Semua Bab Membawa Lari Anak Kembar CEO: Bab 281 - Bab 290
362 Bab
Bab 281 - Lamaran Ke Dua
Dunia seperti berhenti selama beberapa detik. Hening menyergap, debaran memenuhi dada. Menunggu jawaban yang diberikan oleh Sunny untuk Karel. Lamaran ke duanya. Apakah akan diterima? “Maukah kamu menikah denganku? Aku akan mengatakannya sekali lagi, mungkin hubungan kita diawali dengan tanpa cinta. Jadi ayo mengenal satu sama lain dan kita mulai membuka hati. Asal kamu tahu ... aku sudha membuka hatiku untukmu sejak awal. Kamu boleh masuk dan merasa nyaman. Tapi kalau kamu masuk lalu pergi, aku akan mengejarmu sampai kamu tinggal dan tidak bisa pergi ke mana-mana lagi.” Panjangnya kalimat Karel dinikmati oleh Sunny. Tidak ada satu kata pun yang ingin dia hindari, atau dia lupa. Karena mendengar suara Karel adalah kebahagiaan yang bisa dia dapatkan secara cuma-cuma. Tatapan mata tulusnya, adalah hal yang sampai hari ini masih disukai oleh Sunny. Dan lamarannya yang ke dua, masih menunjukkan hasrat bahwa dia memang ingin membawa hubungan mereka ke arah yang lebih serius. Apa
Baca selengkapnya
Bab 282 - Double Trouble
“Itu hanya perumpamaan kok.” Lara berujar lebih dulu sebelum menimbulkan dugaan yang tidak biasa baik itu dari Rafael maupun Aira.“Perumpaan apa yang sampai melibatkan kolor ultraman?” tanya Aira yang sebenarnya lugunya sebelas dua belas dengan Lara.“Perumpamaan untuk perempuan ulat bulu yang mau mendekati keluarga kami,” jawab Lara lebih dulu.Memandang Alex yang tak keberatan Lara membahas itu sebab dia mengangguk membenarkannya.“Dan kamu bilang begitu?”“Iya, Aira. Aku bilang pada dia kalau Alex itu tidak punya apa-apa selain kolor Ultraman yang dia pakai. Aku pikir dia akan menyerah. Taapi sekali punya niat jahat, bukankah itu akan terus mencari jalan? Dan dia bisa melihat Alex kaya raya tidak hanya punya kolor saja tapi juga dua juta dolar secara cash.”Kedua bola mata Rafael dan Aira melebar dibuatnya. Dan kemudian mereka paham siapa yang sedang dibicarakan oleh Lara.“Oh? Jangan-jangan itu perempuan yang membawa Neo dan Shenina?” tanya Rafael memastikan.Bersambut anggukan da
Baca selengkapnya
Bab 283 - Hasil Abstrak Pablo Picasso
Padahal Alex sudah menduga hal seperti ini pasti akan terjadi.Dia juga sudah berpikir akan mengagendakan untuk memberi pengawasan yang lebih pada si kembarnya, Neo dan Shenina serta si kembarnya Rafael, Zio dan Asha.Tetapi ... karena keenakan berbincang, dia malah lupa dengan hal itu sehingga inilah yang terjadi.“MAMAAA!” yang terdengar hingga ke ruang makan telah mengindikasikan sesuatu yang tidak baik.Benar!Karena saat Lara tiba di sana, dia menjumpai empat makhluk kecil itu seperti lukisan abstrak.Kedua bahu Lara jatuh melihat mereka sedangkan Aira tak bisa menahan diri dan memanggil,“ZIOO, ASHAAA!”Dia memejamkan matanya dengan tak berdaya melihat anak-anaknya yang seperti mahakarya hasil begadangnya Pablo Picasso.Wajah Neo tampak keunguan, tak jauh beda dengan wajah Zio.Shenina? Jangan harap menemukan di mana bola matanya yang berwarna putih karena itu bersatu dengan wajahnya yang benar-benar berwarna putih.Dia seperti hantu muka rata karena di kedua matanya ada lingkar
Baca selengkapnya
Bab 284 - Cookies And Chiffon Cake
Setelah mendapatkan ultimatum dari ibunya, barulah Karel dan Sunny meninggalkan rumah.Keluar dari pintu utama, mereka berjumpa dengan beberapa ibu-ibu yang baru saja pulang arisan PKK.“Mau ke mana ini Bu guru sama pak Dokter?” tanya salah seorang di antara mereka.“Kelihatannya mau kencan ya?” sambung suara ramah yang lainnya. Berhenti di depan gerbang rendah rumah sunny.“Mau ketemu orang tua saya, Bu,” jawab Karel dan itu bersambut dengan hebohnya mereka.“Selamat ... jangan lupa nanti undangannya. Pasangan paling dinantikan se-komplek loh pak Dokter sama bu Guru.”“Doanya, terima kasih.”“Sama-sama ....”Mereka pergi dan Sunny tahu, kabar bahwa dia akan berkunjung ke rumah orang tuanya Karel pasti akan menyebar dnegan cepat. Apalagi di group chat warga di mana Sunny juga tergabung di dalamnya.“Ayo,” ajak Karel yang membuat lamunan Sunny terhenti dengan cepat.“Iya,” jawabnya gugup.Kemudian masuk ke dalam mobil dan mereka pergi meninggalkan halaman.Berdebar.Meski Sunny pernah m
Baca selengkapnya
Bab 285 - Ini Tentang ‘Dimulai Dengan Tanpa Rasa’
Tampaknya, ‘Ayo ke kamarku’ telah membuat Harison dan Dona memiliki pandangan lain untuk mereka.“Karel?!” selidik Dona setelah menyuap satu garpu chiffon cake.“Kok sudah ngajakin ke kamar loh? Nikah dulu, Nak!”“Ini tidak seperti yang Mama dan Papa pikirkan. Sunny ingin buang air kecil karena gugup bertemu dengan kalian. Makanya aku ajak ke kamarku saja.”“Ooh ....” lega mereka bersamaan.“Ayo, Sun!” ajak Karel meraih lengan Sunny agar dia bangun dari duduknya.“Permisi.”Dia menunduk malu saat harison dan Dona mempersilahkannya untuk lewat.Tidak ada yang bicara sepeninggalnya mereka dari ruang keluarga.Sunny malu karena dia malah ingin buang air kecil di saat yang tidak tepat.“Maaf,” ucap Sunny pada Karel yang tertawa melihat wajahnya yang merah padam dalam kepanikan.“Kenapa kamu harus minta maaf?”“Karena kebelet buang air kecil.”“Kebelet buang air kecil bukan sebuah dosa, Nona Sunny. Sebelah sini!”Sunny menarik tangannya agar mereka berbelok ke kiri.Karel membuka pintu ber
Baca selengkapnya
Bab 286 - Gara-gara Sebuah Kecupan
“Sunny?”Karel berniat mencegahnya pergi tetapi hal itu tak bisa dia lakukan karena Sunny sudah berlari pergi meninggalkan kamarnya.Satu kecupan yang membuat Karel rasanya mati berdiri.Ini pertama kalinya dalam hidup dia merasakan kecupan manis bibir seorang perempuan—selain ibunya.Dia menghela napasnya, menyaksikan pintu kamar yang tertutup. Sunny sudah keluar, tapi rasa kecupannya masih tertinggal di pipinya.Karel pikir, mulai sekarang dia akan mengagendakan balas dendam.Apa itu?Nanti tunggu sebentar lagi!....Pada akhirnya, kunjungan ke rumah Karel usai juga. Ditutup dengan Dona serta Harison yang mengantar Sunny hingga ke depan pintu rumah.Dengan Dona yang berpesan,“Tante sudah menganggap kamu sebagai anak tante sendiri loh. Jangan bikin Karel jadi bujang lapuk ya? Seusia dia ini, dia seharusnya sudah punya anak dua atau tiga. Atau kalau memang belum punya anak, setidaknya dia sudah menikah. Yah ... meskipun Tante tahu kalau menikah itu bukan soal cepat atau lambat, tapi
Baca selengkapnya
Bab 287 - Dari Kecupan Hingga Malam Yang Panjang
Diawali dengan sebuah kecupan, Lara tahu ini akan menjadi sebuah malam yang panjang serta malam yang dia sukai.Bagaimana tidak?Bagaimana Lara tidak suka jika yang diberikan oleh Alex untuknya itu adalah sebuah rasa nyaman?Lara menyelipkan jemarinya di antara rambut Alex yang masih belum sepenuhnya kembali ke warna hitam.Dia baru saja menenggelaamkan wajahnya di bagian depan tubuh Lara, di bawah lehernya, lihai menggunakan lidahnya, atau bibirnya yang sedingin buah ceri untuk menarik letak sensitif yang membuat Lara seperti akan kehilangan akal sehatnya.Rasa manisnya Lara sangat suka. Gigitan kecilnya membuat Lara meremas rambut Alex semakin kuat, lengkap dengan erangannya yang ada di ambang batas antara suka dan saaangat suka.“Alex,” panggil Lara saat Alex berhenti.Menarik wajahnya dan menunjukkannya di depan Lara sehingga Lara hampir meraihnya dengan menggunakan kedua tangannya sebelum Alex menghindarinya.Bukan menghindar sebab tidak suka tetapi menghindar karena itu sengaja
Baca selengkapnya
Bab 288 - Pertemuan Canggung
“Lara?” sapa Karel lebih dulu setibanya dia di belakang wanita yang dia panggil sebagai ‘Sunny’ itu.“Halo, dokter Karel.”Lara menunduk dengan sopan di hadapannya. Membuat Karel juga melakukan hal yang sama.“Halo,” balasnya canggung.“Silahkan masuk! Aku sudah selesai kok.”Lara sekali lagi menunduk dan berjalan dengan gegas untuk menyisih agar dia tak menghalangi jalan sehingga mereka bisa masuk.Begitu saja mereka saling berpisah.Lara masuk ke dalam mobil setelah Andik membukakan pintu untuknya.Melihat mereka dari jendela, dan berpikir jika wanita bernama Sunny itu jelas datang bersamanya.‘Dia sudah punya gandengan?’ tanya Lara dalam diam. Dan diam-diam senang.Setidaknya ... keputusan yang dia ambil untuk menjauh dari Lara dan Alex itu menghasilkan sebuah akhir yang bahagia.....Di Maria Florist pasca mobil yang dikemudikan Andik meninggalkan halaman, Karel mempersilahkan Sunny untuk masuk ke dalam toko.Mereka datang ke sini karena Sunny ingin membeli buket bunga sebagai hadi
Baca selengkapnya
Bab 289 - Ada Apa Dengan Alex?
Tidak ingin membebani pemilik rumah, Lara bersikap biasa saja dan tidak mendebat Alex soal apa yang dia pikirkan sekarang ini.Perjamuan makan malam dengan hidangan yang enak menyenangkan mereka hingga usai.Kalisha meminta Neo dan Shenina bermain di ruang tengah. Sedangkan dia membuat coklat hangat untuk mereka. Kecuali Alex yang ingin minum coklat dingin. Dengan tambahan, tidak perlu diseduh dengan menggunakan susu.Saat mereka berkumpul di ruang keluarga dengan Ibra dan Kalisha yang tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Neo yang bercerita tentang asal mula mereka membuat rambut ayah mereka menjadi putih, Lara tidak bisa ikut tertawa karena hatinya sedang tidak baik.Atau dia tertawa tetapi hanya sebagai sebuah formalitas belaka.Dia kepikiran dengan Alex.Bahkan dia tidak ikut duduk di sini bersama yang lainnya.Dia mengasingkan diri entah ke mana dan Lara berpikir dia sedang telepon dengan seseorang.Lara menyentuh lembut punggung tangan Kalisha dan membuat paras cantiknya menyam
Baca selengkapnya
Bab 290 - Saat Papa Mengasuh
“Hari ini kita akan duduk-duduk santai saja begini, Pak Alex?” tanya Rafael yang mengambil duduk di samping Alex di atas sebuah batu besar saat anak-anak mereka, Neo, Shenina, Zio serta Asha sibuk melihat rumput yang memiliki bunga kecil, beberapa meter di depan mereka.“Iya, Raf,” jawab Alex dengan sekilas menoleh pada Rafael.Rafael memanggil Alex lebih formal karena Alex usianya di atasnya, bahkan di atas abang tertuanya juga.Tapi bukan berarti keakraban di antara mereka hilang sebab Rafael itu memiliki sifat yang tak beda jauh dengan sifat Ibra. Dia ceria dan banyak bicara untuk ukuran Alex yang bicara seperlunya saja.“Lalu besok baru tanam-tanam di sawahnya?”“Iya. Aku sudah bilang ke pengelola vilaku untuk mencarikan lokasi yang bisa digunakan untuk anak-anak bermain.”“Ketemu, ‘kan?”“Iya, syukurlah ketemu.”“Padahal pakai vila keluargaku juga bisa loh. Kami punya beberapa di sini. Soalnya Zio sama Asha yang ribut kepingin pergi sama Neo dan Shen. Aku jadi merasa bersalah. Ha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
37
DMCA.com Protection Status