Semua Bab Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan : Bab 11 - Bab 20

49 Bab

Bab 11: Deon Tak Punya Hati

Izabel langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara tersebut. Suara yang begitu sangat menakutkan baginya. Suara yang sudah ia anggap seperti suara malaikat maut yang siap mencabut nyawanya."Ma...Mas De...Deon?" Izabel terbata.Deon berjalan mendekat menghampiri Izabel. Dan tanpa di duga, ia langsung melakukan hal yang membuat Izabel kaget dibuatnya.PlakkkkDeon menampar pipi mulus Izabel dengan begitu kencangnya, hingga terlihat jelas sekali bekas tamparan pada pipi wanita itu yang berwarna kemerahan."Kenapa Mas Deon tampar aku?" tanya Izabel memegangi sambil menahan pipinya yang terasa sangat sakit."Kamu tanya kenapa?" Deon mencekik leher Izabel hingga wanita itu terlihat kesulitan untuk bernapas."Kamu tahu sekarang jam berapa? Aku sudah memperingatkan kamu, jangan pulang melebihi dari jam yang telah aku tentukan! Tapi lagi-lagi kamu melanggar aturanku. Kamu ini memang pembangkang." Deon semakin kencang mencekik leher Izabel hingga wanita itu tidak bisa mengeluarkan kata-k
Baca selengkapnya

Bab 12: Hampir Curiga

Setelah pulang dari kantornya, Deon langsung menjalankan mobilnya untuk bertemu dengan kekasihnya. Ia merasa rindu dengan wanitanya itu. Sudah satu minggu ini ia dan Aurora memang tidak bertemu karena kesibukan dari keduanya. Setelah sampai di rumah sang kekasih, ia langsung disambut hangat oleh bu Sara."Selamat sore, Tante." sapa Deon."Selamat sore, Deon. Kamu ingin bertemu dengan Aurora, ya?" kata bu Sara.Deon mengangguk. "Benar, Tante. Apa Aurora sudah pulang?" tanya Deon.Belum sempat bu Sara menjawab, terlihat sebuah mobil memasuki gerbang rumah tersebut. Mata Deon mengenali mobil tersebut. Mobil itu adalah milik sahabatnya sendiri, yaitu Javas. "Bukankah itu mobil Javas? Untuk apa dia ke sini?" ucap Deon dalam hati."Aurora bersama Javas. Bagaimana ini? Deon pasti akan curiga," batin bu Sara.Setelah mobil milik Javas terparkir, turunlah sang pemilik mobil bersama dengan Aurora. Deon merasa terkejut melihat Aurora pulang bersama dengan Javas. Sedangkan Javas dan Aurora terli
Baca selengkapnya

Bab 13: Sepiring Nasi Goreng

Malam dinihari, entah kenapa tiba-tiba Deon merasa lapar. Sejak tadi sore pria itu memang belum makan. Deon terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu ingin menyelesaikan beberapa tugasnya di rumah sebelum bulan depan nanti ia akan pergi berlibur dengan sang kekasih, Aurora. Deon langsung turun ke bawah untuk mencari makanan yang bisa ia makan. Namun sayang, ternyata tidak ada simpanan makanan sama sekali. Di dapur hanya ada nasi dan telur. Sedangkan ia tidak bisa memasak. Sementara kini bi Kinar sedang pulang ke kampung halamannya sejak tadi siang. Jadi tidak ada yang melayaninya. "Aku ingin sekali memakan nasi goreng. Tapi bagaimana cara memasaknya? Sedangkan aku tidak bisa memasak." gumam Deon merasa bingung.Saat sedang berpikir, tiba-tiba saja Izabel juga ke dapur karena merasa haus. Izabel begitu kaget melihat Deon yang sedang berdiri di depan kitchen set. Deon pun menatap Izabel yang langsung menunduk. Izabel mengambil gelas dan menuangkan air, kemudian meminumnya. Setelah i
Baca selengkapnya

Bab 14: Pertolongan Deon

Hari ini adalah hari libur. Aurora kini sudah berada di rumah kekasih gelapnya, Javas. Ia ke rumah Javas karena permintaan dari pria itu."Aku merindukanmu, Sayang." ucap Javas sembari memeluk Aurora yang kini sedang duduk di sofa."Javas, ada yang ingin aku katakan padamu." kata Aurora."Apa? Sepertinya ini serius," balas Javas."Bulan depan Deon ingin mengajakku berlibur. untuk itu, kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu," jelas Aurora."Apa? Jadi, kalian berdua akan berlibur?" tanya Javas begitu terkejut."Iya, Sayang." Aurora mengangguk."Kenapa kamu tidak menolak ajakannya? Lalu, bagaimana dengan aku? Kamu tega ninggalin aku di sini, sedangkan kalian berdua bersenang-senang di luar sana," kesal Javas."Sayang, tidak mungkin aku menolak ajakan Deon. Lagi pula, aku ingin liburan, aku merasa jenuh, Javas. Selama ini kamu juga tidak pernah mengajakku untuk pergi liburan." ucap Aurora dengan merengek manja.Javas tidak menjawab. Ia merasa kesal karena sang kekasih gelap akan be
Baca selengkapnya

Bab 15: Ganti Pakaian

"Aku ingin meminta tolong padamu!" ucap Deon pada supir pribadinya yang usianya sama dengannya."Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Abian, supir Deon."Kamu lihat dia pingsan dan pakainya basah. Aku minta tolong padamu untuk mengganti pakaiannya!" ucap Deon.Mata Abian langsung melotot tidak percaya atas permintaan majikannya. Bagaimana bisa seorang suami meminta orang lain untuk menggantikan pakaian istrinya. Sungguh ini gila dan tidak masuk akal."Tuan, maafkan saya! Tapi saya rasa itu tidak pantas untuk dilakukan. Saya ini hanya supir, Tuan. Sedangkan Nona Iza adalah istri Tuan, majikan saya. Saya rasa itu tidak sopan." tolak Abian menunduk."Di sini aku majikanmu, bukan Izabel. Jika kamu masih ingin bekerja denganku, cepat lakukan sekarang!" ancam Deon."Tapi, Tuan,""Abian, lakukan sekarang! Aku tidak suka dibantah. Ayo cepat!" paksa Deon.Abian diambang keraguan. Jika ia mengikuti permintaan Deon, ia merasa kasihan pada Izabel. Harga dirinya sebagai wanita pasti sangat hancu
Baca selengkapnya

Bab 16: Menguping

Saat sedang sibuk dan fokus dengan layar laptopnya, Deon kedatangan tamu tak diundangnya di rumahnya. Pria itu sedang berada di ruang tamu sembari bekerja. Javas sengaja mampir ke rumah Deon untuk berpura-pura mengajak pria itu pergi berlibur."Ekhem," Javas berdehem menyadarkan Deon.Deon langsung menoleh saat ia mendengar suara seseorang. Ia terkejut karena tiba-tiba Javas sudah berada di rumahnya."Javas, kau di sini?" tanya Deon.Javas tersenyum dan langsung duduk di samping Deon. "Ya, aku sedang merasa suntuk di rumah. Akhirnya aku mampir ke sini untuk bermain denganmu," jawab Javas."Maafkan, aku, Javas. Aku sedang tidak bisa bermain. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku malam ini," kata Deon merasa tidak enak."Santai saja. Kalau begitu, aku menemanimu saja," balas Javas dan diangguki oleh Deon."Deon,""Hm?" "Aku ingin sekali kita berlibur seperti dulu. Sudah lama kita tidak berlibur bersama. Apa kau tidak ingin mengajakku liburan? Minggu depan aku berencana mengambil cutiku.
Baca selengkapnya

Bab 17: Mengakhiri Hidup

"Iza, apa yang kamu lakukan? Sedang apa kamu di sana?" tanya Deon sembari berjalan menghampiri Izabel."Em, maaf Mas, tadi aku tidak sengaja menyenggol pajangan ini. Aku minta maaf." jawab Izabel sembari menaruh lagi pajangan yang tadi tak sengaja jatuh. Keringatnya sudah panas dingin karena takut dengan tatapan maut Deon."Kamu mendengar pembicaraanku?" tanya Deon."Em, tidak, aku tidak mendengar pembicaraan Mas Deon. Sungguh!" jawab Izabel terbata. Ia terpaksa berbohong karena merasa takut pada Deon."Kamu pikir aku bodoh? Hah? Dasar lancang! Sini!" Deon langsung menarik telinga Izabel dan menjewernya dengan sangat kencang, hingga telinga wanita itu terlihat sangat merah."Mas Deon, sakit!!! Ampun, sakit, Mas!!! Awww ...!!!" jerit Izabel menahan sakit. Jeweran Deon pada telinga Izabel bukan jeweran biasa. Pria itu sampai memelintir telinga Izabel hingga wanita itu tak kuasa menahan rasa sakitnya."Ini hukuman untukmu karena kamu telah berani menguping. Rasakan ini, Iza!" Deon semaki
Baca selengkapnya

Bab 18: Sikap Izabel

Semenjak kejadian percobaan bunuh dirinya beberapa waktu lalu, sikap Izabel pada Deon kali ini terlihat begitu dingin. Biasanya wanita itu selalu merasa ketakutan saat melihat Deon. Seolah Izabel sudah tidak peduli lagi apa yang akan dilakukan oleh Deon padanya. Lagi pula percuma saja ia menghindar. Meskipun ia memohon berkali-kali pada Deon agar tidak menyiksanya, pria itu tidak akan mendengarkan ucapannya dan tetap menyiksanya. Deon pun menyadari dengan sikap Izabel beberapa hari ini. Ia merasa ada yang aneh dengan Izabel. Rasanya ia tidak suka melihat sikap Izabel seperti sekarang ini.Seperti pagi ini saat sedang sarapan. Setelah selesai sarapan, Izabel langsung pergi begitu saja setelah tadi ia berpamitan pada bi Kinar. Biasanya wanita itu juga berpamitan pada Deon jika akan berangkat. Namun kini seakan mengabaikan Deon dan tidak berpamitan kepadanya."Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kenapa sikapnya jadi seperti itu padaku?" batin Deon sembari menatap kepergian Izabel.Deon
Baca selengkapnya

Bab 19: Bunuh aku, Mas!

Izabel meringis kesakitan karena tarikan tangan Deon pada rambutnya. Namun sebisa mungkin ia tahan. "Lakukan apa yang ingin Mas Deon lakukan padaku! Lagi pula, untuk apa aku tunduk pada Mas Deon? Semua itu percuma. Meskipun aku tidak melakukan kesalahan pun, Mas Deon akan tetap menganggapku salah. Jadi, untuk apa aku tunduk? Bukankah itu sama saja? Hanya penyiksaan yang akan aku dapatkan dari Mas Deon. Benar begitu?" jawab Izabel."Kenapa sekarang kamu berani melawanku, Iza? Kamu memancing amarahku? Hah?" tanya Deon yang semakin kuat menjambak rambut panjang Izabel."Aku hanya manusia biasa, Mas. Aku juga memiliki batas kesabaranku. Setiap hari Mas Deon menyiksaku tanpa aku tahu apa salahku, dan itu Mas Deon lakukan selama berbulan-bulan. Apa Mas Deon lupa dengan apa yang sudah Mas Deon lakukan padaku selama ini? Hah? Mas Deon jahat! Mas Deon adalah suamiku. Seharusnya suami itu bisa menjadi rumah yang nyaman untuk istrinya. Tapi justru yang aku rasakan kini aku merasa seperti di dala
Baca selengkapnya

Bab 20: Ceraikan aku, Mas!

Deon dan bi Kinar langsung melepaskan tali yang terikat di tubuh Izabel."Tuan, ayo bawa Non Iza ke kamarnya!" pinta bi Kinar dengan panik.Deon mengangguk dan langsung membawa tubuh istrinya yang basah kuyup ke kamar wanita itu. Diikuti oleh bi Kinar di belakangnya."Bi, tolong gantikan pakaian untuk Iza! Aku akan panggilkan dokter," titah Deon."Baik, Tuan."Deon langsung keluar kamar dan menelepon dokter untuk segera datang ke rumahnya dan memeriksa Izabel. Hingga tak butuh waktu lama, dokter tersebut pun datang dan langsung menangani Izabel."Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?" tanya Deon dengan perasaan panik juga."Tubuhnya menggigil dan demamnya cukup tinggi. Saya akan meresepkan obat untuk Nyonya Iza dan Nyonya harus banyak istirahat," kata dokter."Baik, terima kasih." Dokter pun langsung pergi setelah tadi memberikan resep obat agar bisa ditebus. Kini Izabel juga sudah sadar dengan kondisi tubuhnya yang menggigil."Non, Bibi buatkan teh jahe untuk Non Iza, ya!""Makasih, Bi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status