Erin menatap ke arah yang ditunjuk oleh Vije. Rupanya badut yang melambaikan tangan pada Vije. Erin tersenyum seraya membalas lambaian tangan badut dengan menggerakkan tangan Vije. Sedangkan Vije tampak ketakutan dan kaku."Tidak apa-apa, itu hanya badut." Erin menggandeng tangan Vije untuk memberi semangat. Bahkan Erin perlahan menarik Vije untuk mendekat."Vije tidak mau dekat-dekat, Kak. Takut. Nanti badutnya nyulik Vije.""Ya sudah. Diam di situ, ya. Kak Erin mau foto dulu." Erin meninggalkan Vije. Jarak Vije dan Erin berdiri dengan badut sebenarnya hanya tiga meter. Seperti ucapannya pada Vije, Erin berfoto bersama badut. Namun Erin berpura-pura kesulitan selfie. Ia kemudian mendekati Vije."Mau jadi anak baik tidak?" tanya Erin pada Vije."Mau, Kak." Vije menjawab dengan tatapannya tidak lepas dari badut. Bukan tatapan antusias, melainkan takut jika didekati oleh badut. "Kalau begitu ... tolong fotokan Kak Erin sama badutnya. Karena fotonya dari tadi jelek. Badutnya cuma kelia
Last Updated : 2023-08-08 Read more