Mendengar hal itu, Zayden sedikit mengernyitkan alisnya. Dia selalu memiliki selera yang sangat tinggi dalam makanan. Selain beberapa koki Michelin teratas, makanan buatan orang lain sama sekali tidak sesuai dengan seleranya.Awalnya Zayden ingin mengatakan bahwa dia sudah mengatur koki kelas atas di sana sehingga Shania tidak perlu melakukan hal seperti itu. Namun, karena perasaan bersalah akibat kejadian tidak sengaja barusan, Zayden pun menjawab, "Oke, aku akan ke sana malam ini."Melihat Zayden menyetujuinya, Shania merasa sangat bahagia dan menyahut, "Aku akan menunggumu di rumah."Zayden pun memutuskan panggilan tersebut, sedangkan Audrey juga sudah pergi. Wajahnya yang tadinya cemberut menjadi lebih suram.Setelah keluar, Audrey duduk di luar sambil menggigit bibirnya dengan erat. Dari nada bicara Zayden barusan, dia mendengar kelembutan yang belum pernah ada sebelumnya. Kemungkinan, itu adalah panggilan dari wanita yang dicintainya itu, 'kan?Begitu memikirkan hal ini, Audrey m
Read more