Setelah mengetahui bahwa Maya punya andil yang sangat besar dibalik pernikahanku dengan Bang Fyan, aku sangat bersyukur bahwa Allah telah menghadirkan orang-orang terbaik di sekitarku.Sore ini ketika Bang Fyan menjemputku, aku mengajak Maya, Iren serta Rasti makan bersama di sebuah restoran yang cukup mahal. Sekali-kali mengajak mereka makan memang kerap aku lakukan, hanya saja biasanya aku memilih tempat yang lebih sederhana, yang penting kebersamaannya."Ra, kenapa masuk ke sini? Ini mahal loh," bisik Maya ketika kami mencari tempat duduk."Ya, sekali-kali lah.""Aku tahu nih, emang orang kalau lagi seneng apa aja bisa dilakukan ya. Termasuk orang yang lagi kasmaran," goda Maya seraya menjauh dariku."Sok tahu!" Aku memutar bola mata."Kalian ini, tidak malu apa? Udah gede masih becanda ala anak sekolah." Bang Fyan mengusap kepalaku sedang aku hanya tersenyum tipis.Sikap Bang Fyan masih sama seperti itu, sukanya mengacak rambutku ketika aku masih SMA. Setelah aku kuliah dan berhij
Read more