Beranda / CEO / Dihamili CEO Koma / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Dihamili CEO Koma: Bab 131 - Bab 140

455 Bab

Bab 131

"Astaga, wanita ini kelihatan seperti orang baik, nggak disangka dia bisa melakukan hal seperti ini. Benar-benar menjijikkan sekali! Aku rasa ibu dari pria itu pasti sudah terdesak sampai nggak tahan untuk mengekspos keburukannya ini!""Dilihat dari penampilannya, dia seharusnya sudah terbiasa berbuat seperti itu. Sekarang, dia memang pantas ditangkap dan diekspos ke publik!""Benar. Orang seperti ini memang harus dikecam oleh semua orang, supaya dia nggak membuat masalah lagi!"Sekelompok orang yang menonton itu langsung berpihak kepada Vivi setelah mendengarkan keluhannya yang menyedihkan itu. Mereka merasa bahwa memang Audrey yang tidak tahu malu sehingga terus menghinanya tanpa henti. Berbagai suara kecaman dan komentar buruk terus terdengar sehingga membuat mental Audrey hampir hancur."Aku nggak melakukannya! Bukan aku!" ucap Audrey yang berusaha untuk menjelaskan, tetapi suaranya terdengar sangat lemah.Dia sama sekali tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Jika dia m
Baca selengkapnya

Bab 132

Lantaran jumlah orang yang begitu banyak, setiap orang yang bertindak itu merasa yakin bahwa mereka tidak akan dihukum jika semua dilakukan bersama-sama. Jadi, tidak ada satu pun dari mereka yang mundur."Nggak disangka wanita ini bukan hanya nggak tahu malu, tapi juga sangat sombong.""Cepat, telanjangi dia! Aku mau lihat, apakah dia masih berani bersikap centil untuk menggoda suami orang lain!"Begitu perkataan ini terdengar, seseorang langsung bersorak menyetujui perkataan tersebut. Orang-orang itu terdiri dari wanita paruh baya yang suka bergosip dan juga ibu rumah tangga."Pergi kalian!" Audrey berusaha berjuang dan mengayunkan tangannya dengan asal-asalan, tetapi dia tetap tidak bisa melawan begitu banyak orang.Audrey ingin mengeluarkan ponselnya untuk lapor polisi, tetapi dia mendadak teringat bahwa ponselnya sejak awal sudah disita oleh Zayden. Saat ini, dia sama sekali tidak punya cara untuk menghubungi siapa pun.Audrey pun mulai kebingungan, apa yang harus dia lakukan?Saat
Baca selengkapnya

Bab 133

Begitu teringat bahwa Audrey sedang dicemooh oleh orang-orang dengan perkataan yang sangat buruk sekarang, hati Christian merasa sangat tersayat. Audrey hanya seorang gadis biasa, bagaimana dia bisa menerima perlakuan kejam seperti ini? Christian berpikir bahwa dia harus keluar untuk membantu Audrey!Melihat orang di luar tidak menggubrisnya, Christian langsung mengambil kursi di samping dan melemparkannya ke arah pintu. Namun, pintu itu tetap tidak terpengaruh dan tidak ada tanda-tanda akan terbuka.Di sisi lain, Vivi yang sudah tiba di rumah seusai menyelesaikan urusannya langsung mendengar suara Christian memecahkan barang secara gila-gilaan di dalam kamar. Dia sontak terkejut, tetapi juga merasa sangat puas. Dari keadaan Christian yang menggila itu, dia bisa mengetahui betapa pentingnya Audrey dalam hati anaknya. Vivi pun merasa bahwa dia telah melakukan keputusan yang bijak."Christian, kamu jangan buang-buang energi lagi. Aku nggak akan membiarkanmu keluar," kata Vivi."Ibu, aku
Baca selengkapnya

Bab 134

Semua tulisan itu hanya berputar-putar di kepala Zayden dan dia sama sekali tidak bisa memusatkan pikirannya. Zayden pun mengumpat dalam hatinya, lalu melempar pulpen ke meja dengan sangat emosi. Kemudian, dia melonggarkan dasinya, berdiri, dan keluar untuk mencari udara segar. Setibanya di luar, beberapa anak magang yang baru saja datang mulai bergosip dengan suara pelan."Apa kalian sudah lihat video itu? Aku merasa wanita di dalam video itu sangat familier.""Bukankah dia adalah karyawan yang kerja di perusahaan kita dulu? Aku lupa namanya.""Namanya Audrey, tapi waktu itu aku melihat dia seperti gadis baik-baik. Nggak kusangka dia bisa melakukan hal seperti ini. Benar-benar nggak bisa menilai orang dari penampilannya.""Tapi, dia tampak sangat sengsara sekarang. Kurasa, dia mungkin nggak bisa tinggal di Slastin lagi. Kalau hal itu terjadi padaku, aku mungkin akan bunuh diri."Awalnya, Zayden tidak peduli dengan gosip yang dibicarakan beberapa karyawan itu. Namun, begitu mendengar
Baca selengkapnya

Bab 135

Zayden masuk ke dalam mobilnya, lalu menginjak pedal gas dengan kuat. Mobilnya pun melaju dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan perusahaan. Meskipun mobilnya sudah melaju dengan sangat cepat, Zayden tetap terlihat cemas dan menatap jalan dengan fokus. Dia pun berharap tidak terjadi apa pun kepada Audrey sampai dia tiba di sana.…Setelah diserang oleh sekelompok orang, pada akhirnya Audrey tidak punya pilihan lain selain bersembunyi di bawah sebuah kursi panjang di taman. Dia mengaitkan tangan dan kakinya dengan erat di kaki kursi untuk mencegah orang-orang itu menariknya keluar. Melihat Audrey bersembunyi di tempat seperti itu, sekelompok orang yang menonton perlahan mulai bosan dan akhirnya bubar. Meskipun semua orang telah pergi, Audrey tetap tidak berani bergerak dan hanya menatap ke depan dengan pandangan yang kosong. Baginya, tempat ini adalah tempat paling aman untuknya saat ini. Ketika melihat ada seorang wanita yang meringkuk di tempat seperti itu, beberapa pejalan kaki ya
Baca selengkapnya

Bab 136

Sorot mata Zayden tampak terkejut. Saat ini, dia akhirnya mengetahui bahwa ada yang tidak beres pada Audrey. Meskipun Audrey seolah-olah sedang menatapnya, kedua mata Audrey justru terlihat sangat kosong dan hanya mencerminkan bayangan tubuh Zayden. Audrey sama sekali tidak melihat dirinya!Di sisi lain, Audrey juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Begitu bau darah terasa di mulutnya, dia seperti memiliki dorongan untuk mati bersama orang tersebut. Saat memikirkan hal itu, Audrey menambah kekuatan gigitan di mulutnya. Zayden bahkan bisa merasakan dengan jelas gigi taring Audrey telah menusuk kulitnya sehingga menyebabkan rasa sakit yang tajam.Pada saat ini, Zayden juga tidak memedulikan semua hal itu lagi. Saat melihat tampilan Audrey yang begitu aneh ini, Zayden hanya bisa mengulurkan tangannya yang lain dengan tidak berdaya. Kemudian, dia menutup mata Audrey dan berkata, "Audrey, sadarlah sedikit. Sekarang tidak ada siapa pun yang berani berbuat apa pun kepadamu lagi. Lepaskan tan
Baca selengkapnya

Bab 137

Tepat saat Zayden sedang berusaha untuk menenangkan Audrey, seorang pelayan mengetuk pintu dan datang dengan membawakan pakaian bersih."Tuan Zayden, apa perlu bantuan?" tanya pelayan itu.Zayden mengernyitkan alisnya dengan erat dan berkata, "Cepat panggil dokter untuk bawa obat penenang! Cepat!"Mendengar hal itu, pelayan tersebut juga tidak berani menunda dan bergegas keluar untuk memanggil dokter. Setelah menyuntikkan sebuah obat penenang, akhirnya Audrey perlahan kehilangan kesadarannya dan tertidur."Tuan Zayden, sebaiknya obati dulu luka Anda. Aku akan memandikan Nona Audrey dan menggantikan pakaian untuknya," kata pelayan tersebut.Ketika mendengar ucapan itu, Zayden menunduk dan melihat luka di tangannya yang masih mengeluarkan darah. Barusan, Zayden mungkin terlalu memperhatikan kondisi Audrey sehingga dia tidak merasakan rasa sakit apa pun pada lukanya yang kembali terbuka."Kamu bantu dia dan obati lukanya," pesan Zayden kepada dokter tersebut sebelum pergi.Setelah keluar,
Baca selengkapnya

Bab 138

Namun, sikap Audrey yang tetap tidak berubah membuat Zayden seketika menjadi panik. Saat teringat dengan hal yang dibicarakan oleh dokter kemarin, Zayden pun bergegas memanggil dokter untuk datang. Setelah dokter tiba dan melakukan pemeriksaan untuk waktu yang lama, dia pun berkata dengan ragu-ragu, "Tuan Zayden, masalahnya seperti yang kukatakan kemarin. Kesehatan Nona Audrey nggak bermasalah, tapi mentalnya mengalami trauma. Untuk pulih, kita harus membuatnya melepaskan masalah dalam hatinya. Hanya seorang ahli psikologi yang bisa membantu."Zayden mengepalkan tangannya dan sontak teringat dengan video yang ditonton olehnya kemarin. Apa semua orang itu sudah membuat mental Audrey menjadi hancur?"Baiklah. Segera atur seorang psikolog terbaik kemari untuk melakukan terapi mental kepadanya," ucap Zayden.Zayden berusaha menahan keinginannya untuk membunuh orang dan bersabar menunggu kedatangan psikolog. Begitu psikolog itu tiba, dia mencoba untuk berbicara dengan Audrey. Namun, Audrey
Baca selengkapnya

Bab 139

Saat ini, Zayden yang biasa sangat tegas dalam mengambil keputusan merasa bagai memakan buah simalakama. "Aku akan pertimbangkan hal ini lagi," seru Zayden sambil melambaikan tangannya. Melihat hal itu, psikolog tersebut pun pergi dengan bijak. Tidak lama kemudian, pelayan di vila tersebut datang dan mengetuk pintu sambil berkata, "Tuan Zayden, sekarang sudah siang. Apa mau memberi makan Nona Audrey dulu?"Zayden melihat makanan yang dibawa oleh pelayan tersebut dan mengangguk. Itu adalah semangkuk bubur yang lezat dan ringan. Kemudian, pelayan itu melangkah maju dan membawa bubur itu ke hadapan Audrey. Aroma yang tipis menyebar di seluruh ruangan dan sangat menggugah selera. Namun, Audrey yang duduk di tempat tidur sama sekali tidak bereaksi. Dia tetap seperti sedia kala, tidak menggubris orang lain dan hanya duduk sambil melamun di sana.Selanjutnya, pelayan itu mengambil sesendok bubur dan menyodorkannya ke bibir Audrey, tetapi Audrey menutup mulutnya dan hanya menatap pelayan it
Baca selengkapnya

Bab 140

Setelah menaruh mangkuk di tangannya, Zayden mengambil tisu dan menyeka bibir Audrey hingga bersih dengan hati-hati. Kemudian, dia pun menunduk dan membersihkan noda di pakaiannya. Audrey yang telah selesai makan kembali duduk diam dan melamun di tempat. Namun, Zayden merasa bahwa Audrey yang sudah bisa makan dengan normal adalah permulaan yang baik.Tepat saat Zayden sedang merenungkan langkah selanjutnya, teleponnya berdering. Itu adalah panggilan dari Timothy. Audrey yang duduk di tempat tidur seolah-olah terkejut begitu mendengar suara dering telepon. Tubuhnya pun kembali meringkuk di sudut tempat tidur. Lantaran takut Audrey akan terkejut lagi, Zayden pun mematikan suara teleponnya dan menjawab panggilan di luar."Zayden, kamu di mana sekarang? Di mana Audrey? Apa dia ada di tempatmu?" ucap Timothy dengan suara yang suram.Pagi ini, Vivi dan Zachary pergi ke Kediaman Moore, lalu memberi tahu kejadian kemarin kepada Timothy sambil menangis. Timothy baru mengetahui bahwa pernikahan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
46
DMCA.com Protection Status