Home / Pernikahan / Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan / Bab 13: Sepiring Nasi Goreng

Share

Bab 13: Sepiring Nasi Goreng

Author: Polaris
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Malam dinihari, entah kenapa tiba-tiba Deon merasa lapar. Sejak tadi sore pria itu memang belum makan. Deon terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu ingin menyelesaikan beberapa tugasnya di rumah sebelum bulan depan nanti ia akan pergi berlibur dengan sang kekasih, Aurora.

Deon langsung turun ke bawah untuk mencari makanan yang bisa ia makan. Namun sayang, ternyata tidak ada simpanan makanan sama sekali. Di dapur hanya ada nasi dan telur. Sedangkan ia tidak bisa memasak. Sementara kini bi Kinar sedang pulang ke kampung halamannya sejak tadi siang. Jadi tidak ada yang melayaninya.

"Aku ingin sekali memakan nasi goreng. Tapi bagaimana cara memasaknya? Sedangkan aku tidak bisa memasak." gumam Deon merasa bingung.

Saat sedang berpikir, tiba-tiba saja Izabel juga ke dapur karena merasa haus. Izabel begitu kaget melihat Deon yang sedang berdiri di depan kitchen set. Deon pun menatap Izabel yang langsung menunduk. Izabel mengambil gelas dan menuangkan air, kemudian meminumnya. Setelah i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 14: Pertolongan Deon

    Hari ini adalah hari libur. Aurora kini sudah berada di rumah kekasih gelapnya, Javas. Ia ke rumah Javas karena permintaan dari pria itu."Aku merindukanmu, Sayang." ucap Javas sembari memeluk Aurora yang kini sedang duduk di sofa."Javas, ada yang ingin aku katakan padamu." kata Aurora."Apa? Sepertinya ini serius," balas Javas."Bulan depan Deon ingin mengajakku berlibur. untuk itu, kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu," jelas Aurora."Apa? Jadi, kalian berdua akan berlibur?" tanya Javas begitu terkejut."Iya, Sayang." Aurora mengangguk."Kenapa kamu tidak menolak ajakannya? Lalu, bagaimana dengan aku? Kamu tega ninggalin aku di sini, sedangkan kalian berdua bersenang-senang di luar sana," kesal Javas."Sayang, tidak mungkin aku menolak ajakan Deon. Lagi pula, aku ingin liburan, aku merasa jenuh, Javas. Selama ini kamu juga tidak pernah mengajakku untuk pergi liburan." ucap Aurora dengan merengek manja.Javas tidak menjawab. Ia merasa kesal karena sang kekasih gelap akan be

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 15: Ganti Pakaian

    "Aku ingin meminta tolong padamu!" ucap Deon pada supir pribadinya yang usianya sama dengannya."Apa yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Abian, supir Deon."Kamu lihat dia pingsan dan pakainya basah. Aku minta tolong padamu untuk mengganti pakaiannya!" ucap Deon.Mata Abian langsung melotot tidak percaya atas permintaan majikannya. Bagaimana bisa seorang suami meminta orang lain untuk menggantikan pakaian istrinya. Sungguh ini gila dan tidak masuk akal."Tuan, maafkan saya! Tapi saya rasa itu tidak pantas untuk dilakukan. Saya ini hanya supir, Tuan. Sedangkan Nona Iza adalah istri Tuan, majikan saya. Saya rasa itu tidak sopan." tolak Abian menunduk."Di sini aku majikanmu, bukan Izabel. Jika kamu masih ingin bekerja denganku, cepat lakukan sekarang!" ancam Deon."Tapi, Tuan,""Abian, lakukan sekarang! Aku tidak suka dibantah. Ayo cepat!" paksa Deon.Abian diambang keraguan. Jika ia mengikuti permintaan Deon, ia merasa kasihan pada Izabel. Harga dirinya sebagai wanita pasti sangat hancu

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 16: Menguping

    Saat sedang sibuk dan fokus dengan layar laptopnya, Deon kedatangan tamu tak diundangnya di rumahnya. Pria itu sedang berada di ruang tamu sembari bekerja. Javas sengaja mampir ke rumah Deon untuk berpura-pura mengajak pria itu pergi berlibur."Ekhem," Javas berdehem menyadarkan Deon.Deon langsung menoleh saat ia mendengar suara seseorang. Ia terkejut karena tiba-tiba Javas sudah berada di rumahnya."Javas, kau di sini?" tanya Deon.Javas tersenyum dan langsung duduk di samping Deon. "Ya, aku sedang merasa suntuk di rumah. Akhirnya aku mampir ke sini untuk bermain denganmu," jawab Javas."Maafkan, aku, Javas. Aku sedang tidak bisa bermain. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku malam ini," kata Deon merasa tidak enak."Santai saja. Kalau begitu, aku menemanimu saja," balas Javas dan diangguki oleh Deon."Deon,""Hm?" "Aku ingin sekali kita berlibur seperti dulu. Sudah lama kita tidak berlibur bersama. Apa kau tidak ingin mengajakku liburan? Minggu depan aku berencana mengambil cutiku.

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 17: Mengakhiri Hidup

    "Iza, apa yang kamu lakukan? Sedang apa kamu di sana?" tanya Deon sembari berjalan menghampiri Izabel."Em, maaf Mas, tadi aku tidak sengaja menyenggol pajangan ini. Aku minta maaf." jawab Izabel sembari menaruh lagi pajangan yang tadi tak sengaja jatuh. Keringatnya sudah panas dingin karena takut dengan tatapan maut Deon."Kamu mendengar pembicaraanku?" tanya Deon."Em, tidak, aku tidak mendengar pembicaraan Mas Deon. Sungguh!" jawab Izabel terbata. Ia terpaksa berbohong karena merasa takut pada Deon."Kamu pikir aku bodoh? Hah? Dasar lancang! Sini!" Deon langsung menarik telinga Izabel dan menjewernya dengan sangat kencang, hingga telinga wanita itu terlihat sangat merah."Mas Deon, sakit!!! Ampun, sakit, Mas!!! Awww ...!!!" jerit Izabel menahan sakit. Jeweran Deon pada telinga Izabel bukan jeweran biasa. Pria itu sampai memelintir telinga Izabel hingga wanita itu tak kuasa menahan rasa sakitnya."Ini hukuman untukmu karena kamu telah berani menguping. Rasakan ini, Iza!" Deon semaki

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 18: Sikap Izabel

    Semenjak kejadian percobaan bunuh dirinya beberapa waktu lalu, sikap Izabel pada Deon kali ini terlihat begitu dingin. Biasanya wanita itu selalu merasa ketakutan saat melihat Deon. Seolah Izabel sudah tidak peduli lagi apa yang akan dilakukan oleh Deon padanya. Lagi pula percuma saja ia menghindar. Meskipun ia memohon berkali-kali pada Deon agar tidak menyiksanya, pria itu tidak akan mendengarkan ucapannya dan tetap menyiksanya. Deon pun menyadari dengan sikap Izabel beberapa hari ini. Ia merasa ada yang aneh dengan Izabel. Rasanya ia tidak suka melihat sikap Izabel seperti sekarang ini.Seperti pagi ini saat sedang sarapan. Setelah selesai sarapan, Izabel langsung pergi begitu saja setelah tadi ia berpamitan pada bi Kinar. Biasanya wanita itu juga berpamitan pada Deon jika akan berangkat. Namun kini seakan mengabaikan Deon dan tidak berpamitan kepadanya."Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kenapa sikapnya jadi seperti itu padaku?" batin Deon sembari menatap kepergian Izabel.Deon

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 19: Bunuh aku, Mas!

    Izabel meringis kesakitan karena tarikan tangan Deon pada rambutnya. Namun sebisa mungkin ia tahan. "Lakukan apa yang ingin Mas Deon lakukan padaku! Lagi pula, untuk apa aku tunduk pada Mas Deon? Semua itu percuma. Meskipun aku tidak melakukan kesalahan pun, Mas Deon akan tetap menganggapku salah. Jadi, untuk apa aku tunduk? Bukankah itu sama saja? Hanya penyiksaan yang akan aku dapatkan dari Mas Deon. Benar begitu?" jawab Izabel."Kenapa sekarang kamu berani melawanku, Iza? Kamu memancing amarahku? Hah?" tanya Deon yang semakin kuat menjambak rambut panjang Izabel."Aku hanya manusia biasa, Mas. Aku juga memiliki batas kesabaranku. Setiap hari Mas Deon menyiksaku tanpa aku tahu apa salahku, dan itu Mas Deon lakukan selama berbulan-bulan. Apa Mas Deon lupa dengan apa yang sudah Mas Deon lakukan padaku selama ini? Hah? Mas Deon jahat! Mas Deon adalah suamiku. Seharusnya suami itu bisa menjadi rumah yang nyaman untuk istrinya. Tapi justru yang aku rasakan kini aku merasa seperti di dala

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 20: Ceraikan aku, Mas!

    Deon dan bi Kinar langsung melepaskan tali yang terikat di tubuh Izabel."Tuan, ayo bawa Non Iza ke kamarnya!" pinta bi Kinar dengan panik.Deon mengangguk dan langsung membawa tubuh istrinya yang basah kuyup ke kamar wanita itu. Diikuti oleh bi Kinar di belakangnya."Bi, tolong gantikan pakaian untuk Iza! Aku akan panggilkan dokter," titah Deon."Baik, Tuan."Deon langsung keluar kamar dan menelepon dokter untuk segera datang ke rumahnya dan memeriksa Izabel. Hingga tak butuh waktu lama, dokter tersebut pun datang dan langsung menangani Izabel."Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?" tanya Deon dengan perasaan panik juga."Tubuhnya menggigil dan demamnya cukup tinggi. Saya akan meresepkan obat untuk Nyonya Iza dan Nyonya harus banyak istirahat," kata dokter."Baik, terima kasih." Dokter pun langsung pergi setelah tadi memberikan resep obat agar bisa ditebus. Kini Izabel juga sudah sadar dengan kondisi tubuhnya yang menggigil."Non, Bibi buatkan teh jahe untuk Non Iza, ya!""Makasih, Bi

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 21: Aku Bukan Pembunuh

    Jangan banyak bicara, Izabel! Aku tidak akan menceraikanmu. Lebih baik sekarang kau habiskan makananmu, setelah itu baru kau boleh istirahat." Deon segera keluar dari kamar Izabel."Aku bukan seorang pembunuh, Mas. Aku hanya terjebak Aku tidak tahu apa-apa." ucap Izabel yang berhasil membuat langkah Deon terhenti."Apa maksudmu? Aku membebaskanmu waktu itu karena semua bukti mengarah kepadamu. Ya, kau benar, salah satu alasan aku tidak menyukaimu dan membencimu karena aku malu memiliki seorang istri yang merupakan mantan narapidana." ujar Deon."Meskipun aku mengatakan yang sejujurnya, belum tentu Mas Deon bisa percaya padaku. Mas Deon bebas mempercayai aku atau tidak. Yang jelas aku sudah mengatakan yang sebenarnya, bahwa bukan aku pembunuh dari wanita itu. Hanya satu bukti yang mengarah kepadaku, yaitu pisau yang digunakan untuk membunuh Nyonya Dhyra. Apa itu berarti aku adalah pelakunya? Untuk apa aku membunuhnya? Aku tidak memiliki kepentingan apa pun dengannya." tutur Izabel menc

Latest chapter

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 49: Ditangkap

    Ting TongTing TongCeklek"Selamat pagi, Bu." sapa tiga orang pria berseragam coklat."Selamat pagi." balas bu Sara begitu terkejut melihat pria berseragam di hadapannya."Apa benar ini kediaman saudara Aurora Jovita?" "Ya, benar, saya ibunya. Ada apa ya, Pak?" tanya bu Sara."Ma, Mama di mana? Aku keluar sebentar ya, Ma." teriak Aurora. Kemudian wanita itu segera berjalan ke depan untuk menghampiri ibunya yang terlihat seperti sedang mengobrol dengan seseorang."Ma, ada apa ini? Kenapa bisa ada polisi?" tanya Aurora tak kalah terkejut."Permisi, apa saudara yang bernama Aurora Jovita?" tanya salah satu pria berseragam tersebut."Iya benar, saya sendiri Aurora Jovita. Ada apa ini?" tanya Aurora."Kami ke sini untuk membawa surat penangkapan Nona Aurora, dan Nona Aurora harus ikut kami ke kantor polisi." jawabnya."Apa? Membawa saya ke kantor polisi? Apa maksud kalian? Apa salah saya sampai saya harus ikut kalian ke kantor polisi?" Aurora begitu tercengang mendengar penjelasan p

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 48: Ternyata Aurora

    "Hallo, bagaimana? Kamu sudah menemukan siapa pemilik mobil itu?" tanya Deon pada orang suruhannya di telepon."Saya sudah berhasil menemukan siapa pemilik mobil tersebut, Tuan. Mobil itu adalah mobil milik rental yang disewa oleh seorang perempuan," jelas anak buah Deon di telepon."Apa? Mobil sewaan? Siapa perempuan yang menyewa mobil itu?" tanya Deon."Menurut info yang saya dapat, mobil tersebut disewa oleh seorang perempuan yang bernama Aurora Jovita, Tuan. Dan menurut pantauan cctv yang berada di sekitar tempat kejadian, ternyata mobil itu sudah berada di ujung jalan satu jam sebelum kejadian itu, Tuan. Mobil itu memang sengaja ingin menabrak Nona Izabel," kata anak buah Deon.Deon mengepalkan tangannya begitu mendengarkan fakta yang sebenarnya. Ternyata dugaannya benar, jika Aurora adalah dalang di balik kejadian kemarin. Sungguh demi apa pun Deon benar-benar marah dan tidak akan memaafkan Aurora. Jika saja kemarin ia terlambat menolong Izabel, ia telah kehilangan dua wanita te

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 47: Hampir Saja

    "Apa? Jadi, Deon sudah mengetahui tentang hubungan kita?" Javas begitu kaget mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Aurora."Iya, aku harus bagaimana, Javas? Ini sangat gawat!" Aurora berjalan mondar-mandir merasa bingung apa yang harus ia lakukan."Aku juga bingung, Aurora. Deon pasti akan sangat marah padaku," jawab Javas tak kalah cemas."Javas, kenapa Deon bisa tahu tentang hubungan kita? Padahal selama ini kita sudah bermain aman. Tapi kenapa dia bisa tahu? Atau jangan-jangan Izabel yang memberitahukannya pada Deon?" tebak Aurora."Maksudmu?" tanya Javas belum mengerti."Kamu ingat jika Izabel tahu kamu adalah Austin kekasihku. Atau jangan-jangan Izabel bercerita pada Deon tentang hubungan kita?" tukas Aurora."Kamu benar, Aurora. Selama ini hanya saudara tirimu yang tahu tentang hubungan kita meskipun dia tahu aku dengan nama Austin," timpal Javas."Kurang ajar! Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus kasih pelajaran pada Iza," geram Aurora."Apa yang akan kamu lakukan, Aurora?

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 46: Ketahuan

    "Honey!!!" Aurora masuk begitu saja ke dalam ruangan Deon.Deon begitu terkejut dengan kedatangan wanita yang sampai kini masih berstatus sebagai kekasihnya."Aurora? Kenapa kamu ke sini?" tanya Deon menatap Aurora dengan tatapan yang tidak biasa."Tentu saja aku merindukan kamu, Sayang. Sudah beberapa hari ini kita tidak menghabiskan waktu bersama. Aku ingin kita melakukannya, Sayang." Aurora langsung duduk di pangkuan Deon.BugghhhDengan secepat kilat, Deon langsung mendorong tubuh Aurora di atas pangkuannya, hingga wanita itu terjungkal ke bawah. Deon merasa jijik dengan wanita yang pernah dicintainya itu. Kini cintanya untuk Aurora telah berubah menjadi rasa benci dan dendam yang begitu besar pada wanita itu. Apalagi jika ia mengingat bahwa Aurora adalah pembunuh mendiang ibunya. Ia semakin benci pada wanita itu."Deon, kenapa kamu mendorongku? Hah? Sakit, Sayang." keluh Aurora."Aku reflek," jawab Deon dengan santainya."Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa sikapmu padaku berubah

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 45: Menjalankan Kewajiban

    Aurora dibuat tidak bisa tidur malam ini. Saat ini ia sedang berada di hotel bersma Javas. Sebelumnya Javas yang meminta Aurora menemaninya di hotel karena pria itu sedang merindukan kekasih gelapnya."Ada apa, Sayang? Kenapa dari tadi aku perhatikan kamu seperti sedang memilki masalah," tanya Javas."Javas, apa kamu tahu, bahwa akhir-akhir ini sikap Deon telah berubah padaku. Bahkan seakan dia tidak peduli padaku dan mengabaikanku," kata Aurora."Maksudmu bagaimana?""Javas, Deon baru saja mengajak Izabel berlibur selama satu minggu ke Mesir. Sedangkan denganku, dia tidak pernah mengajakku berlibur sejauh itu. Aku takut jika dia telah jatuh cinta pada Izabel," ungkap Aurora."Memangnya apa salahnya? Izabel adalah istrinya. Aku rasa tidak ada yang salah dengan itu," cetus Javas."I know! Tapi aku takut, Javas. Aku takut jika Deon sudah tidak percaya lagi padaku. Aku takut jika dia tidak percaya bahwa Izabel adalah pembunuh ibunya. Jika dia tidak percaya bahwa Izabel adalah pembunuh, m

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 44: Sentuhan Pertama

    Izabel baru saja sampai di rumah. Ia melihat mobil Deon berada di garasi rumahnya. Itu artinya hari ini Deon sudah pulang. Pikir Izabel. Izabel tidak tahu jika hari ini Deon tidak pergi ke kantor, karena sebelumnya Deon memang tidak mengatakan padanya jika hari ini pria itu tidak ke kantor. Izabel segera masuk ke kamarnya bersama Deon. Namun ia tak menemukan Deon di sana."Mas Deon ke mana, ya? Kenapa tidak ada? Padahal mobilnya ada," gumam Izabel sembari terus mencari Deon di kamar mandi, dan di setiap sudut ruangan kamarnya. Namun tidak ada. Tapi saat ia akan membuka pintu kamarnya, tiba-tiba saja Deon muncul."Mas Deon? Mas Deon dari mana?" tanya Izabel."Kamu sudah pulang, Iza? Maaf, aku lupa untuk menjemputmu. Aku ketiduran tadi," ucap Deon dengan wajah yang terlihat sembab."Tidak apa-apa, Mas. Mas Deon kenapa? Mas Deon habis menangis?" tanya Izabel yang menyadari wajah Deon seperti habis menangis."Tidak apa-apa, Iza. Aku baik-baik saja," jawab Deon tersenyum tipis."Mas Deon y

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 43: Fakta Terungkap

    "Bukti apa yang kamu dapatkan, Jhon?" tanya Deon yang kini sedang berada di markas milik Jhon.Jhon segera meminta anak buahnya dengan memberikan sebuah kode. Tak lama kemudian, anak buah Jhon datang dengan seorang wanita paruh baya."Jhon, siapa wanita ini? Kenapa kamu membawanya ke sini?" tanya Deon heran."Dia adalah mantan pembantu di rumah Nona Izabel. Namanya Bu Lydia." jelas Jhon."Lalu, apa hubungannya dia dengan kamu bawa ke sini?" tanya Deon lagi."Bu Lydia ini adalah saksi kunci pembunuhan yang dilakukan oleh Nona Aurora pada Ibu anda, Tuan." jawab Jhon."Apa? Jadi benar, kalau orang yang sudah membunuh Ibuku adalah Aurora?" tanya Deon begitu terkejut. Meskipun sebelumnya Jhon sudah memberitahukan dirinya bahwa Aurora adalah pelakunya, namun Deon masih sedikit ragu karena saat itu Jhon memberitahukan dirinya lewat telepon."Bagaimana bisa, Jhon? Tolong jelaskan padaku!" pinta Deon."Bu Lydia, silakan ceritakan semuanya pada Tuan Deon!" Jhon memerintahkan wanita tua tersebut

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 42: Dibentak Deon

    "Selamat pagi, Iza!" ucap Deon yang ternyata sudah bangun terlebih dahulu dari pada istrinya."Mas Deon? Mas Deon sudah bangun?" kata Izabel yang baru saja membuka matanya.Deon tersenyum dan mengangguk. "Bahkan aku sudah mandi dan rapi. Ayo bangun! Bukankah kamu harus bekerja hari ini? Hm?" pungkas Deon."Astaga! Aku lupa jika hari ini aku sudah mulai kembali bekerja. Kenapa Mas Deon tidak membangunkan aku?" kata Izabel."Aku tidak membangunkanmu. Aku lihat kamu begitu pulas, Iza. Aku sengaja tidak ingin mengganggu waktu tidurmu," tukas Deon.Tadi saat ia bangun terlebih dahulu dari Izabel, Deon memang sengaja tidak membangunkan Izabel. Justru ia sibuk memandangi wajah Izabel yang polos saat sedang tidur. Dan itu berhasil memanjakan matanya. Diam-diam ia bahkan mengagumi wajah istrinya itu."Seharusnya Mas Deon membangunkan aku saja. Aku tidak enak pada Joshua jika aku terlambat," ucap Izabel."Kenapa kamu khawatir? Kamu tidak akan telat, Iza. Aku akan mengantarmu hari ini. Ayo cepat

  • Pernikahan Dendam Dengan CEO Tampan    Bab 41: Kembali Dari Mesir

    Setelah satu minggu berlibur ke Mesir, kini Deon dan Izabel telah kembali ke Indonesia dengan wajah keduanya terlihat begitu bahagia. Bahkan keduanya tidak pernah berhenti tersenyum, dan itu berhasil membuat bi Kinar merasa senang karena akhirnya kini bi Kinar bisa melihat kedua majikannya itu akur dan terlihat begitu mesra."Selamat datang, Tuan muda, selamat datang, Non Iza!" sambut bi Kinar dengan antusias."Bibi," Izabel langsung melepaskan tangannya dari genggaman Deon. Izabel memeluk bi Kinar begitu saja. Ia sudah menganggap bi Kinar seperti ibunya sendiri karena selama ini bi Kinar sudah baik padanya."Non Iza, Bibi rindu sekali pada Non. Bagaimana liburannya? Apa Non Iza senang?" tanya bi Kinar begitu pelukannya terlepas."Aku sangat senang sekali, Bi. Mesir benar-benar sangat indah," jawab Izabel begitu antusias."Bibi ikut senang mendengarnya,""Bi, apa semuanya sudah beres?" tanya Deon yang berada di belakang Izabel."Sudah semua, Tuan. Semuanya sudah saya pindahkan sesuai

DMCA.com Protection Status