Dalam gemuruh berita terkini, kolom komentar segera dibanjiri dengan opini beragam."Sungguh, selingkuhan itu tampaknya punya masalah kejiwaan!""Mau membunuh? Dia ini gila atau apa? Darimana dia mendapat nyali seperti itu?""Dylan, kok bisa-bisanya, memilih selingkuhan yang nggak ada apa-apanya dibanding Lydia. Jelek banget selera dia?""Belakangan ini saham keluarga Tansen terjun bebas ya..."...Dan keesokan harinya, berita yang menjadi sorotan adalah "Liam menggunakan 5G untuk mengikuti perkembangan terbaru."Liam, menggunakan akun resminya, ikut membagikan berita yang dibocorkan oleh HY Entertainment. Tak lupa, dia menambahkan: "Kamu memang layak menerimanya! Aku tahu itu bukan karaktermu, tapi aku tak akan ragu untuk membantumu menabur garam di lukanya! @Lydia.""Ini ibarat sedang makan semangka dan mendapat durian runtuh?""Kita semua akan ikut menabur garam di lukanya!""Semua orang tahu Liam menyukai Lydia, tapi ini terkesan dipaksakan ya? Rasanya lucu saja ….""Tentu saja Lia
Lydia mendengus dingin, apa perempuan itu mengira dirinya gampang dibodohi?Apakah Monika mengira bahwa permintaan maafnya begitu berharga?Sekalipun perempuan itu berlutut dan memohon ampun kepadanya di sini, Lydia tetap tidak sudi menerima permintaan maaf itu!Monika sangat terkejut mendengar perkataan Lydia.Dirinya termangu sesaat, kesombongan yang sebelumnya ditampilkan kini telah lenyap seketika.Monika hampir saja lupa, bahwa Lydia sekarang adalah pewaris dari Agustine Group. Direktur Agustine Group yang mampu memanggil hujan badai dan juga menyingkirkannya hanya dengan membalikkan telapak tangannya begitu saja.Sekarang Lydia telah berhasil menumbangkan Tansen Group!Perempuan itu sudah bukan lagi perempuan yang bisa ditindas sesuka hati!“Lydia, kamu …, apa-apaan sikap kamu ini? Bagaimanapun aku datang untuk meminta maaf, kenapa kamu nggak punya sopan santun sama sekali?”Monika menggertakkan giginya. Dirinya sudah datang ke sini, seharusnya masalah sudah selesai.Kalau Lydia
Sikap anak orang kaya itu seolah sedang menyepelekan Lydia dan mengatakan bahwa perempuan itu hanya terlihat kuat di luar, tapi dalamnya kosong.Yang dimaksud sebagai direktur dari perusahaan Agustine Group ternyata hanya namanya saja yang hebat, tapi ternyata tidak bisa apa-apa.Bukankah pria itu tidak lebih dari anak orang kaya yang sudah bercerai? Memangnya hal apa yang bisa dibanggakan?Wajah Lydia terlihat datar, sudut bibir perempuan itu sedikit melengkung ke atas, seperti sedang tersenyum menghina. Suaranya terdengar sangat dingin.“Benar, aku hanya nggak ingin melihat wajahmu!”Di bawah cahaya lampu yang terang, terlihat jelas wajah dingin perempuan itu.Tidak perlu menambahkan ekspresi apa pun, cukup dengan tatapan mata saja bisa membungkam anak orang kaya itu.Memangnya siapa pria itu? Kasih dia muka, memangnya pria itu layak untuk menerimanya?Perempuan itu sudah tidak ingin berada di sana lagi, bahkan hanya untuk setengah detik lebih lama saja tidak mau. Lydia pun langsung
Semua orang yang berada di dalam pesta langsung terkejut melihat pemandangan ini.Berdasarkan berita yang beredar, Dylan dan Lydia sudah lama berselisih. Akan tetap, ketika Lydia berada di dalam bahaya, mengapa orang pertama keluar adalah mantan suaminya?Gabrielle yang mendengar keributan ini, langsung berlari mencari Lydia dengan panik, “Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”Lydia menggelengkan kepalanya dengan tenang, raut wajahnya tidak terlihat takut sedikit pun.Perempuan itu sudah bersiap-siap dari awal.Sekalipun tidak ada orang yang membantunya, dengan kemampuan Lydia, anak orang kaya ini tetap tidak akan bisa menyentuh sehelai pun rambut Lydia!Hanya saja kemunculan Dylan ini benar-benar di luar dugaan semua orang.Anak orang kaya yang tengah tergeletak di lantai, pelan-pelan dapat bangkit kembali. Walaupun seluruh badannya terasa sakit, pria itu hanya bisa menggertakkan gigi dan bersabar.Roni yang baru sadar, hanya dapat mendengar suara samar-samar Lucas, tentu saja dia tidak dapat me
Lydia menyindir dari samping, pertunjukkan hari ini sangat seru!Sayangnya, dirinya tidak berniat untuk menemani para aktor itu lebih lama lagi.Sedetik lebih lama dirinya berada di sana, hanya akan menyia-nyiakan waktunya saja.Perempuan itu menoleh ke samping menatap Gabrielle, “Ayo cari tempat lain, melihat orang yang tidak ingin dilihat hanya akan membuat suasana hati berubah jelek.”Orang yang tidak ingin dilihat hanya Dylan.Gabrielle yang tahu jalan pikiran Lydia, pada dasarnya sudah sangat menyesal membawa temannya ke tempat itu. Begitu mendengar Lydia menawarkan untuk pindah tempat, tentu saja dirinya langsung menyetujui.Lydia mengambil tasnya, melangkah dengan sepatu hak tingginya, membalikkan badan dan pergi meninggalkan tempat itu.Perempuan itu keluar dari sana dengen mengabaikan pandangan begitu banyak orang yang menonton mereka.Tatapan para penonton pun pindah dari Lydia ke Dylan!Gabrielle mengambil mobil, sementara Lydia menunggu di depan pintu lobi.Perempuan itu me
Keesokan paginya.Tansen Group.Dylan yang baru saja selesai dari rapat paginya, berjalan keluar dari dalam ruang rapat.Tiba-tiba saja pria itu teringat sesuatu dan langsung berbalik memberikan perintah kepada Tony.“Cepat putuskan semua kerja sama dengan keluarga Pradipta dan beli perusahaan mereka dengan harga yang rendah. Lalu usir mereka sekeluarga keluar dari kota Alusia ini.”Tony menghentikan langkahnya, dirinya tidak paham dengan permintaan tiba-tiba dari atasannya ini.Dengan tatapan bingung, akhirnya Tony mengatakan, “Pak Dylan, Pagi ini sudah beredar kabar keluarga Pradipta tiba-tiba bangkrut dan memiliki hutang miliaran. Mereka sekeluarga buru-buru meninggalkan kota ini, bahkan rumah mereka juga sudah disegel ….”Jadi sepertinya tidak mungkin untuk mengakuisisi perusahaan keluarga Pradipta.Dylan mengerutkan alis, raut wajahnya terlihat serius.Tanpa perlu mencari tahu siapa dalang di balik ini, Dylan langsung dapat menebak bahwa itu adalah perbuatan Lydia.Gerakan perempu
Sepasang mata Lydia berbinar, perempuan itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.Dirinya menolak! Menyerahkan diri?Bermimpi saja!Mereka semua benar-benar polos dari yang lain!Senyum di wajah Lucas pelan-pelan memudar, kedatangannya kali ini sedikit banyak telah mempermalukan dirinya sendiri.Pria itu pun berbalik dan pergi dengan kecewa.“Pak Lucas, aku nggak mencari kalian itu artinya sudah bagus, besok jangan datang lagi ke sini mencariku, hal ini hanya akan membuatku nggak nyaman,” ucap Lydia dengan datar.Lucas tiba-tiba menghentikan langkahnya, tiba-tiba terbersit suatu pemikiran di benaknya, pria itu pun membalikkan badan dan menatap Lydia.“Lydia, apakah kamu sekarang masih menyukai Dylan?” tanya Lucas dengan sepasang mata yang berbinar.Kalau perempuan itu masih menyukai Dylan, kesempatan mereka untuk bersama kali ini jauh lebih besar dibandingkan tiga tahun lalu!Lydia dan Dylan adalah pasangan yang sangat sempurna, seperti sudah disatukan oleh Langit.“Apa kamu ingin
Maggie baru saja pulang dari luar negeri. Dia datang ke sini untuk ikut meramaikan dan bersenang-senang.Dia tidak menyangka akan melihat Dylan di sini. Dia tidak memedulikan hal lain dan ingin mendekati pria itu.Tiga tahun lalu, kesempatan itu direbut oleh Lydia. Tiga tahun kemudian, dia tidak akan mengalah!Dylan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ekspresi di wajahnya sedikit dingin, dan rasa jijik di matanya cukup jelas.Kalau Tony, yang duduk di sebelahnya, tidak bisa melihatnya, pria itu sia-sia saja menghabiskan waktu dengannya selama bertahun-tahun ini.Pada saat ini, Tony pun cepat-cepat menyarankan, “Pak Dylan, bagaimana kalau kita berpindah tempat duduk?”Dylan berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tony pun segera menyerahkan tempat duduknya dan duduk di kursi pria itu.Dia menggertakkan gigi dan mengabaikan tatapan mata Maggie yang marah dan tajam di sebelahnya.Ponsel Lydia berbunyi. Pesan dari Bella.“Bukannya wanita di sebelah Dylan itu Maggie dari Gemini Entertai
Dulu, banyak yang berpikir Kelly akan menikah dengan Samuel, sehingga mereka semua bersikap manis padanya. Namun, ketika Samuel memilih orang lain, Kelly mendapati dirinya tak lagi bisa masuk ke lingkaran sosial tersebut. Tidak ada lagi yang mau membantunya.Lydia memandang dengan tatapan dingin. Dia tak tahu bagaimana wanita itu bisa sampai di sana, karena lokasinya cukup jauh dari tepi pantai. Sayangnya, tanpa undangan, wanita itu hanya bisa berdiri di luar, dihentikan oleh pengawal. Lydia berdiri diam, tak berniat membiarkannya masuk."Menolongmu? Atas dasar apa?" tanya Lydia.Kelly berdiri lemah dengan nada memelas. "Tapi Lydia, meski kita nggak akrab, hidupku hancur karena ulahmu. Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Walaupun kata-katanya penuh keluhan dan kemarahan, Kelly terlihat begitu lemah dan tidak berdaya. Dia menyalahkan segalanya pada Lydia. Seandainya Lydia tidak masuk ke ruangan itu dengan Malvin, dia mungkin sudah menjadi istri Samuel sekarang.Bagaimana mungk
Sebelum Lucas naik ke kapal, ia melihat beberapa mobil Ferrari terbaru terparkir di tepi pantai, termasuk salah satu yang sebelumnya dia sudah lama ingin beli tapi tidak pernah berhasil dibeli.Harus diakui, dia agak iri!"Lydia, apa kalian sekarang selalu pakai mobil Ferrari kalau pergi?" tanya Lucas.Lydia menatapnya dengan senyuman datar."Nggak, aku lebih sering pakai helikopter," jawab Lydia.Lucas hanya bisa terdiam.Tidak jauh dari sana, Dilap dan Malvin juga tiba.Lydia melihat mereka, segera menyapa.Dilap melirik Dylan dengan ekspresi merendahkan."Om payah banget sih. Dia bahkan belum berhasil dapetin hati yang dia sukai."Malvin berkomentar, "Kondisi Pak Dylan ‘kan nggak biasa."Jika tidak, dengan kualitas Dylan, dia bisa membuat hati siapa pun meleleh. Hanya saja sekarang, dia berurusan dengan Lydia.Lydia tersenyum sambil berkata, "Lama nggak ketemu. Apa kabar?"Dilap mengeluh dengan wajah muram, "Sejak kamu meninggalkan acara kami, popularitas kami menurun banyak. Bahkan
Karena sebelum Dylan beristirahat dia memerintahkan Bobby untuk membuat hubungannya dengan Lydia membaik, Bobby begadang semalaman. Akhirnya, Bobby terpikirkan satu ide bagus. Sebentar lagi adalah ulang tahun Rizal.Lydia tidak membawa banyak barang saat datang, begitupun ketika dia pergi. Lydia berdiri di gerbang sambil mengucapkan selamat tinggal pada Dylan. Akhirnya bisa beberapa hari tidak perlu melihat Dylan lagi. Lydia senang sekali ….Dylan memperhatikan Lydia dengan lembut saat Lydia pergi. Kemudian, dia menatap Bobby dengan garang setelahnya.“Sudah disiapkan?”Bobby dengan mantap mengangguk, "Pasti, jangan khawatir, Pak. Pertemuan Bapak dengan calon ayah mertua di acara ini pasti akan membantu Pak Dylan menjadi bagian dari Keluarga Bram."Wajah Dylan tetap terlihat serius, tetapi bibirnya sedikit tersenyum. Dia tampak lebih santai.Bobby melanjutkan, "Pak Dylan itu luar biasa. Susah loh Pak cari orang yang setara dengan Pak Dylan. Pak Rizal pasti akan menghargai niat baik
Saat dokter spesialis sedang melakukan pemeriksaan, Dylan akhirnya melepaskan tangan Lydia.Tidak sampai satu menit kemudian, karena Dylan tidak mendengar suara Lydia, dia berkata, “Lydia, sini tanganmu.”Suara Dylan terdengar lemah dan menyedihkan.Para dokter merasa, “Hubungan Pak Dylan dan Bu Lydia bagus sekali ....”Pak Dylan kelihatannya bukan tipe orang yang suka menempel pada orang lain. Mengejutkan sekali sikapnya hari ini.Tidak lama kemudian, satu tangan menyelusup. Dylan segera menggenggamnya, seketika sadar merasa lega.Dylan tidak berani mengelus-elusnya karena takut Lydia marah.Berhasil berkompromi sedikit seperti ini saja, bisa membuat semua ketidaknyamanan Dylan malam ini hilang.Pemeriksaan berlanjut selama sepuluh menit. Detak jantung Dylan berdetak cepat selama sepuluh menit.Namun, saat pemeriksaan hampir selesai, mereka mendengar suara Bobby dari luar."Bu Lydia beneran cuma makan sup sarang burung waletnya semangkuk? Mau nggak saya ambilin lagi?Suara itu semakin
Lydia merasa tidak seharusnya dia menerima berlian begitu saja. Lydia berencana untuk memberikan kejutan yang lebih besar untuk ulang tahun Mike nanti.Di dalam mobil, Ruben dan sopir duduk di depan, sedangkan Lydia dan Dylan duduk di belakang. Dylan duduk dengan mata tertutup, tampak dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Lydia memberikan sedikit jeda, tiba-tiba dia teringat bahwa Dylan meminta pendapatnya tentang makan malam tadi malam, dan dia sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun! Lydia memberi isyarat dengan batuk kecil."Sebenarnya koki restoran itu cukup bagus, rasa dan tampilannya sangat baik. Apa pendapatmu?" Dylan mengangkat sedikit alisnya. Wajahnya terlihat sedikit lebih baik."Hmm, yang penting kamu suka." Lydia lega. Dia merasa tidak seharusnya dirinya makan gratis dan membuat Dylan marah. Lydia melihat Ruben di depan."Ruben, gimana menurut kamu?" Ruben menjawab, "Rasanya biasa saja, tampilannya saja bagus. Nggak bikin kenyang."Lydia mengernyitkan
Dylan merasakan pandangannya sedikit gemetar. Diam-diam dia merasa terganggu. Semua persiapan yang telah Dylan buat kini tertinggal oleh seikat berlian dari seorang bocah? Mengapa Charter bisa memiliki anak sepayah itu.Ekspresi Lydia berubah. Bagaimana mungkin Mike menyimpan barang-barang seharga itu, yang seharusnya ada di brankas, dalam kantongnya begitu saja? Lydia tersenyum. Dia tampak bingung dan geli melihat kepolosan Mike."Kamu harus simpan ini kembali, ya. Kakak nggak bisa terima," kata Lydia dengan lembut.Mike tampak kecewa, merengek sambil menarik tangan Lydia."Kakak nggak suka? Aku punya yang lebih besar lagi!" katanya dengan polos.Lydia hanya bisa tersenyum getir. Sulit menjelaskan hal-hal seperti ini kepada seorang anak kecil.Dengan senyum yang dipaksakan, Lydia menerima berlian itu."Aku suka, kok. Tapi Mike jangan kasih yang begini lagi ya nanti."Lydia berencana menyerahkannya kembali kepada Charter. Mike tampak sangat bahagia karena Lydia menerima hadiahnya.
Lydia mengelus rambut Mike yang lembut. Dia tak bisa menolaknya."Tentu saja!"Mata Dylan yang tadinya berbinar, perlahan meredup. Suaranya terasa lebih dingin."Kamu keluar sendiri gini, memangnya Charter tahu?"Mike takut. Dia merapat ke pelukan Lydia.Paman yang menyebalkan itu, bahkan saat sakit pun tetap saja menjengkelkan!Dengan angkuhnya, Dylan mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon Charter."Anakmu kabur. Sekarang sama aku dan Lydia."Maksudnya jelas: Segera jemput.Dylan sengaja menyalakan speaker, agar Mike mendengar suara Charter.Charter terdengar datar dan dingin di telepon."Oh begitu? Tolong jaga dia, aku sedang rapat, bye."Telepon terputus.Mereka bertiga terdiam sejenak. Mike menyadari apa yang terjadi. Dia segera memeluk Lydia dengan gembira."Hore! Aku bisa sama kakak cantik!"Wajah Dylan pucat sembari melihat layar ponsel yang sudah mati, napasnya tak karuan.Sudah susah-susah merencanakan kencan, malah berakhir dengan menjaga anak Charter? Sungguh menjengk
Keesokan harinya, Lydia menerima telepon dari Liam."Nielson Group ada masalah. Apa ini berkaitan dengan Dylan?"Lydia sudah menduga Liam pasti akan menyadari sesuatu. Dia sedang berada di luar negeri, berita dari dalam negeri seharusnya belum sampai kepadanya dengan secepat itu.Lydia dengan tenang menjelaskan kepada Liam tentang Preston yang ternyata adalah pelaku di balik semua ini.Liam terdiam lama, suaranya terdengar sangat dingin."Pastikan Ruben selalu melindungi kamu, jangan lengah. Urusan lainnya jangan kamu urusi, kita bicarakan nanti setelah aku kembali."Lydia hanya menjawab "oke".Mereka kemudian membicarakan beberapa hal lain, lalu menutup teleponnya.Lydia mengerahkan seluruh perhatiannya pada proyek kerjasama mereka. Dia pergi ke Julist Group pagi-pagi sekali.Victor yang masih kurang berpengalaman, menghadapi beberapa masalah rumit. Dia belum bisa mengambil keputusan dengan cepat. Lydia menghabiskan sehari penuh bersama Victor, dengan sabar mengajarinya. Tak terasa,
Ketika Bobby sedang duduk sendirian di ruang tamu, wajahnya tampak cemas dan khawatir tentang Dylan, ia tiba-tiba mendengar suara di pintu. Dylan sudah pulang. Dengan penuh semangat, Bobby bergegas menyambutnya."Pak Dylan, sudah pulang? Meski kondisi tubuh Pak Dylan begini, masih saja Pak Dylan kerja keras. Pak Dylan itu orang paling hebat yang pernah saya temui, loh …."Dylan tadi sudah merasa cukup baik setelah berhasil menangani Preston. Saat itu, Dylan menjadi kesal mendengar ucapan Bobby. Pujian yang tak berbobot.Sambil menahan emosi marahnya, Dylan bertanya, "Lydia sudah pulang?""Iya, Pak Dylan. Hari ini kayaknya mood Bu Lydia kurang baik. Sebaiknya Pak Dylan nggak menemuinya dulu, deh. Biar nggak nambah masalah ...."Mata Dylan yang dalam dan penuh arti membuat Bobby merinding. Bobby terbatuk kecil, mencoba memperbaiki suasana."Tadi ikut Bu Lydia ke pesta. Pemandangan kayak gitu biasanya cuma bisa lihat di TV. Tapi saya rasa, sih, pesta tadi kurang oke karena nggak ada Pa