Semua Bab Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!: Bab 81 - Bab 90
430 Bab
Bab 81 Sengaja Mencarimu
Langit semakin menggelap hingga malam menjelang. Lydia menuju ruang pakaian yang menyimpan banyak barang merk dengan koleksi terbaru. Dia memilih sebuah gaun pendek yang pas badan. Dia mengenakan sepatu hak dan membawa tas edisi terbatas.Saat tiba di tempat acara, tidak ada yang mengenalinya dan hanya sibuk berbincang. Acara ini tidak ada tema khusus dan hanya untuk para ibu-ibu kaya saling berinteraksi.Lydia mengambil makanan ringan dan mencicipinya sambil duduk di sudut ruangan. Dia tidak melihat sosok Lauren, apakah dia tidak datang?“Lydia?” Orang di hadapannya menatap Lydia dengan ragu.“Thomas? Kenapa kamu datang?” tanya Lydia dengan alis terangkat.“Kita jodoh sekali,” jawab Thomas.“Yang serius!” sentak Lydia sambil mendelik.“Mamaku bilang mau makan kue di sini makanya minta aku ke sini,” jawab Thomas yang mengundang tawa Lydia.“Kamu?” tanya Thomas lagi.“Aku? Aku mau meramaikan saja. Tetapi yang mau diramaikan belum datang,” jawab Lydia sambil melihat jam yang melingkar di
Baca selengkapnya
Bab 82 Turun Tangan Sendiri
Tubuh Lauren langsung berubah kaku. Dia mendongak dengan terkejut dan mendelik marah.“Lydia, kamu gila?!” seru Lauren dengan suara melengking.Dua orang gadis di sampingnya juga terlihat marah dengan sikap Lydia. Setelah itu keduanya maju ingin membela Lauren.“Lydia, kamu pikir kamu pantas muncul di tempat ini?!”“Iya, di sini nggak menerimamu! Aku akan panggil sekuriti dan usir kamu!”Lydia mengabaikan dua gadis tersebut dan menatap Lauren dengan dingin sambil berkata, “Apakah kamu nggak memikirkan akibat dari hari ini ketika kamu menyerangku?”“Siapa menyerangmu? Siapa yang nggak tahu dengan apa yang kamu lakukan?!”Lydia mengulas senyum miring dan menarik lengan perempuan itu ke arah belakang. Lauren hendak memberontak, tetapi sebelah lengan Lydia langsung menahan leher perempuan itu dan berkata, “Lauren, kamu harus berani bertanggung jawab. Sebagai balasannya, aku juga mau kasih kamu hadiah yang besar!”Lauren melihat sorot remeh dari mata Lydia. Dengan pelan dia berkata, “Rekama
Baca selengkapnya
Bab 83 Siapa Lebih Terkenal
Mereka tahu kalau Thomas memang disukai perempuan. Melihat lelaki itu memperlakukan Lydia, wajah mereka berubah pucat pasi.Lydia bukannya bersama dengan Nixon? Dia selingkuh dan dekat dengan Liam. Kenapa perempuan seperti ini justru membuat Thomas membelanya? Lydia menarik tangannya dan dengan raut datar bahkan terlihat keberatan melihat kedua perempuan itu dan berkata,“Mau minta maaf sendiri atau aku yang buat kalian minta maaf? Pilih salah satu.”Keduanya saling berpandangan sejenak dengan tubuh yang berubah kaku. Thomas hanya tersenyum dan melihat kedua orang itu sambil bertanya, “Pilih! Kalian dengar, nggak?!”Cekrek!Lydia menyimpan ponselnya dan tersenyum puas.“Apa yang kamu lakukan?!” seru seseorang dari mereka. Lydia mengambil foto mereka?“Kita orang terpelajar, jadi aku nggak mau main tangan. Aku lihat kalian juga nggak ada niat untuk minta maaf, jadi aku memilih untuk minta papa kalian yang minta maaf. Nantinya nggak cukup hanya satu kata maaf saja.”Lydia tersenyum penuh
Baca selengkapnya
Bab 84 Jangan Lakukan Apa pun padanya
Padahal Thomas jelas-jelas bawa mobil. Namun, dia dengan tidak tahu malunya bersikeras meminta Lydia untuk mengantarnya.Lydia pun menyetujuinya dengan enggan. Setelah masuk ke dalam mobil, Lydia baru saja hendak melajukan mobilnya. Tiba-tiba, dia melihat sosok yang bertubuh tinggi sedang berjalan ke arahnya.Senyum di wajah Thomas seketika memudar, dia pun mengangkat alisnya, “Kenapa si Dylan muncul terus, sih?”Dylan berjalan tepat di depan mereka dengan santai. Pria itu sama sekali tidak berniat memberi jalan. Kentara sekali dia ingin mengatakan sesuatu.Saat Dylan sampai di samping mobil, Lydia sudah merasa kesal. Pria di luar mengetuk jendela mobilnya. Lydia menurunkan tatapannya, lalu dia menarik sedikit kedua ujung bibirnya dan menurunkan kaca jendela mobil dengan pelan-pelan.“Ada apa, Pak Dylan?”Mata hitam Dylan menatap wajah Lydia dalam-dalam.“Lydia, dua syaratmu itu ....”Lydia langsung memotong dan tersenyum, “Kelihatannya Pak Dylan sudah tentukan pilihannya. Jadi mau yan
Baca selengkapnya
Bab 85 Kamu Pergi Jauh-Jauh
Dylan menatap Lucas dengan tatapan dingin, dadanya terasa sesak oleh perasaan kesal dan tertekan. Pada saat Dylan melihat Thomas menggenggam tangan Lydia, Lydia pun tidak menolak. Entah mengapa pemandangan itu membuat Dylan merasa sangat kesal.Sedangkan Lucas masih terus mengoceh, “Kamu nggak lihat siapa pelakunya? Sebenarnya siapa yang sudah buat mobilku jadi begini? Mobil ini dikirim dari Eroba, terombang-ambing di laut selama lebih dari setengah bulan baru sampai ke sini. Si br*ngsek itu benar-benar nggak manusiawi!”Agustine Group.Beberapa hari kemudian, Lauren resmi dikeluarkan dari perusahaan dan dituduh telah membocorkan rahasia dagang. Dewan pengawas perusahaan mulai menyelidiki rekening yang ditangani Mulyono. Tiba-tiba, mereka mengetahui bahwa tiga persen saham Mulyono telah dijual dengan harga tinggi. Sekarang Mulyono hanyalah cangkang kosong yang telah menipu semua orang.Pada saat Shinta melaporkan masalah ini kepada Lydia, Lydia sedang minum kopi dengan santai dan hanya
Baca selengkapnya
Bab 86 Tamu Spesial
Mobil melaju cepat kembali ke rumah. Setelah mereka bertiga sampai di vila, kepala pelayan sangat senang. Kepala pelayan bergegas menyuruh yang lainnya untuk mulai menyiapkan makan malam.Sekalipun Rizal tidak ada di sini, setiap sudut vila tetap harus dibersihkan setiap hari. Kepala pelayan telah bekerja untuk keluarga Agustine selama lebih dari 30 tahun. Dia tidak pernah melakukan kesalahan apa pun.Ketiga bersaudara itu akhirnya bisa berkumpul seperti ini, mereka pun minum-minum. Liam bergoyang seperti orang gila, terus menari mengikuti irama musik. Dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang artis. Jika penggemar melihat Liam yang sekarang, mungkin semua penggemarnya akan menjadi anti-penggemar.Lydia meletakkan hadiah yang dibawakan Nixon di lantai. Kemudian, dia pun berjongkok dan memilih satu per satu yang dia suka. Semua hadiah itu merupakan barang yang dibeli dari kolektor pribadi di luar negeri. Barang koleksi itu tak ternilai harganya, jauh lebih berharga dibandingkan den
Baca selengkapnya
Bab 87 Napasmu Saja Sudah Mengganggu
Olivia mendongak, dia pun melihat Lydia yang berada di lantai atas sedang memegang segelas anggur merah, dengan sorot mata acuh tak acuh. Olivia tercengang, tapi Lydia yang di lantai atas justru membuang muka dengan cuek. Lydia kembali melihat pakaian yang ditampilkan model.Olivia terdiam sejenak. Kemudian, dia berjalan ke lantai atas. Namun, karyawan toko langsung menghentikannya.“Maaf, Bu. Ibu tidak boleh naik ke lantai dua.”Monika langsung marah, “Kamu bilang apa? Kenapa kami nggak boleh ke atas? Kami ada pelanggan VIP kalian. Mana ada tempat yang nggak boleh kami datangi? Pelayanan kalian benar-benar sangat buruk. Awas saja, nanti aku akan komplain, biar kalian kehilangan pekerjaan!”Karyawan toko tersenyum lalu berkata dengan sopan, “Maaf, Bu. Di atas ada pelanggan penting kami, nggak boleh diganggu. Pelanggan yang datang sekarang hanya bisa melihat-lihat di lantai satu. Kalau mau ke lantai dua harus tunggu sampai besok.”“Nggak bisa. Aku mau hadiri pesta penting malam ini, har
Baca selengkapnya
Bab 88 Usir Mereka
Lydia tertawa sinis ketika melihat senyum di wajah Olivia sedikit demi sedikit membeku, lalu retak. Lydia sangat puas dengan reaksi itu.“Sudah dengar, kan? Masih nggak mau pergi juga? Seberapa tebal muka kalian sampai ingin menikmati perlakuan yang orang lain dapatkan? Bu Olivia, tahu diri sedikit, oke?” cibir Gabrielle.Setelah melihat situasi ini, manajer toko segera memperjelas posisinya di pihak mana karena takut Lydia tidak senang.“Silakan turun dan pilih di bawah. Kami akan atur staf untuk melayani kalian.”Ekspresi Olivia sangat muram. Monika pun semakin emosi. Perlakuan seperti ini apa bedanya dengan menampar wajahnya? Kalau kejadian hari ini tersebar ke luar, mau taruh di mana mukanya?!“Pokoknya nggak mau. Aku justru mau lihat seperti apa baju yang Lydia ingin beli. Aku punya banyak uang. Aku akan beli semua baju yang dia inginkan!” Monika mengayunkan tangannya. Dia tidak ingin direndahkan, apalagi di depan Lydia.Lydia hanya tertegun sejenak, lalu mengangkat alisnya dan be
Baca selengkapnya
Bab 89 Menonjolkan Keunggulanmu
Setelah Olivia selesai menelepon, dia kembali ke samping Monika dan menepuk bahu Monika, “Jangan khawatir, sebentar lagi Dylan datang. Dia nggak bilang apa-apa, sih.”Pusat pameran bisnis.Dylan keluar dari ruang rapat dan menutup telepon. Matanya yang dingin semakin dipenuhi dengan aura dingin. Setelan jas yang dibuat khusus membuatnya tampak seperti kalangan elit yang jauh dari hal duniawi. Tony, asisten Dylan yang menunggu di samping menghampirinya, “Pak Dylan.”“Kamu cari Monika, bayar tagihannya, lalu kasih barangnya ke Lydia.”Meskipun Olivia mengatakan kalau Lydia yang berinisiatif memberikan pakaian tersebut kepada Monika tanpa menceritakan proses kejadian, Dylan tidak percaya kalau Monika tidak melakukan apa pun.Tony sedikit terkejut. “Kirim ke Bu Lydia?” tanya Tony untuk memastikan sekali lagi.“Iya.” Dylan hanya menjawab dengan satu kata.“Baik.” Tony pun mengangguk dan pergi.Pada saat Tony tiba di toko, Monika sudah tidak tahan dengan orang-orang di toko yang sesekali men
Baca selengkapnya
Bab 90 Dia Adalah Tong Sampah
Lydia yang kaget langsung berjalan ke meja resepsionis. Kemudian, dia melihat kantong yang mewah tapi sederhana dengan logo merek yang familiar di atasnya. Gabrielle mengambil salah satunya dan berseru, “Loh, bukannya ini baju yang kita pilih di toko tadi?”Ternyata memang benar. Pantas saja pakaian-pakaian itu terlihat sangat familiar. Lydia spontan mengerutkan keningnya. Bukannya Monika sudah mengambil semua pakaian itu? Mengapa pakaian itu bisa muncul di sini?Petugas resepsionis berkata, “Tadi manajer toko sendiri yang antar sendiri ke sini. Katanya sudah dibayar, Pak Dylan yang suruh antar ke sini.”Dylan?Sorot mata Lydia sedikit menggelap. Pria itu melakukan hal ini hanya demi Pipa Tembakau Giok di tangan Lydia.Sayang sekali, Lydia tidak akan menerimanya!Gabrielle tertawa sinis dan berkata, “Dylan? Apa maksudnya ini?”Lydia mengangkat wajahnya dan berkata, “Suruh orang antar barang-barang ini ke Tansen Group, kembalikan semuanya ke dia.”Petugas resepsionis tercengang. Padahal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
43
DMCA.com Protection Status