All Chapters of JODOHKU TERLIHAT CULUN TERNYATA SEORANG KONGLOMERAT: Chapter 61 - Chapter 70

73 Chapters

PART 18

Gue segera memutus omongan Erik."Erik! Ngapain Io mengenalkan diri kita ke para bajingan ini?!" tegur gue geram." Lah dia tanya, Mbak. Ya aku jawab toh," sahut Erik lugu.Tepok jidat deh gue! Mana ada orang mau berantem model santun begini?! Ya Erik ini orangnya! Jelas para bajingan itu tertawa mengejek."Neng, kok betah amat Sih menghadapi laki idiot macam begini?! Sama kita aja, Neng. Tanggung lebih bisa muasinDari pada laki idiot ini!"Bangsat!!!Belum sempat gue memaki mereka, orang yang melecehkan gue tadi berteriak kesakitan saat kepalanya disambit dengan sandal butut Erik yang mirip bakiak itu."Adow!! Idiot! Awas lo berani mukul kepala gue sekali lagi..." Pletak!Sandal Erik yang lain telah menjitak kepala orang itu lebih keras lagi. Si Kribo melolong kesakitan."Lo berani ya!!" makinya geram ke Erik." Lho kan Mas yang nyuruh kok," Erik membela dirinya.Gue menoleh pada Erik sambil tersen
Read more

PART 19

Pipi montok itu terlihat begitu menggemaskan. Kenyal dan bersemu merah.Erik menatapnya penuh kekaguman. Tangannya terulur ingin menyentuhnya, tapi dia khawatir kalau tangannya bakal membuat pipi menggemaskan itu kotor atau lecet. Gue tertawa geli melihat Erik duduk di samping baby box, menatap anaknya penuh cinta tapi gak berani menyentuhnya."Pegang aja gapapa, Dik," kata gue padanya." Enggak berani Mbak. Nanti bayinya nangis," sahut Erik lugu."Enggaklah Dik. Dia itu bukan tahu yang mudah hancur bila disentuh," jelas gue.Erik mengangguk." Tapi nanti bayinya kotor kena tanganku, Mbak.""Ya cuci tanganlah dulu. Sana, gih!"Gue mendorong tubuh Erik menjauh dari box bayi. Dia meninggalkannya dengan wajah gak rela. Gue mengikutinya dari belakang.Mia Van Houten mendekati si Erik. Cih, apa perasaan gue doang.. sepertinya Mia lagi CLBK ama Erik ya?" Mas Erik Sayang... eh, Mas Erik aja, ngapain toh?" tanya Mia semb
Read more

PART 20

Saat gue sadar, entah Dean, entah Erik, entah siapa itu, udah gak ada di samping gue. Yang ada hanya Bastian Hutomo. Dia menemani gue di kantor Dean."Tian, mana si...?" gue bingung mesti menyebutnya apa! TapiTian sepertinya udah mengerti."Druno, salah satu alter ego Dean."Tian menatap gue prihatin. Gak ada manusia yang sempurna. Gue tahu itu. Dari luar Dean terlalusempurna. Jenius. Tampan luar biasa. Jago berantem. Tajir. Juga setia. Tapi didalam jiwanya, kepribadiannya pecah berkepingkeping!!Gue menghela napas berat."Tian, ada siapa lagi didalam jiwa Dean?" tanya gue prihatin."Setahu gue gak ada lagi. Dulu gue tahunya cuma Druno. Gue baru tahu tentang Erik baru-baru ini sejak Dean ketemu Mudah-mudahan tak ada lagi." Ya, mudah-mudahan gak ada lagi! Karena gue nyaris gila menghadapi semua alter ego Dean.Gue menyandarkan kepala gue ke punggung Tian. Capek banget, hayati.
Read more

PART 21

Gue tahu si Tante sedang merhatiin gue ngobrol dengan Boi, kenalan baru gue di sekolah. Ck! Kepo tuh si Tante."Gue lihat tadi lo datang bareng sama satu cewek cakep. Siapa lo tuh?" tanya Boi."Tante gue," jawab gue pelan."Masih lajang? Gue gak keberatan sama cewek yang lebih tua kalau cakepnya sekaliber itu.""Ya enggaklah! Dia merit sama Om Dean, paman gue. Mereka baru aja punya bayi."Entah mengapa gue gak suka Boi yang berniat menggoda si Tante. Tante itu milik Om Dean, tubuh yang gue pakai ini. dan gue harus ngelindungi properti milik inang gue kan?Bocah itu kagak ngerasa gue udah sejutek ini, dia masih nekat menginterograsi gue."Lo serumah sama dia?""Iya. Urusan apa sama elo?!""Kapan-kapan gue main ke rumah lo ya. Pengin tahu tampilannya di rumah seseksi apa," ucap Boi sambil cengar-cengir mesum.Kampret! Gak tahu diri bener dia. Padahal muka gue rasanya udah garang, tapi Boi sepertinya bukan cowok sensi. Dia terus ngoceh gak karuan."Apa lo pernah mengintip tante lo mandi?
Read more

PART 22

Gue menatap anak gue dengan mata berkaca-kaca. Princess yang awalnya tertawa-tawa langsung diam. Seakan tahu kesedihan emaknya, tangannya terulur memegang pipi gue."Elena.... sayang..."Ah gue pasti lagi mimpi, gue seakan mendengar Dean memanggil nama gue."Itu siapa....?"Gue menoleh dan memperhatikan laki gue dalam balutan jas kamarnya. Pakaian itu milik Dean. Sorot mata itu milik Dean."Dean?" tanya gue penuh harap.Semoga iya itu lo..."Aneh, masa kamu gak mengenal suamimu sendiri?" sindirnya dengan mengernyitkan dahi.OMG! Dean kembali.Gue meletakkan Princess ke ranjang dan langsung memeluk Dean erat. Dean kembali!! Gue pengin menjerit saking hepinya. Gak menyangka, belum sempat gue menyuruh si Dugol terapi..Dean udah balik kandang ke badannya."Dean, lo kembali!! I miss u very much."Gue menyambar bibir Dean, menciumnya penuh kerinduan. Dean balas mencium penuh gairah. Bibirnya melumat, meny
Read more

PART 23

Kalau ingat kejadian tadi pagi gue pengin menjambak rambut perempuan itu!Shit! Dasar pedofil sinting! Udah melecehkan gue, kurang ajarnya dia meninggalkan gue dalam keadaan horny. Tapi kok bisa barang gue bereaksi kena sentuhannya?! Dia kan istri Om Dean! Gak mungkinlah gue suka sama dia.Anjrittt, kenapa si Tante suka menggoda iman? Kayaknya dia sengaja memakai baju seksi. Siang ini dia memakai hotpan mini dan tanktop crop. Celana hotpannya aja panjangnya cuma selisih dikit ama celana dalamnya. Trus tanktopnya.. kenapa lubangnya turun banget? Bikin belahan dadanya terpampang jelas!Gue menelan ludah saking sulitnya menahan hasrat. Men, gue kan cowok normal. Pemandangan itu menggoda sekali.Si Tante kayaknya tahu gue suka mencuri pandang kearahnya. Dia malah sengaja mendekati gue, memamerkan kemulusan tubuhnya."Dugol, lo doyan minum susu?" tanyanya dengan suara setengah mendesah.Shit! !Gue jadi susah konsen. Mata gue terpaku ke be
Read more

PART 24

"Tan, gak bisa!! Gue gak bisa jaga anak! Ambil bayi ini, Tan!!" jerit gue panik.Astagah. Seorang Druno Mafioso disuruh mengasuh bayi?!Sinting!!Gue sampai gak berani bergerak sama sekali. Takut makhluk di pangkuan gue bakal menghancurkan keperkasaan gue. Masa preman mengasuh bayi?!"Aih. Titip sebentar doang. Dia udah kenyang kok, gak bakal rewel!" kilah si tante ngotot."Suruh jaga pembokat, napa?!" perintah gue."Miah gue bawa, tauk! Gue mau beli beras di pasar, butuh tenaga mengangkutnya. Apa Io mau manggul beras kayak kuli?!" Siai! Siai! Siai!! Serius, akhirnya dia benar-benar meninggalkan gue dengan si bayi!!Ngelihat gue cemberut, si bayi malah tersenyum gak jelas. "Shitt!! Apa Io puas sudah mentertawakan gue?!" semprot gue pada makhluk liliput di pangkuan gue.Bayi itu memandang gue kaget. Matanya membulat, mulai berkaca-kaca, keningnya berkerut, terus mulutnya menggembung.."Boi, Boi... Dia mau ngapain?!!" tany
Read more

PART 25

Udah pukul 06.30. Mengapa si Dugol belum turun untuk sarapan? Dia bisa telat masuk sekolah! Ih, dasar bocah preman! Niat sekolah kagak sih?! Tapi ngapain juga gue kepoin masa depannya?! Jadinya, gue kayak emaknya saja. Kadang gue jadi bingung sendiri, dia itu laki gue apa anak gue sih?!Ceklek.Gue membuka kamar si Dugol tanpa permisi. Leh, kemana dia? Kamarnya kosong! Apa dia keperluan mendesak?! Misal kena jadwal piket bersih-bersih kelas. Ahhh, model preman begitu.Gak mungkinlah dia mau ikut piket kelas!Tiba-tiba satu pikiran jelek mampir di otak gue. Janganjangan dia asik tawuran! Segera gue menelpon hapenya. Kagak diangkat! Perasaan gue semakin tak enak. Seharian ini gue berusaha menghubunginya tapi sepertinya Druno gak mau menerima telpon gue. Sialnya, dia juga gak muncul didepan gue. Gue gak tahu dia pulang jam berapa. Gue tertidur di sofa saat menunggunya.Saat terbangun keesokan harinya gue udah berbaring di ranjang gue. Apa si Dugol yan
Read more

PART 26

Tibalah kami di bangunan rumah tua yang kosong dan nampak terbengkelai. Bukan kosong. Gue memandang beberapa bajingan yang berjalan mendatangi kami. Mereka ini lebih menyeramkan daripada kawanan si Dugol. Mereka bertato, gondrong, memakai tindik dimana-mana, dan nampak seperti orang sakaw.Jujur, gue takut. Tapi gengsi mengakuinya. Namun karena merasa cemas tanpa sadar gue memilin ujung rok gue. Dugol melirik tangan gue, spontan gue menghentikan gerakan unfaedah itu.Si Dugol tersenyum sinis."Boss, ternyata mereka sudah siap menyambut kita," salah seorang bawahan si Dugol berkata.      "Bagus!               Jadi kita tak usah repot mencari bajingan itu!Serbuuuuuu!!" teriak si Dugol memberi komando.Selanjutnya bagaikan adegan di film action, mereka saling menyerang dengan senjata tajamnya. Tusuk menusuk. Bacok membacok. Pokoknya seram dah! Gue h
Read more

PART 27

Gue tahu tampilan gue emang amburadul. Enggak banget pokoknya saat dipandang mata. Rok gue compang-camping, bahkan blus gue mendadak berubah model crop gegara gue robek sendiri. Juga, rambut gue terurai awut-awutan.Parahnya gue gak punya alas kaki alias nyeker.Tian ternganga lebar menatap gue."Are you Elena?" tanyanya menggoda."No. Gue Tini Wini Biti," jawab gue asal.Tian berdecak sambil bersiul jenaka."Pantas mereka menganggap lo preman cewek ..""Ck, gue memanggil lo bukan untuk mengkritisi tampilan gue,Tian!" gue merajuk manja.Bastian tertawa sambil mengacak poni gue gemas."Gue nyaris gak percaya lo menelpon gue untuk menjamin lo keluar dari penjara. Juga Dean... ehm, Druno."Tian mendecak kesal."Sweetie, sepertinya bocah itu memberikan pengaruh kurang baik buat lo."Gue mengangguk mengiyakan."Tian, pengaruhnya sangat dashyat! Baru sebentar dia muncul, tapi kenapa
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status