หน้าหลัก / Romansa / Dosen Kampret itu, Suamiku!! / บทที่ 281 - บทที่ 290

บททั้งหมดของ Dosen Kampret itu, Suamiku!!: บทที่ 281 - บทที่ 290

328

[281] Ceya Ngomongnya Nggak Gitu!

“Well! Siapa yang mau jelasin?!”Sunyi— hanya denting jam yang terdengar.“Ichell!” Berhubung tidak ada yang berani membuka mulut, Kamarudin pun menargetkan si tersangka yang membuat jantungnya seolah akan berhenti berdetak.“Michellion,” ulang Kamarudin.Bungsu Kamarudin itu jelas keringat dingin. Sudah dua kali namanya dipanggil. Jika sampai papanya memanggil untuk yang ke-3 kalinya, sang papa pasti tak akan bisa lagi mempertahankan ketenangannya.“Kak Ceya!” Michellion pun akhrinya menunjuk Kamasea. “Dia yang bilang sendiri. Ichell kan penasaran makanya nanya!” Mengatakan dari mana sumber informasi yang membuatnya menanyakan pertanyaan tersebut.“Ceya, siapa yang bilang kalau kamu sama Jo anak haram?”Kamasea meremas-remas jari tangannya. “Ce-Ceya.. Ceya nggak bilang gitu. Ichellnya yang bilang kalau Ceya sama Abang anak haram.” Ucap Kamasea, berkelit.“Loh?!” Gema ketidakterimaan lalu mengalun dari bibir Michellion.“Iya kan?! Kakak nggak ada bilang kalau kita anak haram kok. Aban
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-28
อ่านเพิ่มเติม

[282] Abang Mau Putusin Ceya?!

Air mata Kamasea terus saja menetes seiring dengan semakin kuatnya rasa takut yang dirinya rasakan. Kenan kini telah mengetahui sisi gelapnya dan pemuda yang dicintainya itu pasti merasa jijik terhadapnya.Apa yang harus dirinya lakukan jika Kenan memutuskan hubungan mereka?Kamasea menyukai pemuda itu sedari dirinya belum mengenal arti cinta. Hingga detik ini, sudah banyak hari yang mereka lalui bersama. Hari-hari itu menghasilkan jutaan kenangan yang tak terhitung jumlahnya.Berpisah dari Kenan hanya akan membunuhnya secara perlahan. Ia tak mungkin sanggup menghadapi setiap kenangan yang keberadaannya tak bisa dirinya hapuskan.“May I have some time with her?! Ada yang mau aku bicarain, berdua aja sama Ceya..”Kamasea bereaksi keras. Gadis itu meraung, menolak untuk ditinggalkan oleh saudara-saudaranya.Ia tak mau jika hanya berdua dengan kekasihnya. Ketika kakak dan adiknya pergi, saat itulah mungkin Kenan mengatakan kata putus.“Please, don't!” mohon Kamasea dengan kedua telapak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-29
อ่านเพิ่มเติม

[283] Adik Untuk Alexa

“Mah, pelan-pelan dong! Perih, Mah!” “Manja ah!” Cerca Angel sembari menekan lebih keras tangannya hingga membuat Alexiz menjerit kesakitan. “Kamu abis ngapain sih? Pulang-pulang kok bonyok gini mukanya?!” “Iya nih! Perasaan Papa keluarnya sama Om Udin deh. Kok kayak orang abis tawuran sih!” “Papa abis ditonjokin sama Papanya Ichell!” ungkap Alexiz, memberitahu. “Pasti kamu yang salah!” Kata Angel menjatuhkan pendapatnya bahkan sebelum Alexiz menceritakan kronologi mengapa wajahnya bisa babak-belur. “Eum, bener! Nggak mungkin Om Udin tiba-tiba mukul Papa!” imbuh Alexa, satu perahu dengan mamanya. “Kalian kok nggak ada sayang-sayangnya sih sama Papa?!” “Awh, Awh! Udah, Mah, udah! Makin bonyok muka Papa kalau gini caranya!” erang Alexiz, kelojotan. Keluarganya sungguh keterlaluan! Bisa-bisanya mereka membela Kamarudin dan malah menyalahkan dirinya yang jelas-jelas korban baku hantam sepihak. Alexiz membuka-tutup rahangnya. Wajahnya terasa kebas berkat bogem mentah yang dilay
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-29
อ่านเพิ่มเติม

[284] Ichell, Sebenarnya, Kamu itu Anak Tukang Nasi Goreng

Anya tampak puas menonton rekaman yang Surti perlihatkan kepadanya. Ia mengembalikan ponsel digenggamannya kepada pemiliknya.Perempuan itu juga tak lupa mengucapkan terima kasihnya atas kerja keras yang dilakukan oleh Surti hari ini.Setelahnya, Surti pun dibebastugaskan dari segala bentuk pekerjaan agar gadis itu dapat beristirahat.“Berdiri!” titah Anya kepada Kamarudin yang sedang berjongkok sembari mengangkat kedua tangannya.Yah— seusai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan membukakan pintu kamar untuk istrinya, pria beranak 4 itu langsung mendapatkan kemurkaan istri cantiknya.Tak ubahnya anak bungsu mereka ketika ketahuan berulah, Kamarudin pun dijatuhi hukuman, persis seperti yang sering didapatkan oleh Michellion.“Karena kamu ngejalanin tugasnya bagus, aku maafin soal kamu yang ngunciin aku di kamar!”Kamarudin lantas menurunkan kedua tangannya. Pria itu sempat meringis, sebab merasakan nyeri pada otot lengan dan pahanya.“Thank you, Babe! Sekali lagi aku minta maa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-01-30
อ่านเพิ่มเติม

[285] Istriku, Mengapa Kamu Agak Lain?!

“Taraaa, Annyeong Ichell!”Michellion berjengitdengan kelopak matanya yang melebar. “What are you doing here?” tanyanya, teramat ngegas. Anak itu mencengkram handle pintu yang belum sempat dirinya lepaskan.“Jemput kamu, hehe..”“Nga-Ngapain?” gagap Michellion. Jika Michellion perhatikan, seragam yang dikenakan gadis di hadapannya sama persis dengan miliknya.“Aku kan pengen berangkat sekolah bareng, makanya sekarang aku kesini deh,” ucap gadis yang tak lain merupakan fans nomor satu Michellion [Alexa Sasongko].“Eh, anak Pak De nasi goreng udah keluar? Turun Dek, kita sarapan bareng.”“Mama!! Jangan durhaka ke Ichell!”Anya menjulurkan lidahnya. Ia sengaja naik ke lantai dua karena kedatangan anak sahabatnya. Anya pikir akan terjadi adegan baku hantam, tapi rupanya tak terjadi apa-apa di atas.Sedikit mengecewakan!“Lex, kamu yakin mau sama Ichell? Dia aslinya anak tukang nasgor loh?”“Hih, nggak ya! Ichell itu anak kandungnya Mama! Papa aja semalem bilangnya gitu!”“Bohong itu si
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-02-01
อ่านเพิ่มเติม

[286] Biar Nggak Durhaka-Durhaka Amat!

Flora menyibak tirai kamarnya, mendorong kaca jendela yang engselnya telah ia buka.Sinar matahari pun seketika masuk, menerangi kamarnya yang semula minim dengan pencahayaan.Setelah memutar tubuhnya, perempuan itu menarik garis senyum di wajahnya.Pandangan matanya jatuh pada sepasang ayah dan anak, yang masih terlelap dalam posisi berpelukan. “Makin nggak kebagian papinya aku,” gumamnya lalu memutuskan bergabung dengan keduanya di atas ranjang.Flora memposisikan dirinya tepat dibelakang punggung Azalea. Perempuan itu membelai rambut putrinya, mendaratkan ciuman dan membangunkan sang putri dengan bisikkan penuh rasa sayang. “Sweetheart.. Cantiknya, Mami.. Bangun yuk..” “Time to wake up, Cantik. Sekarang udah siang lho..”Wanita itu memperlama ciuman dikepala putrinya. Menghirup panjang aroma yang entah sejak kapan, berhasil mencandui lubang hidungnya.Perpaduan antara wangi pengharum pakaian yang bercampur dengan keringat sang putri, menghasilkan aroma khas yang keberadaannya dapa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-02-04
อ่านเพิ่มเติม

[287] Ke Alam Baka

Surti menghentikan kegiatan mengetiknya dari papan keyboard. Bola matanya mengikuti pergerakan Anya, sampai pada wanita itu yang menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.Perempuan itu belum lama meninggalkan rumah, tapi dia tiba-tiba saja pulang dengan raut wajah ditekuk. ‘Pasti kenapa-napa nih!’ pikir Surti yang tak melepaskan pandangannya.“Sur, kamu kalau saya suruh nemenin Ichell ke pesantren, mau nggak?!” “PESANTREN?!” Pekik Surti yang 100% merasa shock mendengar perkataan majikannya. “Hu’um, Sur.. Saya rencananya pengen ngirim Ichell kesana. Sampe dia nggak sengklek aja.”“Ser-Seriusan, Mbak?” tanya Surti, auto menjadi Aziz gagap.Membayangkan si bungsu dipaksa memasuki sekolah keagamaan, Surti tidak yakin mereka bisa melakukannya, bahkan sebelum anak itu benar-benar dikirim kesana. Michellion mungkin malah akan kabur, melarikan diri saat hari keberangkatan– itu pun jika mereka menggunakan sistem kirim dadakan. “Muka saya emang keliatan lagi bercanda, Sur?!” “Eng-nggak sih, Mb
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-02-04
อ่านเพิ่มเติม

[288] Do You Love Eci?

Michellion pulang membawa surat panggilan yang ditujukan untuk orang tuanya. Hari ini ia berkelahi dengan Alexa. Mereka bertengkar didepan umum dengan dirinya yang memaki Alexa dan gadis itu yang memarahi Sera habis-habisan. Baik dirinya, Alexa dan Sera– mereka bertiga sama-sama mendapatkan surat panggilan orang tua. Kurang amazing apa kelakuan Alexa! Di hari pertamanya sekolah, anak itu sudah membuat ulah, menyebabkan dirinya terkena imbas keposesifan tak berdasarnya. “Ichell lagi, Ichell lagi..” decak Anya setelah mengetahui surat apa yang Michellion bawa. “Ya gara-gara anak temen Mama!” sahut Michellion, sangat-sangat tidak terima. Ia sama sekali tak membuat masalah. Ia bersekolah dengan baik, berteman dengan teman-teman yang dirinya inginkan. Namun kedatangan Alexa di sekolahnya mengacaukan segalanya. “Temen Papa kamu juga! Malah lamaan Papa kamu temenannya!” “His! Nggak penting banget sih, main lama-laman!” keluh Michellion. Anak itu mengangkat kedua kakinya, duduk bersila
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-02-05
อ่านเพิ่มเติม

[289] Siapa Saja Boleh, Asal Bukan Jesika!

“Do you have any feelings for her?!”Josephin menelan kasar air ludahnya. Kerongkongannya terasa mengering, seiring dengan O2 yang keberadaannya semakin menipis di sekitarnya.Pemuda itu kesulitan bernapas, hingga wajah tampannya tampak begitu pucat.“Jawab Mama, Josephin!”“Of-course!” Josephin kesulitan berbicara. Kalimat yang dikeluarkan mulutnya berakhir terbata. “Di-Dia kan, kakaknya Jo.”“KAMU TAU BUKAN ITU YANG MAMA MAKSUD JOSEPHIN!”Tubuh Josephin bergetar hebat.Hancur sudah!Teriakan kemarahan sang mama mengindikasikan jika perempuan itu sudah mengetahui segalanya.Bruk!!Josephin menjatuhkan tubuhnya. Pemuda itu berlutut dengan kepala tertunduk.“Maaf,” tak ada kalimat lain yang bisa ia sampaikan, terkecuali kata maaf.“Ya Tuhan!!” desah Anya, terhuyung. Tubuhnya limbung, jatuh, tepat dihadapan sang putra.“How could it be Josephin?! Eci itu kakak kamu! Dia juga anak Mama, Jo! Gimana bisa kamu jatuh cinta sama kakak kamu sendiri?” lirih Anya, bertanya dengan air mata yang m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-02-06
อ่านเพิ่มเติม

[290] How Dare You, Josephin Hasan!

Kamarudin memukul kepala Josephin. Saking kerasnya Kamarudin memukul Josephin, anak itu sampai tersungkur ke atas ranjang, menimpa tumpukan pakaiannya di dalam koper. “Hah, bener-bener ya kamu, Jo!” Baru kali ini selama dirinya menjadi ayah dari empat orang anak, ia sampai melakukan kekerasan kepada anaknya sendiri. “Keputusan macam apa itu?! Emang kalau kamu dianggap mati, hubungan darah kalian bisa berhenti gitu aja?!” “Keputusan macam apa itu?! Emang kalau kamu dianggap mati, hubungan darah kalian bisa berhenti gitu aja?!” Josephin menegakkan punggungnya. Anak yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu, kembali menekuri aktivitasnya, membuat Kamarudin menarik kopernya hingga isi di dalamnya berserakan ke lantai. “Nggak usah aneh-aneh, Jo! Mama kamu bisa tambah marah ntar yang ada!” timpal Kamarudin, memperingati sang putra. Kamarudin melirik putranya yang terdiam. Josephin tidak sepenuhnya salah— yang namanya perasaan kan memang tidak dapat dikendalikan. Mencintai kakak an
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-02-07
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
2728293031
...
33
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status