“Jingga, pernah ke kantor Banyu?” Mbak Karissa tiba-tiba muncul ketika aku baru saja selesai menidurkan Cakrawala. “Ahmmm … belum, Mbak.” Aku menoleh sambil memunguti tissue yang tadi kugunakan membersihkan area sensitif Cakra. “Selama nikah?” Mbak Karissa tampak tak percaya.“Iya, Mbak. Kenapa gitu?” Aku menatapnya. “Jingga, Jingga … suami itu sesekali harus diberi perhatian, diberi kejutan, jangan sampai dia merasa ahm, apa, ya? Terlalu, bebas.” “Apa iya, Mbak? Tapi aku percaya sama Mas Banyu lah, Mbak.” Aku menanggapi sekadarnya. “Gak bisa gitu, Jingga. Jangan sampai seperti Mbak dengan Mas Glen. Selama ini kurang apa Mbak? Tega-teganya dia menusuk Mbak dari belakang. Dia khianati kepercayaan Mbak sama dia. Sakit banget, Jingga, sakit.” Suaranya terdengar berat. Dia duduk sambil memeluk lututnya di samping box bayi Cakra. “Makasih sarannya, Mbak. Semoga permasalahan Mbak cepat selesai, ya!” “Sama-sama, Jingga! Makasih juga atas doanya. Mbak seneng kalau bisa sharing dengan
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya