Home / CEO / Dihamili CEO Koma / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Dihamili CEO Koma: Chapter 81 - Chapter 90

455 Chapters

Bab 81

Raut wajah Zayden seketika menjadi dingin. Dia sudah menyuruh seseorang untuk menyelidiki pelaku kemarin malam, tetapi pelaku itu sudah menjadi mayat ketika ditemukan. Pelaku itu melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya saat sedang melarikan diri. Naasnya, dia malah ditabrak oleh sebuah mobil truk yang melintas dan langsung tewas di tempat."Masalah kemarin seharusnya hanya sebuah kecelakaan. Kalau kamu takut, aku bisa mengatur dua pengawal untukmu," kata Zayden.Audrey menggenggam ponselnya dengan erat. Ini sama sekali bukan masalah kecelakaan atau bukan. Sekarang, dia merasa sangat khawatir. Biarpun kali ini dia baik-baik saja, jika kelak menghadapi hal lain lagi, dia hanya akan merasa semakin ketakutan. Jika terus seperti ini, tubuhnya mungkin akan baik-baik saja, tetapi mentalnya akan ambruk lebih dulu."Tuan Zayden, kamu jelas-jelas begitu membenciku, bahkan kamu mungkin nggak peduli dengan hidup dan matiku. Tapi, kenapa kamu nggak bisa berbaik hati untuk membiarkan aku pergi?
Read more

Bab 82

Kenny langsung menegakkan tubuhnya dan berkata, "Nona, kalau nggak kenal, tolong jangan asal bicara. Aku memang teman Zayden, tapi aku juga keluarga dari dokter yang melakukan operasi kemarin. Ibuku yang menyuruhku datang dan menanyakan kondisi pasien agar dia bisa tenang." Awalnya Emilia mengira bahwa pria di hadapannya adalah Zayden sehingga dia merasa sangat marah. Begitu mendengar penjelasan Kenny, dia seketika merasa malu dan berkata, "Aku sudah lancang, maaf, ya. Kamu masuk saja, Audrey ada di dalam."Wajah Emilia sedikit memerah, lalu bergegas membawa Kenny ke kamar Audrey.Saat ini, Audrey sedang makan. Awalnya dia memang tidak merasa nyaman, ditambah bertengkar dengan Zayden pagi tadi membuat dia sangat kesal, jadi dia pun tidak begitu nafsu makan. Sekarang, Audrey memaksa dirinya untuk makan beberapa suap demi anak dalam kandungannya.Saat melihat Kenny masuk, Audrey merasa sedikit terkejut dan berkata, "Kamu siapa?"Emilia pun langsung menceritakan situasinya dengan jelas
Read more

Bab 83

Setelah memikirkan semua itu dengan jelas, Emilia pun kembali ke kamar pasien. Kemudian, Audrey langsung mendesaknya untuk pergi bekerja. Audrey berkata, "Emilia, cepat pergi bekerja. Aku sudah nggak apa-apa. Selain itu, ada dokter dan perawat di sini. Jangan sampai pekerjaanmu terbengkalai."Awalnya Emilia sudah berencana untuk mengambil cuti selama sehari untuk menjaga Audrey. Namun, melihat Audrey begitu kukuh, akhirnya dia pun pergi untuk bekerja.Setelah Emilia pergi, hanya tersisa Audrey sendirian di kamar pasien. Dia lalu menatap langit-langit yang putih sambil melamun. Perkataan Kenny barusan memang hal yang tidak pernah dia bayangkan. Dia benar-benar tidak menyangka ternyata Zayden bisa melakukan begitu banyak hal demi menyelamatkan dia dan anak dalam kandungannya.Bukankah Zayden sangat membencinya? Bukankah dia terus memanggil anak ini anak haram? Bukankah dia seharusnya merasa bahagia jika anak ini tiada?Audrey merasa bahwa dirinya sepertinya tidak pernah memahami Zayden.
Read more

Bab 84

Saat ini, Zayden baru meresponsnya. Dia yang biasanya tenang langsung merasa panas di telinganya. Zayden pun memberi tahu Shania yang di ujung telepon bahwa dirinya masih ada urusan dan segera memutuskan panggilannya. Setelah itu, dia berbalik dan keluar dari kamar.Sementara itu, Audrey benar-benar merasa malu hingga langsung menutup wajahnya dengan tangan. Dia benar-benar berharap dapat mencari sebuah tempat untuk bersembunyi. Kenapa dia bisa begitu sial?Setelah beberapa saat, Audrey bergegas mencari pakaian tidur yang bersih dan mengenakannya. Dia tidak bisa berdiri dan melamun di sana lagi. Ini akan sangat memalukan jika sampai ada orang lain yang masuk.Audrey mengenakan pakaiannya dengan rapi, bahkan juga mengaitkan kancing paling atas di pakaiannya. Dengan begitu, Audrey baru merasa lebih aman.Sementara itu, Zayden berdiri di luar dan teringat dengan adegan yang dia lihat barusan. Dia lalu menelan air liurnya dan sorot matanya menjadi gelap.Apa yang ingin wanita ini lakukan d
Read more

Bab 85

Audrey menyemangati dirinya sendiri dalam hati sebelum akhirnya membuka pintu kamar.Sementara itu, Zayden baru saja selesai mandi dan sedang mengelap rambutnya. Ketika melihat Audrey akhirnya sudah kembali, dia pun mengangkat alisnya.Zayden tentu bisa melihat bahwa Audrey terus menghindarinya sepanjang hari ini. Sayangnya, Zayden tidak akan membiarkan keinginannya terwujud."Kemari, bantu aku keringkan rambut," ucap Zayden dengan datar, sedangkan Audrey justru terkejut hingga memelotot.Mengeringkan rambut? Pria ini punya tangan, kenapa malah menyuruhnya melakukan? Bukankah pria ini sengaja mengerjainya?Zayden melihat keengganan di wajah Audrey, lalu dia menyipitkan matanya dan lanjut berkata,"Kenapa? Menyuruhmu melakukan hal kecil seperti ini juga tidak boleh?"Melihat Zayden sepertinya serius, Audrey langsung menciut.Bagaimanapun juga, Zayden yang sudah membantunya ketika dia berada dalam bahaya dan perlu dioperasi kala itu. Audrey berpikir, anggap saja sedang membalas budi Zayde
Read more

Bab 86

Pelayan itu pun memberikan surat itu kepada Zayden dengan hormat.Zayden menerimanya, lalu membuka dan membaca beberapa kalimat yang tertulis di atasnya.[ Zayden, sore hari ini aku mendengar ada suara wanita lain yang berbicara di sisimu. Aku sedang berpikir, apakah keberadaanku sekarang sangat nggak terhormat? Aku hanyalah seorang wanita biasa dengan status yang rendah. Mungkin aku nggak pantas untukmu, tetapi aku juga nggak mau menjadi kekasih gelap yang harus disembunyikan. Jadi, aku memilih untuk pergi, semoga kamu bahagia. ]Zayden mengepalkan tangannya dan meremas surat tersebut. Shania telah mendengar suara Audrey sore hari ini sehingga dia menjadi salah paham. Sekarang, dia pergi tanpa menggunakan sopir yang sudah diatur untuknya?Zayden pun merasa bersalah dalam hatinya. Bagaimanapun juga, Shania adalah wanita yang pernah menolong hidupnya. Zayden juga sudah berjanji padanya akan memberikannya sebuah status."Cepat suruh orang untuk mencari di sekitar," perintah Zayden.Kemud
Read more

Bab 87

Beberapa saat kemudian, pelayan itu datang dengan membawa jas Zayden. Shania lalu mencabut satu helai rambutnya dan menaruhnya ke kantong jas itu dengan hati-hati. Kemudian, dia mengoleskan sedikit lipstik di kerah jas sebelum menyuruh pelayan itu menaruh kembali jas tersebut.…Keesokan harinya, setelah menemani Shania sarapan, Zayden pun mengemudi mobil dan pergi ke perusahaan. Setibanya di kantor, Audrey terlihat sudah bekerja di sana. Ketika melihatnya, Zayden merasakan perasaan aneh yang sulit untuk dijelaskan. Perasaan itu seperti merasa bersalah kepada istrinya setelah berselingkuh. Namun, Zayden merasa bahwa pemikirannya ini sangat tidak masuk akal.Dia dan Audrey bukan suami istri yang sesungguhnya. Ditambah lagi, wanita ini sedang mengandung anak pria lain. Kenapa dia harus merasa bersalah?Akhirnya, pagi hari berlalu dengan damai.Siang harinya, Caleb datang dan mengingatkan Zayden untuk pergi rapat di sore hari. Setelah melihat waktu sejenak, Zayden pun menyuruh Audrey untu
Read more

Bab 88

Zayden tidak kembali ke kantor sepanjang sore, sementara Audrey juga pulang kerja tepat waktu. Setibanya di rumah, Audrey membersihkan diri dan menyantap makan malam sebelum akhirnya Zayden pulang. Audrey duduk di samping, lalu menggenggam ujung pakaiannya dengan gugup saat melihat Zayden menaruh pakaiannya kemarin.Audrey berpikir bahwa Zayden seharusnya ingin mengatakan sesuatu kepadanya.Wanita malam itu sudah minggat dari rumah. Dia seharusnya bermaksud ingin Zayden memberikannya sebuah status. Audrey merasa bahwa Zayden juga tidak perlu menunda perceraian mereka lagi.Zayden merasakan ada sepasang mata yang terus menatap dirinya. Dia mengernyitkan alis dan mendongak, lalu matanya saling bertatapan dengan sorot mata Audrey yang tampak penasaran. Setelah bertatapan selama satu detik, Zayden pun mengalihkan pandangannya dan berkata dengan nada dingin, "Kenapa kamu terus menatapku?""Nggak ada. Aku hanya berpikir mungkin kamu ingin mengatakan sesuatu padaku," jawab Audrey.Audrey sedi
Read more

Bab 89

Audrey seketika merasa bahwa dunia ini benar-benar sangat kecil. Bisa-bisanya hal yang begitu kebetulan seperti ini terjadi. Namun, Audrey merasa ada yang aneh dalam hatinya. Menurut Audrey, ada yang tidak beres dalam hal ini meski dia tidak bisa mengidentifikasinya dengan pasti.Audrey tidak ingin terus merasa curiga tanpa bukti yang kuat. Jadi, Audrey langsung menghubungi Shania dan mengajaknya untuk bertemu.Saat ini, Shania sedang bersantai di kamarnya. Awalnya, dia mengira setelah peristiwa kemarin terjadi, Zayden akan segera bertindak untuk mengusir Audrey dan menikahinya. Namun, begitu dia bertanya hari ini, pria itu malah tidak bermaksud seperti itu. Shania juga tidak berani menunjukkan dirinya terlalu terburu-buru karena takut akan merusak rencananya. Jadi, dia hanya bisa menunggu hasilnya dengan khawatir.Begitu mendengar ponselnya berdering, Shania mengira itu panggilan dari Zayden sehingga dirinya bergegas melihat ponsel. Namun ternyata, itu adalah panggilan dari Audrey. Sh
Read more

Bab 90

Awalnya, Shania merasa khawatir apakah Audrey telah menemukan petunjuk tentang kejadian malam itu. Dia sama sekali tidak menyangka ternyata hal ini yang ingin Audrey bicarakan. Shania seketika memikirkan sebuah cara. Dia melirik kamera di kafe dan memastikan bahwa posisi mereka bisa terekam oleh kamera."Aku … aku nggak tahu. Aku benar-benar nggak tahu hal ini," sahut Shania.Shania lanjut menimpali dengan wajah tidak bersalah, "Aku dan Tuan Zayden saling mengenal karena terakhir kali aku bertemu seorang pria yang mabuk ketika pulang kerja di malam hari. Pria itu berniat buruk padaku, lalu Zayden menolongku dan mengantarku pulang. Sejak saat itu, kami perlahan saling jatuh cinta. Aku benar-benar nggak tahu ternyata dia sudah berkeluarga!"Shania berbicara sambil mencubit pahanya dengan keras. Rasa sakit itu membuat matanya seketika memerah dan terlihat sangat kasihan. Hal ini pun membuat orang tidak tega untuk meragukan ucapannya.Mendengar Shania berbicara seperti itu, Audrey tampak s
Read more
PREV
1
...
7891011
...
46
DMCA.com Protection Status