"Hei, heiii!"Aku makin keras mengguncang tubuh istriku itu, hingga akhirnya matanya terbuka dengan terpaksa."Maaaass!" Seolah begitu ketakutan ia langsung melompat memelukku yang ada di hadapannya."Aku takut, Mas. Aku takut ...." Ia terus menceracau tak karuan membuat aku merasa tak enak hati karena ada Seno di dekat kami.Jangan sampai Hanin berbicara yang tidak-tidak di dekat Seno, bisa gawat. Apalagi selama ini Seno sama sekali tak tahu tentang rahasia kami."Ini, minumlah dulu, supaya tenang." Aku menyodorkan segelas air yang ada di meja, yang langsung diteguk Hanin hingga tandas."Sudah tenang?" Tanyaku kembali."Mas, aku--."Belum sempat Hanin melanjutkan ucapannya, aku sudah lebih dulu meremas tangannya memberi kode supaya ia tak bercerita macam-macam dulu karena masih ada Seno."Kamu istirahat dulu saja di kamar ya? Aku tahu kamu pasti masih terpukul dengan kepergian Airin. Ayo, aku antar!" Tukasku sembari membantunya berdiri.seolah mengerti dengan kode yang kuberikan, Ha
Read more