"Lihat ini, Bu? Mia ngajakin aku ketemu." Andra menunjukkan ponsel dengan riwayat panggilannya dengan Mia yang baru saja ia lakukan. Rani yang sedang memotong wortel untuk dibuat sup itu menoleh. "Mia itu siapa, Ndra?" "Itu, Bu. Yang pernah menyerempet aku." "Oh, iya. Yang itu? Memangnya ngapain dia ngajak ketemu sama kamu?" Rani kembali melanjutkan memotong wortel. "Dia mau ngajakin makan di luar, Bu. Boleh, kan?" Rani menunda pekerjaannya lalu mencuci tangan di wastafel dan mengeringkannya. Ditatap lekat-lekat wajah anak laki-lakinya itu. "Pergilah, Ndra. Tetapi, pesan Ibu tetap sama seperti biasanya. Tidak berubah. Kamu harus jujur siapa kita yang sebenarnya." Rani mengusap lengan lelaki berwajah tampan itu. Senyum yang tadi terbit di bibir Andra memudar seketika mendengar ucapan ibunya. "Maaf, Bu. Kali ini aku nggak bisa. Aku bosan jomlo terus. Sebel selalu ditinggal orang yang aku cinta setiap kali tahu siapa kita yang sebenarnya." Mata Rani berkaca-kaca mendengar keluh k
Baca selengkapnya