All Chapters of Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!: Chapter 121 - Chapter 130

430 Chapters

Bab 121 Kecelakaan

Lydia pastinya sudah habis diinjak-injak kalau saja dia bukan anak dari Rizal Agustine. Wajah Lucas langsung memerah tanpa berani melawan. Dia memang seorang pengecut. Namun, mau bagaimana lagi. Kenapa juga dia harus berada di pihak yang salah?“Jadi sekarang apa maumu?” tanya Lucas sopan.Padahal sebelumnya, dia sangat santai jika ingin mengganggu Lydia. Lydia menatap ke arah jendela dengan perasaan kesal. Kemudian dia mendekat ke arah Lucas lalu berkata, “Kamu pasti cuma peduli sama foto telanjangmu saja, kan? Sekarang aku hitung sampai tiga kalau kamu nggak juga pergi dari hadapanku, maka dihitungan keempat aku akan membuatmu malu habis-habisan!”Lucas tersentak setelah mendengar ancaman Lydia. Dia langsung buru-buru berbalik seraya berkata, “Jangan .... Jangan lakukan itu!”Hanya dalam waktu 3 detik saja Lydia berhasil mengusir Lucas dan membuatnya menghilang tanpa menghilangkan jejak. Lydia langsung mencibir lalu melangkahkan sepatu hak tingginya pergi meninggalkan bar. Namun,
Read more

Bab 122 Berhutang Maaf

Internet sedang gempar dengan berita tentang intimidasi yang dilakukan oleh keluarga Tansen. Namun, keluarga Tansen sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun akan masalah ini. Menurut mereka, mereka akan terlihat bersalah jika menanggapi masalah ini terlalu dini. Kediaman keluarga Tansen. Lampu di dalam rumah keluarga Tansen bersinar dengan terang semalam penuh. Semua orang hanya berani terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali Sugiono. Ditambah lagi ketika Sugiono mengetahui kalau Dylan belum juga pulang. Raut wajahnya tampak semakin tidak karuan.Pasar saham hari ini sangat dipengaruhi oleh opini publik yang ternyata kurang baik bagi Tansen Group.“Ke mana dia pergi?” tanya Sugiono kepada pengurus rumah dengan penuh amarah sambil mengetuk-ngetuk tongkatnya. “Kami belum bisa menghubungi Pak Dylan. Ponselnya tidak diangkat dan asistennya juga tidak tahu ke mana Pak Dylan pergi,” jawab si pengurus rumah dengan suara bergetar. “Masih berani dia jalan-jalan? Bagaimana
Read more

Bab 123 Bekerja Paruh Waktu

Dylan langsung membayangkan sosok Lydia yang berjalan sendirian dengan darah di kepalanya. Dia pasti kedinginan berada di jalanan yang sepi sendirian. Perasaan Dylan seketika merasa ada yang tidak beres. Dia memiliki hutang kepada Lydia yang tidak bisa bayar begitu saja. “Untuk apa aku marah kayak begini kalau aku masih harus minta maaf sama mereka! Minta maaf itu artinya kita sudah mengakui kalau kitalah pihak yang bersalah sudah memfitnah mereka. Kalau sudah begitu, bagaimana citra perusahaan kita nanti ke depannya? ” ujar Sugiono sambil membelalakkan matanya penuh amarah. “Benar kata Kakek. Lebih baik masalah ini diselesaikan secara pribadi saja. Buat apa seluruh keluarga Tansen sampai terseret dalam masalah ini. Lagi pula, siapa dia? Apa statusnya jadi lebih tinggi dari kita kalau dia sudah menjadi anak dari Rizal Agustine? Kita juga nggak maksa dia buat menikah ataupun bercerai sama Kakak. Kenapa sih dia kayaknya berniat banget mau mempermalukan keluarga kita?” ujar Monika ikut
Read more

Bab 124 Bu Lydia Agustine sang CEO

Ruang rapat di Agustine GroupOrang-orang menatap ke arah para pemimpin perusahaan yang duduk di depan mereka. Rizal duduk dengan malas di atas kursi dan dengan tenang menyerahkan tanggung jawab kepada Nixon untuk memimpin rapat hari ini. Nixon membuka rapat dengan mengucapkan beberapa kata lalu memperkenalkan Lydia kepada orang-orang yang menghadiri rapat hari ini. Lydia terlihat menutupi bekas luka di dahinya dengan poni rambutnya agar orang-orang tidak memalingkan perhatian mereka ke dahi Lydia. "Pastinya kalian semua sudah tahu kalau Lydia adalah anggota keluarga Agustine sekaligus pemegang saham terbesar di Agustine Group. Hari ini saya juga ingin mengumumkan kalau Lydia sudah resmi dipromosikan sebagai Direktur Eksekutif dari Agustine Group. Saya yakin, pastinya tidak ada satu orang pun di ruangan ini yang tidak setuju akan pengumuman ini,” ujar Nixon. Lydia Agustine adalah pemegang saham terbesar! Semua saham orang yang hadir dalam rapat hari ini pastinya tidak akan bisa me
Read more

Bab 125 Hadiah Perceraian

Kevin sangat senang setelah mendengar kabar kalau Lydia datang sendiri untuk menemuinya. Dia pun bergegas menelepon Lydia. “Bu Lydia, tolong bawa Tiger juga, ya. Kami semua di sini merindukannya,” ujar Kevin penuh semangat. “Oke, aku akan bawa dia,” jawab Lydia.Kedatangan Tiger bersamanya bukan hanya akan membuat orang-orang lain senang, tapi juga bisa membuat suasana menjadi tidak membosankan. Lydia tenggelam dalam pekerjaannya sampai tidak menyadari malam telah menjelang. Lampu-lampu sudah menyala dan bintang juga berkelap-kelip di langit malam. Lydia memutuskan untuk mengambil tasnya dan menyudahi pekerjaannya hari ini. Namun, Lydia merasa cukup bersalah ketika melihat lampu ruangan kantor Nixon masih menyala. Karena pekerjaannya sebagai CEO bisa dibilang jauh lebih mudah daripada Nixon. Lydia menjulurkan kepalanya setelah mengetuk pintu ruangan kantor Nixon terlebih dahulu. Nixon terlihat masih melakukan panggilan video di meja kerjanya. Dia terlihat sangat serius mencermati
Read more

Bab 126 Mantan Suami Tiada

Lydia mendekati Kenny lalu berkata, “Kakak bantu aku saja kalau memang mau kasih aku hadiah.”“Katakan saja apa maumu,” balas Kenny.“Aku ada proyek yang membutuhkan orang kayak Kakak. Kakak mau nggak bantuin aku dalam proyek ini?” tanya Lydia. Sebenarnya cukup berlebihan dengan meminta Kenny membantu Lydia dalam proyek ini karena Kenny adalah sosok kebanggaan negara. Namun, Lydia tidak bisa menyia-nyiakan kakaknya begitu saja. Kenny mengangguk lalu berkata, “Oke! Lagi pula, aku punya waktu selama sebulan penuh. Sebulan sudah cukup, kan?” “Cukup kok, Kak! Oh iya, ini aku ambil juga, ya,” ujar Olivia seraya mengambil kartu yang disodorkan Kenny kepadanya. Kenny hanya bisa terdiam melihat perilaku adik perempuannya. Tanpa mereka berdua sadari, di belakang mereka ada dua orang laki-laki yang sedang menunggu sosok si kebanggaan negara. Kedua laki-laki itu adalah sosok yang Lydia kenal.Kenapa dia belum juga mendapatkan fotonya?Lucas tiba-tiba menyentuh pundak Dylan karena dia melihat
Read more

Bab 127 Teratai dan Krisan

Lukas berdecak lalu berkata, “Ternyata Lydia dan Kenny si legenda itu sudah saling mengenal satu sama lain. Bahkan hubungan mereka juga kelihatan dekat banget.”Informasi mengenai kembalinya Kenny ke negara ini adalah sebuah rahasia. Hampir tidak ada orang yang tahu karena semua rencananya di negara ini benar-benar dirahasiakan. Semua ini terjadi karena Kenny adalah sosok yang sangat penting bagi negara. Mereka berdua bisa mengetahui informasi tentang kedatangan Kenny karena mereka berdua membeli informasi ini di pasar gelap. Dylan menatap dingin ke arah Lucas lalu pergi meninggalkannya begitu saja. Kenny dan Lydia kembali ke kediaman keluarga Agustine. Mereka berdua sudah bisa mendengar pengurus rumah memerintahkan para pelayan untuk membersihkan taman esok hari dan juga suara raungan Rizal dan Liam dari ruang keluarga sebelum mereka berdua sempat keluar dari mobil. Kenny langsung menatap Lydia setelah mereka turun dari mobil lalu berkata, “Kamu bantu carikan rumah untuk Kakak, y
Read more

Bab 128 Saya yang Putuskan

“Amel kan suka banget sama kamu. Dia pasti yang buat Tiger kayak begini dengan memasukkan memorinya ke dalam memori Tiger. Oh iya, Amel juga peneliti di proyek Julist Group. Nanti kamu pasti ketemu sama dia,” ujar Lydia sambil tersenyum.Kenny langsung melemparkan Tiger ke dalam pelukan Lydia.“Tiger, kita ketemu yuk sama Amel,” ujar Lydia setelah menangkap Tiger dengan hati-hati di dalam pelukannya. “Aku mau si ganteng itu yang meluk aku,” ujar Tiger sedih. Lydia tidak tega menolak permintaan Tiger lalu dia pun melangkah dan berkata, “Kak Kenny ....”Kenny sudah tidak kaget lagi dengan perilaku benda kecil ini. Bagi mereka benda ini hanyalah sebuah karya yang seharusnya tidak terlalu melibatkan emosi. Tiger menjadi pusat perhatian orang-orang ketika mereka bertiga tiba di Julist Group.“Tiger, kamu kangen nggak sama kami?”Tiger mengangkat kepalanya lalu mendengus dan berkata, “Siapa kamu?”Semua orang hanya terdiam setelah mendengar jawaban Tiger. Kemudian mereka membawa Tiger unt
Read more

Bab 129 Bodoh, Canggung, Tanpa Bakat

Suasana menjadi sunyi seketika. Untungnya, Dylan tidak membuat masalah lebih panjang, dan pembicaraan pun beralih ke topik penyelesaian masalah. Sekitar satu jam mereka rapat, hujan rintik-rintik mulai turun. Saat peserta rapat beranjak keluar, mereka bergegas mencari perlindungan di dalam mobil-mobil mereka. Air hujan menggenangi bagian bawah tangga karena permukaan lantainya lebih rendah.Lydia, yang keluar paling belakang, tampak cemas berdiri di tangga dengan sepasang sepatu hak tinggi Manolo Blahnik berdesain elegan, yang dibuat khusus untuknya. Rolls Royce perusahaan terparkir tak jauh, tapi sopirnya tak bisa mendekat.Kenny menangkap ekspresi Lydia. Di sampingnya, hanya ada sebuah payung.Dengan gerakan yang tampak akrab, Kenny mengambil payung itu dan menahannya di atas kepala Lydia."Ayo," ujarnya, seolah ini sudah menjadi kebiasaannya.Lydia merintih pelan, "Kalau sepatu ini kena air, berliannya bisa copot..."Kenny menatap rok yang dikenakan Lydia. Menggendongnya seperti put
Read more

Bab 130 Papa, I Love You!

Kevin dan Dylan berjalan berdampingan. Kevin kemudian bertanya, "Amel, kamu kenal laki-laki di sebelah Lydia?"Amel masih tenggelam dalam pikirannya. Saat Kenny merendahkan tubuhnya untuk melayani Lydia, Amel merasa iri, tapi juga merasa memang itu yang seharusnya. “Sungguh, wajahnya penuh dengan kekaguman!”Amel refleks mengangguk, tapi kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak kenal!" Lydia bilang harus dirahasiakan!Dylan menyipitkan matanya. Amel mengambil jas dan payung yang tergeletak di lantai, kemudian berbalik badan dan lari. Dia hanya seorang peneliti. Tidak bisa bermain-main dengan para pebisnis ini...Tiger menoleh ke kanan dan ke kiri. Baru saja hendak mencoba menghubungi nomor Lydia dengan sistem keceredasannya, dia diangkat oleh seseorang dengan satu tangan.Dylan mengerutkan kening dan menatapnya. Dylan merasa ada yang tidak beres. "Kamu masih kenal aku?" Suaranya yang kalem memberikan kesan asertif.Tiger menyipitkan matanya. Keempat kakinya menendang-nendang di udara
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
43
DMCA.com Protection Status