun sosial medianya. "Aku bilang juga apa. Aku dan Alvin memang cocok. Aku cantik dan dia tampan. Kalau bersanding di pelaminan pasti akan memukau banyak orang dan banyak yang iri karena kami begitu seras
Read more

Rindu Suami Orang

"Kenapa tiba-tiba Mia sama marah sama kamu, Ven?" tanya Alvin setelah Mia pergi dengan menghentak-hentakkan kaki ke lantai. "Dasar cewek g1la!" Venny menggerutu seraya memegang kepalanya yang terasa sakit akibat perbuatan Mia yang brutal. "Iya, kenapa dia bilang kalau kamu penipu!" Alvin penasaran. "Tau, ah. Sebel aku sama sepupu Mas Alvin itu." Venny mengerucutkan bibir seraya bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kakaknya. "Hei, dia sepupumu juga!" seru Alvin. Lelaki itu menggelengkan kepala. "Dasar perempuan! Mereka berdua pasti sedang rebutan lelaki." Sementara itu Mia pulang dengan tergesa dan tidak lupa membawa kembali rantang berisi makanan yang katanya membuat neneknya alergi itu. "Hari ini waktuku terbuang percuma gara-gara Venny. Awas kamu, Ven, bukan Mia namanya kalau nggak bisa balas perbuatanmu hari ini." Mia berkata sendiri dengan gigi gemeletuk. Dadanya panas dan siap memuntahkan lahar. Dahi Lasmi berkerut melihat anak kesayangan pulang-pulang dengan wajah
Read more

Bagian dari Masa Lalu

Di sebuah kafe, dua orang wanita tengah menikmati milk shake. Salah satu dari mereka sedang curhat sambil berurai air mata. Dia adalah Natasya bersama sahabatnya. "Apa? Jadi, pangeran berkuda putih yang selama ini kamu nantikan itu adalah orang yang sama dengan orang yang akan dijodohkan denganmu waktu itu?" tanya Inka setelah Natasya selesai bercerita. Natasya mengangguk lemah. Air matanya meluncur bebas tanpa permisi. Iya, selemah itu ia sekarang. Sedikit-sedikit menangis. "Oh my God, demi dia kamu bahkan menolak Farel yang tampan padahal dia begitu mengejar-ngejar kamu." Gadis yang pembawaannya selalu riang dan ceplas-ceplos itu berdecak keheranan."Kalau aku tahu anak Om Elang itu Rizal, pasti aku mau nikah sama dia. Kalau udah kayak gini siapa yang salah, coba?" Natasya mengerucutkan bibir. Minuman di depannya terus ia aduk dan sama sekali tidak ingin menikmatinya. Inka menyeruput miumannya "Ternyata dunia ini memang sempit, ya? Sesempit telapak tangan. Terus sekarang apa y
Read more

Kecewa

Elly masih membiarkan jaket di tangan Natasya menggantung di udara. "Maaf, Mbak ini siapa sebenarnya? Kenapa datang-datang dan ingin mengembalikan jaket?" Elly bertanya meski ia sudah tahu bahwa wanita di hadapannya itu adalah salah satu wanita di masa lalu suaminya. Natasya menurunkan tangannya lalu memindahkan jaket ke tangan kiri dan mengulurkan tangan lagi. "Perkenalkan, aku Natasya. Wanita yang seharusnya menjadi istri Rizal karena sebenarnya kami sudah dijodohkan orang tua karena hubungan bisnis. Yah, dulu aku sempat menolak, tetapi sekarang tidak." Natasya menjelaskan panjang lebar. Natasya tersenyum senang melihat muka Elly berubah. Yang tadinya semringah dan ramah menjadi masam. Memang itu salah satu tujuan Natasya, membuat istri Rizal cemburu. 'Untung jaket ini belum dibuang jadi bisa digunakan menjadi senjata,' batin Natasya. Dalam hati, Natasya berterima kasih pada Inka yang telah memberi ide untuk membawa jaket yang entah sudah berapa kali ia cuci kering karena seri
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status