Saat ini, Zayden yang biasa sangat tegas dalam mengambil keputusan merasa bagai memakan buah simalakama. "Aku akan pertimbangkan hal ini lagi," seru Zayden sambil melambaikan tangannya. Melihat hal itu, psikolog tersebut pun pergi dengan bijak. Tidak lama kemudian, pelayan di vila tersebut datang dan mengetuk pintu sambil berkata, "Tuan Zayden, sekarang sudah siang. Apa mau memberi makan Nona Audrey dulu?"Zayden melihat makanan yang dibawa oleh pelayan tersebut dan mengangguk. Itu adalah semangkuk bubur yang lezat dan ringan. Kemudian, pelayan itu melangkah maju dan membawa bubur itu ke hadapan Audrey. Aroma yang tipis menyebar di seluruh ruangan dan sangat menggugah selera. Namun, Audrey yang duduk di tempat tidur sama sekali tidak bereaksi. Dia tetap seperti sedia kala, tidak menggubris orang lain dan hanya duduk sambil melamun di sana.Selanjutnya, pelayan itu mengambil sesendok bubur dan menyodorkannya ke bibir Audrey, tetapi Audrey menutup mulutnya dan hanya menatap pelayan it
Baca selengkapnya