Cavin terkejut ketika melihat reaksi Alice. Ia segera menarik kembali tangannya yang hampir saja menyentuh tangan putih milik Alice. Bukannya marah, lelaki itu tetap saja menggoda Alice yang saat itu sudah naik pitam."Kamu jangan marah-marah, Sayang. Nanti, kecantikan kamu bisa hilang," katanya dengan nada yang lemah lembut.Alice merasa jijik mendengarnya. Ia ingin sekali untuk cepat-cepat keluar dari mobil. Namun, dirinya tidak dapat melakukan hal itu. Perempuan tersebut mencoba untuk mengikuti jalan alurnya."Pak, Bapak bisa lakukan apa pun terhadap saya, tapi izinkan saya memberikan batasan untuk Bapak juga," kecam Alice dengan pandangan tetap mengarah ke depan.Cavin mengernyit, ia tahu jika perempuan itu belum mengerti mengenai kegiatan yang akan dilaluinya malam ini. Lantas, lelaki tersebut hanya mengiakan saja sembari tetap berfokus untuk menyetir mobil.Setengah jam kemudian, mobil tersebut telah sampai di suatu tempat. Tempat itu sangatlah ramai dengan berbagai lampu yang b
Read more