Semua Bab Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!: Bab 141 - Bab 150

430 Bab

Bab 141 Reaksi yang Tak Terduga

Tanpa disadari, tindakan kecil Monika telah menimbulkan masalah besar bagi Tansen Group. Ironisnya, Lydia, yang seharusnya menjadi sasaran utamanya, sama sekali tak terluka. Setelah kembali ke rumah, Sugiono tak dapat menahan kemarahannya dan memarahi Monika sepanjang sore. Tak seorang pun berani membela gadis itu.Sugiono memiliki pandangan yang sama dengan Dylan: Monika harus meminta maaf pada Lydia. Namun, hukumannya tak berhenti di situ; dia harus berlutut di kuil selama satu hari semalam. Keesokan harinya, peringatan kematian Richard tiba, dan yang tak pernah terbayangkan oleh Lydia terjadi: dia melihat Olivia dan Dylan berdiri bersama di depan makam Richard.Thomas, yang mengamati semuanya, merasa ada yang tidak beres. Dengan rasa tidak nyaman, dia menahan Lydia untuk tidak mendekati mereka terlalu cepat. "Richard, Dylan telah merawatku dengan baik. Jangan khawatir, aku bisa merawat diriku sendiri," ujar Olivia dengan suara lembut, seolah ada harapan dan keinginan yang tersemb
Baca selengkapnya

Bab 142 Dia Siapa?

Ketika kata-kata Thomas meluncur keluar, wajah Olivia berubah pucat. Dengan tatapan sinis dari Lydia yang membakar punggungnya, Olivia menggenggam jemarinya, berbalik, dan melarikan diri tanpa sepatah kata pun. Lydia berhenti sejenak, alisnya berkerut dalam pertanyaan sebelum dia berbalik dan mengikuti jejak Olivia, langkahnya tenang dan terukur.Dylan, yang sedikit cemas, hendak mengikuti mereka berdua, tetapi Thomas berdiri di jalannya, memintanya untuk menjelaskan lebih dulu. Thomas ingin memastikan, apakah kata-kata Dylan tadi benar atau hanya omong kosong belaka?Olivia, yang sudah beberapa langkah di depan, terhenti ketika terdengar kegaduhan dari belakang. Dia berbalik, wajahnya memerah dengan amarah dan frustrasi. "Kenapa kamu mengikutiku, Lydia? Mau mengejekku? Ingat, Dylan bersedia menyakitimu demi aku. Itu artinya, kamu nggak punya tempat di hatinya. Jadi, jangan terlalu bangga dengan dirimu sendiri," ujarnya dengan nada penuh penghinaan.Setelah percakapan itu, Olivia d
Baca selengkapnya

Bab 143 Kamu Berhalusinasi, ‘kan?

Keterkejutan merasuk dalam suara Dylan, nyata dan tak terbendung. Dia berdiri, terpaku, tak bisa memahami kenyataan di hadapannya. Ada jurang yang memisahkan antara Lydia yang selama ini dikenalnya sebagai wanita elegan dan berkelas dengan kekacauan tragis yang kini terbentang di depan matanya. Siapakah yang berada di balik semua ini?Kenyataan itu seakan terpampang nyata, tak bisa disangkal lagi. Lydia yang selama ini terlihat lembut dan pendiam, bagaimana mungkin tiba-tiba berubah menjadi orang yang begitu tidak terkendali?"Bukannya Pak Dylan sudah lihat sendiri?" Lydia, tak berminat memberikan penjelasan lebih lanjut, dengan dingin berbalik hendak pergi. Dia tidak merasa perlu menjelaskan apapun pada Dylan.Namun Dylan bergerak cepat, menghadang Lydia, wajahnya penuh ketegangan. "Aku sudah bilang, aku dan Olivia nggak ada hubungan apa-apa," ujarnya, mengira semua ini disebabkan oleh rasa cemburu Lydia.Bahkan dalam kemarahan dan tindakan berlebihan Lydia, Dylan menemukan ada keba
Baca selengkapnya

Bab 144 Kekasih Gelap Dylan Adalah Pembunuh!

Jalan raya tampak sepi, lengang tanpa kehadiran jiwa. Olivia, yang terkapar tak berdaya, dibiarkan Dylan; ia tidak menoleh sedikit pun saat mengendarai mobilnya menjauh. Olivia, bagai sampah, terlantar tanpa seorang pun yang peduli.Dalam keadaan putus asa, Olivia bangun, berusaha menghubungi pamannya. Namun, yang ia terima hanyalah umpatan keras saat pamannya menjawab panggilan itu. "Heh! Kamu ngapain sampai Dylan murka begitu? Dia akan menghancurkan bisnis kita! Apa yang harus kita lakukan sekarang …."Sebelum Olivia sempat menanggapi, suara klakson mendadak menghentikan kata-katanya. Apakah Dylan mengirim seseorang untuk membantunya? Masih adakah harapan untuknya?Namun, harapannya pupus seketika saat ia melihat barisan mobil yang mendekat dan berhenti tepat di hadapannya—mobil-mobil polisi. Dengan wajah tanpa emosi, para petugas turun. "Olivia, Anda ditangkap karena dugaan pembunuhan berencana. Anda harus ikut kami."Seketika, dingin menusuk tulang merasuki tubuhnya, menggantikan
Baca selengkapnya

Bab 145 Menabur Garam Di Atas Luka

Dalam gemuruh berita terkini, kolom komentar segera dibanjiri dengan opini beragam."Sungguh, selingkuhan itu tampaknya punya masalah kejiwaan!""Mau membunuh? Dia ini gila atau apa? Darimana dia mendapat nyali seperti itu?""Dylan, kok bisa-bisanya, memilih selingkuhan yang nggak ada apa-apanya dibanding Lydia. Jelek banget selera dia?""Belakangan ini saham keluarga Tansen terjun bebas ya..."...Dan keesokan harinya, berita yang menjadi sorotan adalah "Liam menggunakan 5G untuk mengikuti perkembangan terbaru."Liam, menggunakan akun resminya, ikut membagikan berita yang dibocorkan oleh HY Entertainment. Tak lupa, dia menambahkan: "Kamu memang layak menerimanya! Aku tahu itu bukan karaktermu, tapi aku tak akan ragu untuk membantumu menabur garam di lukanya! @Lydia.""Ini ibarat sedang makan semangka dan mendapat durian runtuh?""Kita semua akan ikut menabur garam di lukanya!""Semua orang tahu Liam menyukai Lydia, tapi ini terkesan dipaksakan ya? Rasanya lucu saja ….""Tentu saja Lia
Baca selengkapnya

Bab 146 Dipermainkan

Lydia mendengus dingin, apa perempuan itu mengira dirinya gampang dibodohi?Apakah Monika mengira bahwa permintaan maafnya begitu berharga?Sekalipun perempuan itu berlutut dan memohon ampun kepadanya di sini, Lydia tetap tidak sudi menerima permintaan maaf itu!Monika sangat terkejut mendengar perkataan Lydia.Dirinya termangu sesaat, kesombongan yang sebelumnya ditampilkan kini telah lenyap seketika.Monika hampir saja lupa, bahwa Lydia sekarang adalah pewaris dari Agustine Group. Direktur Agustine Group yang mampu memanggil hujan badai dan juga menyingkirkannya hanya dengan membalikkan telapak tangannya begitu saja.Sekarang Lydia telah berhasil menumbangkan Tansen Group!Perempuan itu sudah bukan lagi perempuan yang bisa ditindas sesuka hati!“Lydia, kamu …, apa-apaan sikap kamu ini? Bagaimanapun aku datang untuk meminta maaf, kenapa kamu nggak punya sopan santun sama sekali?”Monika menggertakkan giginya. Dirinya sudah datang ke sini, seharusnya masalah sudah selesai.Kalau Lydia
Baca selengkapnya

Bab 147 Memberi Pelajaran

Sikap anak orang kaya itu seolah sedang menyepelekan Lydia dan mengatakan bahwa perempuan itu hanya terlihat kuat di luar, tapi dalamnya kosong.Yang dimaksud sebagai direktur dari perusahaan Agustine Group ternyata hanya namanya saja yang hebat, tapi ternyata tidak bisa apa-apa.Bukankah pria itu tidak lebih dari anak orang kaya yang sudah bercerai? Memangnya hal apa yang bisa dibanggakan?Wajah Lydia terlihat datar, sudut bibir perempuan itu sedikit melengkung ke atas, seperti sedang tersenyum menghina. Suaranya terdengar sangat dingin.“Benar, aku hanya nggak ingin melihat wajahmu!”Di bawah cahaya lampu yang terang, terlihat jelas wajah dingin perempuan itu.Tidak perlu menambahkan ekspresi apa pun, cukup dengan tatapan mata saja bisa membungkam anak orang kaya itu.Memangnya siapa pria itu? Kasih dia muka, memangnya pria itu layak untuk menerimanya?Perempuan itu sudah tidak ingin berada di sana lagi, bahkan hanya untuk setengah detik lebih lama saja tidak mau. Lydia pun langsung
Baca selengkapnya

Bab 148 Masalah Ini

Semua orang yang berada di dalam pesta langsung terkejut melihat pemandangan ini.Berdasarkan berita yang beredar, Dylan dan Lydia sudah lama berselisih. Akan tetap, ketika Lydia berada di dalam bahaya, mengapa orang pertama keluar adalah mantan suaminya?Gabrielle yang mendengar keributan ini, langsung berlari mencari Lydia dengan panik, “Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”Lydia menggelengkan kepalanya dengan tenang, raut wajahnya tidak terlihat takut sedikit pun.Perempuan itu sudah bersiap-siap dari awal.Sekalipun tidak ada orang yang membantunya, dengan kemampuan Lydia, anak orang kaya ini tetap tidak akan bisa menyentuh sehelai pun rambut Lydia!Hanya saja kemunculan Dylan ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Anak orang kaya yang tengah tergeletak di lantai, pelan-pelan dapat bangkit kembali. Walaupun seluruh badannya terasa sakit, pria itu hanya bisa menggertakkan gigi dan bersabar.Roni yang baru sadar, hanya dapat mendengar suara samar-samar Lucas, tentu saja dia tidak dapat me
Baca selengkapnya

Bab 149 Perempuan yang Tidak Bisa Ditindas

Lydia menyindir dari samping, pertunjukkan hari ini sangat seru!Sayangnya, dirinya tidak berniat untuk menemani para aktor itu lebih lama lagi.Sedetik lebih lama dirinya berada di sana, hanya akan menyia-nyiakan waktunya saja.Perempuan itu menoleh ke samping menatap Gabrielle, “Ayo cari tempat lain, melihat orang yang tidak ingin dilihat hanya akan membuat suasana hati berubah jelek.”Orang yang tidak ingin dilihat hanya Dylan.Gabrielle yang tahu jalan pikiran Lydia, pada dasarnya sudah sangat menyesal membawa temannya ke tempat itu. Begitu mendengar Lydia menawarkan untuk pindah tempat, tentu saja dirinya langsung menyetujui.Lydia mengambil tasnya, melangkah dengan sepatu hak tingginya, membalikkan badan dan pergi meninggalkan tempat itu.Perempuan itu keluar dari sana dengen mengabaikan pandangan begitu banyak orang yang menonton mereka.Tatapan para penonton pun pindah dari Lydia ke Dylan!Gabrielle mengambil mobil, sementara Lydia menunggu di depan pintu lobi.Perempuan itu me
Baca selengkapnya

Bab 150 Apakah Bisa Kembali?

Keesokan paginya.Tansen Group.Dylan yang baru saja selesai dari rapat paginya, berjalan keluar dari dalam ruang rapat.Tiba-tiba saja pria itu teringat sesuatu dan langsung berbalik memberikan perintah kepada Tony.“Cepat putuskan semua kerja sama dengan keluarga Pradipta dan beli perusahaan mereka dengan harga yang rendah. Lalu usir mereka sekeluarga keluar dari kota Alusia ini.”Tony menghentikan langkahnya, dirinya tidak paham dengan permintaan tiba-tiba dari atasannya ini.Dengan tatapan bingung, akhirnya Tony mengatakan, “Pak Dylan, Pagi ini sudah beredar kabar keluarga Pradipta tiba-tiba bangkrut dan memiliki hutang miliaran. Mereka sekeluarga buru-buru meninggalkan kota ini, bahkan rumah mereka juga sudah disegel ….”Jadi sepertinya tidak mungkin untuk mengakuisisi perusahaan keluarga Pradipta.Dylan mengerutkan alis, raut wajahnya terlihat serius.Tanpa perlu mencari tahu siapa dalang di balik ini, Dylan langsung dapat menebak bahwa itu adalah perbuatan Lydia.Gerakan perempu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
43
DMCA.com Protection Status