Home / Pernikahan / Pengantin Pengganti Tuan CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pengantin Pengganti Tuan CEO: Chapter 41 - Chapter 50

77 Chapters

Bab 41

Setelah menyelesaikan rehabilitasi beberapa pasien asuhannya, Amora keluar ruangan kemoterapi dengan meregangkan kedua tangannya meluapkan semua rasa lelah.Seraya berjalan hendak menuju ruangannya, Amora menggerak-gerakkan lehernya yang terasa sangat pegal. Hari ini aktivitas di rumah sakit benar-benar menyita banyak tenaganya.Setelah hampir sampai Amora sedikit kaget kala melihat seseorang berdiri menyandarkan punggungnya di tembok sebelah pintu ruangan pribadinya.Anna nampaknya sudah lama menunggu di sana.“Kenapa tak memberitahuku hendak berkunjung?” tanya tiba-tiba Amora membuat sahabatnya sontak menoleh.“Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa tak mengangkat teleponku?” kesal Anna balik bertanya.Amora menyadari sesuatu yang hilang dari kantong sakunya. Dia melupakan ponselnya selama berada di ruangan rehabilitasi tadi dan meninggalkan ponsel itu di ruangannya.“Masuklah!” Amora mendahului masuk ke dalam ruang
last updateLast Updated : 2023-11-14
Read more

Bab 42

Berita pembunuhan Melva yang dilakukan rekan kerjanya sendiri langsung menjadi trending topik dan menjadi bahan perbincangan banyak orang. Terutama mereka yang menjadi fans berat Aurelia sebagai model top dari beberapa tahun yang lalu.Tak bisa dipungkiri, Aurelia memang berhasil dalam menggali kemampuannya dan membangun karir yang selalu membuat iri orang lain.Wajahnya yang cantik, tubuh yang seksi serta tinggi semampai membuatnya dijuluki sebagai orang yang paling beruntung dalam hal kecantikan.Padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya dalam hidupnya. Hidup yang selalu dimanja dan dididik sebagai seorang yang harus terus berada di atas orang lain, semakin membuatnya bertekad membunuh siapapun yang bisa menghalangi semua keinginannya.Hidup yang tak pernah mendapat penolakan, hidup yang tidak pernah merasa kekurangan dengan seorang ibu yang selalu menjadi tamengnya dan seseorang yang sangat mencintainya ia jadikan tangga m
last updateLast Updated : 2023-11-15
Read more

Bab 43

Arta menatap anak dan cucunya bergantian. Mulai dengan Aurelia yang masih berdiri ketakutan kemudian beralih ke Vina yang sibuk menggigit bibir bawahnya karena merasa gelisah sejak tadi. Mereka tak bisa menebak apa yang akan terjadi sekarang. Nasib baik atau buruknya berada di tangan Arta.Hari ini Arta sengaja mengumpulkan anak dan cucu-cucunya karena satu masalah yang baru saja viral hampir meruntuhkan perusahaannya. Amora ikut dalam perkumpulan tersebut sebagai perwakilan atas ayah dan ibunya.“Jelaskan!” pinta Arta seraya duduk di sebuah kursi single tempatnya. Aurelia sama sekali tak ada keberanian untuk mendongak menatap mata kakeknya. Ia menunduk takut dan pasrah apa saja hukuman yang akan diberikan Arta kepadanya.“Jawab!” Arta memerintah masih dengan nada rata-rata.“Itu terjadi sudah lama, aku tak sengaja melakukannya,” jawab Aurelia tanpa menoleh kepada wajah sang kakek.Arta menatap tak percaya pada cucunya yang suda
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

Bab 44

Wajah Aksen terlihat begitu tertekuk. Malam ini ia begitu tak semangat pulang juga tak semangat untuk bekerja. Selain pusing karena proyeknya gagal, Aksen juga bingung bagaimana caranya membantu Aurelia dalam masalah beratnya.Sepulang kerja dari kantornya, Aksen duduk bersandar di sofa ruang tamu dengan mata terpejam. Sebelah tangannya sengaja ia letakkan di dahi untuk memijat dahi sampai ujung pangkal hidungnya.Kepalanya pusing, otaknya berputar tak berhenti dengan semua masalah yang harus ia hadapi dalam waktu serentak ini. Aksen sangat pusing masalah mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.“Lemon tea, pereda stress.” Aksen spontan membuka matanya kala satu suara memudarkan lamunannya. Aksen perlahan memperjelas penglihatannya yang memburam. Pertama yang ia lihat adalah segelas lemon tea tanpa tahu siapa yang memberikannya.Aksen membenarkan posisi duduknya hingga ia menyadari siapa yang menyodorkan minuman itu padanya. Tapi ia
last updateLast Updated : 2023-11-17
Read more

Bab 45

Amora celingak-celinguk mencari orang yang sedari tadi ia cari. Biasanya Frans akan lewat ruangannya setiap pagi, tapi hari ini nampaknya pria itu tak memperlihatkan batang hidungnya di rumah sakit.Padahal sedari tadi Amora menunggu pria itu untuk meminta izin beberapa hari tidak masuk karena harus mempersiapkan kerja sama proyek Aksen atas permintaan Pramono kemarin.Sebenarnya ia sangat malas terjun ke dunia bisnis untuk saat ini. Amora lebih suka menghabiskan waktu untuk mengobati para penderita gangguan jiwa di rumah sakit. Namun harus bagaimana lagi jika ia tak menyetujui keinginan Pramono, Aksen akan kehilangan proyek rancangannya yang sudah ia impi-impikan dari dulu. Setidaknya meskipun lelaki itu terus menyakiti hatinya, ia tetap akan memperlakukannya dengan baik.Setelah menunggu lama berdiri, Amora akhirnya memutuskan untuk ke ruangan Frans saja semoga pria itu ada di ruangannya. Hanya membutuhkan tiga menit ia berjalan dari ruangannya ke ruangan Frans. S
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

Bab 46

Aksen dan Amora sudah sampai di tempat yang telah direncanakan untuk melanjutkan proyek Aksen yang kemarin sempat tertunda. Setelah mereka keluar dari mobil, beberapa kliennya ternyata sudah menunggu kedatangan mereka.Satu persatu dari mereka berjabat tangan dengan senyum merekah kepada keduanya. Alih-alih mendengarkan sapaan Aksen, mereka malah memperhatikan wajah Amora sedari tadi, Aksen menyadari itu dan dia sangat kesal.“Mari, silakan duduk!” ujar Aksen mengalihkan perhatian mereka yang sibuk memuja istrinya.Amora iku mendudukan dirinya tepat di samping Aksen. Wajar saja jika semua orang memperhatikan Amora saat ini, pasalnya hanya dirinya seorang wanita yang ikut andil dalam pertemuan tersebut. Ditambah lagi kecantikan wanita itu dengan polesan make up tipis membuat siapapun tersihir oleh senyum manisnya. Aksen menyadari itu sejak lama, hanya saja ia banyak menghindar karena menurutnya Amora selalu menyebalkan jika tengah bersamanya.
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Bab 47

Suara-suara tidak terdengar begitu jelas. Sangat berisik juga sunyi, sedang berada dimana ia kini. Amora menormalkan napasnya yang serasa menghimpit dadanya. Mata yang sedari terpejam kini membuka sempurna dengan penglihatan sedikit samar. Cahaya temaram itu menghiasi bangunan yang sudah lapuk di sampingnya.Amora membuka matanya dengan tenaga yang masih belum terkumpul sempurna. Ia menyadari sekarang ia berada di tempat yang tak ia kenali. Udaranya pun tidak bersahabat dengan hidungnya.Setelah kesadarannya cukup terkumpul, Amora sadar ia tengah disekap di tempat sepi dengan keadaan duduk di sebuah kursi. Tangannya terikat kencang di belakang tubuhnya. Kakinya diikat pula di depan dan mulutnya diikat kain berwarna merah.“Hmpp ...” teriaknya tertahan.Mencoba melepaskan saja ia tak mampu dengan tenaganya yang sangat minim. Keringat membanjiri pelipisnya hingga jatuh sampai ke bahu. Ditambah lagi hari ini ia memang tidak dalam keadaan se
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 48

Anna, Vincent beserta Diego sudah ada di depan sebuah gedung tua yang telah usang dan lapuk. Beberapa halamannya sudah hampir tak terlihat dengan rumput-rumput yang tumbuh lebat menambah suasana angker rumah itu sendiri.Anna yang tak sabar dan khawatir terhadap kondisi Amora, segera berlari mendahului Vincent dan Diego. Mereka akhirnya bisa masuk ke gedung tua itu meskipun harus melewati banyak rumah laba-laba yang sudah berwarna hitam.“Am! Amora! Kau dimana?!” teriak Anna mencari-cari keadaan sahabatnya.“Apa kau yakin ini tempatnya, Diego? Ini sangat sepi sekali,” ucap Vincent tak percaya. “Ya, aku tidak mungkin salah!”Diego terus masuk ke dalam dan menyusuri satu persatu anak tangga untuknya sampai bisa ke lantai berikutnya. Anna semakin tak tenang, ia mengedarkan pandangannya kesana kemari untuk mencari keberadaan sahabatnya.Tiba-tiba saja dua orang preman menghadang mereka. Untung saja dalam keadaan siap, akhirnya Diego
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Bab 49

Aksen berjalan kesana kemari dengan wajah cemas tak bisa ia sembunyikan. Di depannya kini ada ruangan yang bertuliskan IGD di atas pintunya, seorang wanita yang ia cintai tengah berada di ruangan tersebut dengan luka perut lumayan dalam.Terlintas pula dalam pikirannya bagaimana keadaan Amora sekarang, apakah wanita itu baik-baik saja? Tak bisa dipungkiri dalam hati kecil Aksen, rasa khawatir terhadap keadaan Amora juga kini mengisi sebagian otak dan hatinya.Setelah ia pergi dari gedung tua itu, Amora pun tidak sedang baik-baik saja. Dia tidak melihat peristiwa penusukan itu, tapi anehnya Aksen tersulut emosi dan hanya memojokkan Amora yang ada satu-satunya orang disana selain Aurelia yang menjadi korban.Pisau yang berlumuran darah itu kebetulan juga berada tepat di hadapan Amora yang sedang terduduk seraya sibuk mengatur napas dan menopang bobot tubuhnya oleh kedua tangannya. Pikiran Aksen yang kalut dengan keadaan Aurelia, langsung saja menyalahkan sia
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bab 50

Aksen terdiam seribu bahasa seraya mengamati secarik kertas yang diberikan Dokter kepadanya setelah melakukan tes golongan darah. Tidak banyak bicara, Dokter itu hanya mengatakan kalau ia tidak segolongan darah dengan Aurelia. Juga bukan dari golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya kepada yang selain dari jenisnya.“Bagaimana mungkin?” gumamnya tak percaya.“Apa ada yang mengganjal, Pak?” tanya Dokter di depannya.“Apakah saya boleh bertanya tentang satu hal Dok?” Aksen menatap Dokter itu dengan sedikit penasaran dalam lubuk hati.“Ya?”“Bukankah jika kita hendak melakukan donor organ itu harus satu golongan darah, tapi kenapa dulu Aurelia bisa mendonorkan ginjalnya untuk saya?” tanya Aksen terus mengamati wajah Dokter itu dengan seksama.Dokter itu mengerutkan keningnya. “Apa anda yakin Nona Aurelia yang mendonorkannya?” Aksen mengangguk pasti. Waktu itu setelah ia melakukan operasi, Aurelia berada di bangsal sam
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status