Home / Romansa / Merebut Hati CEO Tampan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Merebut Hati CEO Tampan : Chapter 71 - Chapter 80

98 Chapters

Racun Tikus!

Hari ini merupakan hari yang sangat spesial. Dimana, Anisa sebentar lagi akan resmi menjadi istri sah Bram. Ditambah lagi, Dira sebagai orang tua Anisa, sudah merestui hubungan mereka. Nanti malam adalah malam pertama yang akan menjadi saksi atas kehormatan Anisa yang bisa mempertahankan dirinya dari pergaulan bebas. Mas Bram akan sangat beruntung bila mendapatkan Anisa yang masih perawan itu.Acara pernikahan dilangsungkan selama sehari dan kini tibalah saatnya Bram beraksi. Untuk malam ini, Vino dititipkan dulu kepada Dira karena Bram dan Anisa akan fokus berduaan didalam kamar tidur pengantin. Vino yang masih canggung dengan Dira, memilih untuk diam saja. Berbeda halnya dengan Dira, ia dapat merasakan kehadiran cucu yang sudah anak-anak. “Vino, kamu mau jajan?” tanya Dira yang sedang membawa kue bolu.“Tidak, Vino sudah kenyang” ujar Vino.“Vino, mulai sekarang kamu panggil aku nenek ya” ujar Dira.Vino yang belum pernah merasakan sosok nenek merasa sedikit kebingungan. Dira memper
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Penyesalan Datang Terlambat

Nico menangis memandangi pemakaman kecil yang akan menjadi tempat tinggal Rafatar untuk selamanya. Nico tidak dapat berpikir apapun selain kesakitan hati yang tidak ingin ditinggalkan. Proses pemakaman pun diiringi tangisan. Bukan hanya Nico, para orang tua khususnya ibu-ibu yang turut merasakan kesedihan.Beberapa rekan Nico juga hadir dan menyemangati Nico. Nico yang telah seorang diri itu tidak menginginkan perkataan semangat dari orang lain. Dia hanya ingin Rafatar kembali meskipun tidak akan pernah terwujud. Setelah pemakaian telah selesai, para melayat jenazah pada berpergian meninggalkan pemakan. Terkecuali Nico yang masih memeluk makan Rafatar.“Rafatar, anakku... Jangan tinggalkan Papa sendiri disini hiks” pinta Nico.Hujan pun mulai deras hingga membasahi tubuh Nico. Nico tidak ingin meninggalkan putranya hingga waktu sore telah berganti dengan malam. Hujan yang deras kini telah kembali mereda, seakan kasihan melihat Nico. Nayla datang dengan berpakaian serba hitam dengan men
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Percayalah Pada hati

Wilona berteriak memang Nayla yang telah meninggal beberapa jam lalu. Ya, Wilona telah pingsan beberapa jam lamanya. Reyhan yang menjaga Wilona langsung menenangkan dirinya. Saat Wilona sudah mulai tenang, Wilona menitikkan air matanya. Wilona sangat kasihan dengan kisah hidup Sofia dan juga Nayla. Bibir Wilona bergetar saat melihat Reyhan disampingnya.Bagaimana mungkin Wilona membenci Tuan Harizon sedangkan Wilona sangat mencintai Reyhan? Keputusan yang teramat sulit untuk di pilih. Reyhan hanya diam melihat Wilona yang terlihat seperti orang kebingungan. Ya, dia memang benar. Wilona memang kehilangan arah untuk melangkahkan kaki ini. “Wilona, ayo minum dulu” Reyhan memberikan Wilona air minum. Wilona masih menangis dan tidak menghiraukan apapun yang Reyhan katakan.“Reyhan...” Wilona memanggilnya dengan harapan Wilona ingin menceritakan mimpi yang baru saja aku alami. Reyhan terlihat berpikir keras dan seakan-akan ia, ingin membaca isi hati Wilona yang belum tentu ia mengerti.“Wil
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Dimana Reyna Kau Sembunyikan!

Reyna menangis sendirian didalam hutan. Tidak akan ada orang yang melihatnya. Dengan dibekali roti dan air yang masih tersisa, Reyna pun mengambilnya dari dalam tas. Ia terduduk di belakang pohon berukuran sangat besar. Suasana yang sepi dan angin sedikit kencang, membuat bulu kuduk Reyna berdiri.“Mama... Tolongin Reyna” Suara Reyna tidak akan Wilona dengar meskipun berulang kali ia memanggil Wilona. Reyna kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke tengah hutan. Semakin lama ia semakin masuk ke tengah hutan yang hampir tidak ada yang memasuki hutan tersebut. Awalnya Reyna merasa senang lantaran ia melihat seorang nenek sedang melakukan aktivitas. Reyna mencoba mendekat dan ia terkejut saat melihat nenek itu memotong ayam dan memakannya mentah-mentah! Reyna langsung muntah di tempat.“Huek!!!”Nenek tersebut mendengar Reyna dan mulai menoleh kearah belakang. Reyna yang ketahuan sedang mengintip langsung lari menjauhi nenek tersebut. Dalam berlari tersebut, Reyna sudah beberapa kali
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Berlapang Dada

“Mama... Tolongin Reyna, Ma. Reyna takut disini hiks” Reyna duduk bersender di pohon besar. Malam ini, semuanya serba gelap dan angin dingin yang menusuk ke hati. Nayla sendirian didalam hutan. Antara bertahan ataupun menangis terisak-isak. Hanya suara jangkrik yang kini menemani Nayla di sepanjang malam ini. Wilona yang gelisah tidak bisa tidur nyenyak. Seperti aku mendengarkan suara-suara Reyna yang meminta pertolongan dengannya.“Tuhan, aku mohon padamu yang maha tahu segalanya. Tolong lindungilah anakku, jaga dia dimanapun dia berada. Tolong... Berikanlah aku petunjuk agar aku bisa menemukan anakku secepatnya” Wilona berdoa kepada tuhan dengan harapan sebagai seorang mama.Wilona tidak enak hati rasanya tidur enak di rumah mewah dan belum tentu putrinya juga merasakan hal yang sama. Wilona benar-benar merindukan Reyna. Jam telah menunjukkan pukul 1:00 Tengah Malam dan mataku pun belum juga mau untuk di pejamkan. Hingga akhirnya Wilona bisa tidur di jam 3:00 Tengah Malam. Wilona t
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Mati Suri

Reyhan berusaha mengguncang-guncangkan tubuh Syahnaz yang telah dinyatakan meninggal itu. Wilona dapat memahami perasaan Reyhan yang kini terpukul itu. Walaupun rekam jejak Syahnaz yang buruk dengan keinginannya ingin menyingkirkan Reyhan yang akan menjadi penghambat bagi Syahnaz mendapatkan harta kekayaan dari orang tua angkatnya. Wilona menyentuh bahu Reyhan dengan maksud agar Reyhan ikhlas menerima kenyataan yang seperti ini. Reyhan mengusap beberapa kali air matanya yang terus berjatuhan membasahi mata dan bibirnya. “Wilona, Wilona sudah kehilangan Mama dan kali ini harus kehilangan Kakak” ujar Reyhan dengan pilu.“Kamu yang sabar Rey... Syahnaz sudah tenang di alam lain” ujar Wilona dengan kata-kata positif. Tidak mungkin aku menjelekkan Syahnaz yang sebenarnya pantas di maki-maki.“Seberapa jahatnya dia sewaktu hidup, namun aku hanya memiliki satu saudara didalam keluargaku. Aku tidak ingin membalas dendam terhadap orang jahat karena aku tidak ingin masuk kedalam kebencian” uja
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Undangan Ulang Tahun

Reyhan mempercayai Wilona dalam mengurusi Syahnaz. Padahal Wilona jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaannya pada Syahnaz. Kata Reyhan, Wilona tidak mungkin ikut berbuat jahat seperti orang Syahnaz. Wilona tersenyum dan berterimakasih atas kepercayaannya pada Wilona. Setelah Reyhan mampu membujuk Reyna, Reyhan pun pamit pergi.Wilona mendorong kursi roda dan membawa Syahnaz masuk kedalam rumah. Wilona mengajaknya masuk kedalam kamar tidur yang kebetulan ada yang masih kosong. “Ayo, biar Wilona bantu kamu berjalan” ujarku. Wilona memegangi tangannya dengan erat sedangkan Reyna memegangi kursi roda. Syahnaz Wilona dudukan lalu perlahan Wilona bantu untuk tiduran di kasur empuk berwarna putih.“Reyna, ambilkan air putih!” perintah Wilona pada Reyna.“Baik, Ma” ujar Reyna yang kemudian menuju ke arah dapur.Wilona menatap Syahnaz dan Wilona memintanya untuk tenang lantaran Syahnaz terlihat gelisah. Tidak lama kemudian, Reyna datang dengan membawa secangkir air putih yang ia ambilkan dari air
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

Teman Baru Reyna

Pagi hari, Reyhan duduk di teras rumah. Sambil membuka laptop dan mengerjakan tugas kantor di laptopnya. Padahal, hari ini adalah hari minggu. Wilona membawakan segelas teh hangat padanya. “Minum dulu Sayang” ujar Wilona sambil tersenyum manis. Reyhan meraih teh tersebut dan sedikit meniup karena agak panas.“Apa tidak sebaiknya kamu beristirahat? Apalagi hari ini kan hari libur” ujar Wilona.“Aku bosan berdiam diri” ujar Reyhan.“Daripada kamu sibuk sama pekerjaan saja mending kita liburan?” tanya Wilona.Reyhan terdiam dan sedikit berpikir lalu ia mulai teringat tentang Lisa. Seketika Reyhan tersenyum sumringah dan membuat aku keheranan. “Kok mendadak senyum-senyum?” tanyaku. Reyhan pun mulai berkata, “Kemarin... Sekretaris aku di kantor mengundang aku ke acara anaknya. Apakah kamu mau ikut sama Reyna?” tanya Reyhan.“Boleh saja sih... Tapi, kembali lagi sama Reyna” ujarku mengingatkan.“Iya, sekarang aku bilang sama Reyna” ujar Reyhan. Dia “Jangan sekarang! Reyna lagi tidur, jangan
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Nostalgia

Bram tengah berbahagia lantaran kini Anisa telah mengandung anak pertama dari pernikahannya bersama Anisa. Usia janin Anisa masih terhitung beberapa hari, hanya saja mereka tetap merasa syukur atas karunia yang telah Tuhan berikan. Terutama pada Anisa, ini adalah hal yang baru selama hidupnya. Rasa haru dan juga sedih kini menyelimuti hatinya yang paling dalam. Mamanya kini sudah tidak dapat berbicara lagi. Membuat Anisa bersedih setiap saat berjumpanya.Dira, mamanya Anisa sewaktu sakit ringan telah berpesan kepada Anisa, jikalau ia telah sakit keras ia ingin dirawat di rumahnya saja. Hal itu berarti Dira tidak ingin tinggal satu atap rumah dengan keluarga kecil Anisa. Dira begitu bukan karena ia tidak senang terhadap Bram. hanya saja, Dira merasa tidak ingin merepotkan kedua pasangan muda. Dia ingin menghabiskan sisa hidupnya berada didalam rumah kenangan bersama suaminya yang telah meninggal. Dira yang sedang tengah berbahagia itu ingin memberitahukan kehamilannya kepada Dira. Deng
last updateLast Updated : 2023-08-25
Read more

Duka Anisa

Matahari telah terbenam dan kini Anisa mulai terbangun dari tidurnya. Rasa ngantuk seharian perjalanan itu telah hilang. Anisa mulai merenggangkan kedua tangannya agar lebih merasa enak karena bagaimana pun Anisa pasti merasa pegal-pegal lantaran tidak tertidur di tempat tidur yang empuk melainkan tidur di kursi dan bersender di kasur.Anisa mulai menyentuh pergelangan tangan mamanya dan hendak membangunkannya. Namun, sesuai hal yang tidak terduga pun terjadi... Dira telah terbujur kaku tanpa ada yang mengetahui di jam berapa mamanya meninggal dunia. Anisa langsung nangis histeris hingga kedua perawat yang merawat Dira pun langsung masuk kedalam kamar tidur.“Mbak! Tolongin Mamaku hiks...” Kedua perawat itu langsung memeriksa keadaan Dira. Sementara Bram masuk kedalam kamar dan bingung melihat ekspresi Anisa yang telah menangis. Ditambah lagi kedua perawat tengah serius memeriksa mama mertuanya. Bram pun menjadi mengerti lalu ia menghampiri Anisa dan Anisa pun menangis di pelukannya.
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status