Home / Rumah Tangga / Pengantin Pengganti Tuan CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pengantin Pengganti Tuan CEO: Chapter 61 - Chapter 70

77 Chapters

Bab 61

Amora telah sampai di rumahnya dengan keadaan hati masih kacau. Berkali-kali ia mengatur napas, namun rasa sesak atas ciuman Aksen itu benar-benar membuatnya hilang kendali.Amora benci dirinya. Benci hatinya yang masih saja bisa terbuka untuk pria brengsek seperti Aksen. Padahal sudah beberapa kali Aksen menyakiti hatinya, mengecewakan harapannya.Amora mencoba memejamkan matanya beberapa kali untuk menghilangkan ingatan peristiwa yang baru saja terjadi antara ia dan Aksen. Amora ingin sekali menghapus ingatannya yang dimana ia terlihat bodoh tadi itu.“Nona, kau baik-baik saja?” ucap seorang pelayan yang terlihat cemas dengan keadaan majikannya saat ini.Amora membuka matanya. “Aku perlu mandi,” ujarnya kemudian berlalu dari pelayan itu.Sebelum ke kamar mandi, Amora membuka terlebih dahulu ponselnya sebentar. Terdapat beberapa pesan dari Aksen yang belum ia baca. Juga beberapa panggilan terlewat dari pria itu.Bagaimana tidak, Amora tadi langsung pergi begitu saja setelah mengatak
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 62

Aksen sudah sampai di kediaman Amora. Ia segera keluar tak menunda waktu lebih lama lagi. Namun nampak dari luar, rumah itu sangat sepi. Tapi Aksen tidak memedulikan itu, ia akan mencoba memastikan Amora ada di rumah.“Permisi, mbak.” Aksen menyapa salah seorang pelayan yang sedang menyapu di luar rumah. Rumah Amora memang menyediakan beberapa pelayan. Sebenarnya Amora sendiri tidak begitu butuh, tapi mereka adalah orang yang direkrut Arta untuk mengurus rumahnya yang sangat besar waktu itu. Jika Amora memecat pun, ia akan lebih dulu mencarikan pekerjaan untuk mereka sebelum memecatnya.“Eh, Pak Aksen. Ada apa pak?” Nampaknya Aksen memang dikenali di rumah Artawijaya.“Apa Amora ada di rumah?” tanyanya langsung ke inti.“Nona sedang pergi, Pak.” Jawabnya.“Pergi kemana?”“Untuk hal itu, saya kurang mengetahuinya Pak. Tapi, nona memang berniat pergi lama,” ujar pelayan itu membuat Aksen sangat kecewa.“Apa sebelumnya tidak memberitahu, Pak?” tanya pelayan itu kemudian.“Ah, sepertinya
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

Bab 63

Laki-laki berjaket hitam dengan bandana hitam pula di kepalanya itu masuk ke dalam sebuah gedung seraya mengamati keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada yang mengikuti jejaknya ataupun memastikan tidak ada yang melihat pergerakanya.Diego mendapat kabar dari orang kepercayaannya bahwa musuh terbesarnya itu berada di gedung sepi tersebut. Mungkin saja kabar itu benar, karena setelah Diego lihat-lihat ternyata gedung tua itu sudah tidak berpenghuni.Aurelia pasti tinggal di tempat seperti itu setelah melarikan diri dari istana ternyamannya karena menjadi buronan. Mungkin rasa sesal telah Aurelia dapatkan saat ini, jika saja ia bermain jujur kesialan yang terjadi saat ini tidak akan menimpa dirinya.Diego begitu menyimpan dendam dan amarah terhadap perempuan Aurelia ini. Selain karena kasus tentang kematian pacarnya, ia juga amat marah kala mendengar Aurelia menyakiti sahabatnya, Amora.Diego bersumpah demi apapun akan menangkap perempuan itu dengan keadaan masih hidup ataupun tingga
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

Bab 64

Aksen mengusap wajahnya kasar. Tak bisa disangka jika selama ini dia adalah orang yang tergila-gila kepada musuh dalam selimut. Aksen merasa dirinya sangat bodoh dan tak berguna.Namun lihatlah, setelah ini Aksen berjanji akan membuat balasan yang setimpal sesuai apa yang telah dilakukan Aurelia kepadanya dan juga kepada Amora, istrinya.Jika saja ia tahu dari awal siapa Aurelia sebenarnya, tak mungkin ia akan membelanya mati-matian saat itu. Saat dimana wanita itu selalu dalam masalah, Aksen yang akan menjadi garda terdepan untuk membelanya.Tapi tidak untuk hari ini dan selanjutnya, Aksen bahkan akan menjadi garda terdepan untuk menangkap Aurelia bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Bersama Diego, ia kini bersekutu untuk mengurung orang yang sama.“Tapi Aurelia kau biarkan kabur, bagaimana kita bisa menangkapnya?” Aksen menatap Diego yang tengah berfikir santai.“Kau fikir aku bodoh? Aku tidak pernah menyia-nyiakan satu kesempatan pun dalam hidupku, apalagi bertemu musuh seperti tad
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

Bab 65

Aksen nampak menghela napas lega setelah melakukan panggilan telepon bersama anak buahnya di seberang sana. Mereka mengatakan jika Aurelia sudah tertangkap begitu pula dengan satu orang pesuruhnya. Senyumnya begitu sinis menatap layar ponsel yang menampilkan beberapa foto mengenaskan Aurelia. Sepertinya ia sudah mirip psikopat sekarang, dimana ia merasa senang jika musuhnya sudah ada dalam kendalinya.Spontan Aksen meletakkan ponselnya ketika Amora datang dengan kotak P3K di tangannya. Wanita itu duduk di sebelah Aksen tanpa ekspresi sama sekali. Bahkan matanya tidak begitu ramah.Namun berbeda dengan Aksen, pria itu tak sejenak pun matanya beralih menatap ke arah lain. Fokusnya tetap pada mata istrinya, mengamati setiap gerakan Amora yang sedang menyiapkan alat dan bahan untuk mengobati luka di tangan Aksen.“Kemarikan tanganmu,” ucap pelan Amora kepada Aksen. Aksen menggerakkan tangan berdarahnya seraya meringis pelan. Ia meletakkan tangannya itu di atas perlak yang berada di atas
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

Bab 66

Aksen terbangun ketika hidungnya mencium aroma masakan yang tak asing. Sudah lama ia tidak mencium wanginya masakan Amora yang dulu tiap hari ia pasti menciumnya. Bruk“Argh!” Aksen meringis pelan kala tangannya yang luka hampir ketindih oleh tubuhnya yang baru saja ambruk dari sofa. Semalam Aksen akhirnya tidur di sofa ruang tamu sendirian. Amora tidak mengizinkannya masuk dan tidur bersamanya, padahal jika mau Aksen bisa saja masuk pakai kunci cadangan karena itu adalah kamarnya.Tapi Aksen mengalah, ia tidak mau menimbulkan keributan yang akan menyebabkan Amora akan lebih membencinya. Yang lebih ia takutkan, bagaimana jika Amora akan mengusirnya. Lebih baik Aksen memilih jalan aman.Aksen berdiri dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna. Ia berjalan sempoyongan menuju dapur mengikuti arah bau masakan yang menyeruak memenuhi rongga hidungnya.Di depan kompor, seorang wanita dengan dress putih sedang mengotak-atik pisau, memotong bahan-bahan masakan dengan telaten. Tubuh yang mun
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more

Bab 67

Aksen menggertakkan giginya kala mendapat pesan informasi tentang Aurelia yang melarikan diri dari kurungan yang padahal sudah ia perintahkan untuk perkuat penjagaan.Wanita itu seperti cacing saja. Ia mudah menyelinap mudah pula kabur dengan lihai. Tapi Aksen tidak akan membiarkan semuanya terjadi sesuai keinginan Aurelia. Aksen akan mengejar kemanapun wanita itu pergi.“Aksen, kenapa kau belum pulang juga?” Rina membawa secangkir kopi kemudian duduk di seberang Aksen yang masih fokus terhadap ponselnya.“Ibu tidak baik mengusir anak sendiri,” balas Aksen tanpa menoleh sedikitpun.“Heleh biasanya juga kau tak pernah betah berada di rumah ini, kenapa sekarang tak mau diusir?” Rina menyeruput kopi hangatnya dengan anggun.Aksen langsung menoleh. “Aksen lagi sakit, bu. Tega sekali.”“Lagipula kau di sini juga mau apa, Amora bahkan tidak mau melihatmu!” sarkas Rina membuat Aksen menghela napas panjang.“Di sini Aksen mau membuktikan cinta tulus Aksen buat Mora. Ibu seharusnya mendukungku
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 68

Amora memerhatikan air kolam yang terlihat pemandangannya langsung dari jendela kamar Aksen. Tangannya melingkar memeluk dadanya seperti orang kedinginan. Setelah sebelumnya ia menghubungi Riri menanyakan keadaan perusahaannya yang selama ini ia tinggalkan. Namun ternyata semuanya sedang dalam keadaan baik-baik saja. Amora juga mengatakan kalau ia akan segera kembali memimpin perusahaan. Seketika Amora menggigit jarinya sendiri karena sekilas otaknya tiba-tiba mengidam-idamkan sate kambing. Namun bukan sate biasa, melainkan sate langganan waktu dia dulu tinggal di rumah Aksen. Dan lokasinya tentu saja dekat rumah Aksen. Amora memutar otak beberapa kali bagaimana caranya supaya ia mendapatkan sate kambingnya sekarang juga. Sedangkan di rumah pun sedang tidak ada siapa-siapa. Rina kebetulan sedang pergi juga. Amora bolak-balik tak bisa tenang sebelum wangi sate memenuhi rongga hidungnya. Apakah telepon Aksen untuk membelikannya? Ah tidak, Amora menggelengkan kepalanya menepis beb
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 69

“Gak mungkin anakku mati! Gak mungkin!!!”Teriakan ibunya Aurelia terdengar dari ruang IGD sampai ke tempat registrasi dimana Amora dan Aksen baru saja sampai untuk menjenguk mayat Aurelia yang baru saja ditemukan.Amora melirik sebentar ke wajah Aksen yang tengah tersenyum tipis ke arahnya. Aksen sengaja bersikap begitu dan memperlihatkan wajah tidak panik supaya Amora tidak merasa takut dan tidak sama-sama panik.Padahal dalam hatinya, Aksen kelimpungan sendiri. Takutnya ibunya Aurelia akan nekat melakukan hal buruk kepada Amora apalagi istrinya itu sekarang tengah hamil. Tapi bagaimanapun situasinya, Aksen sudah berjanji akan melindungi Amora dari serangan apapun.Menyadari Amora tidak maju juga dari tadi ke IGD, Aksen merengkuh bahu istrinya dengan tangan kanan kemudian merapatkan kepada tubuhnya. Amora kembali menoleh dan Aksen mengangguk meyakinkan.“Apa aku akan baik-baik saja?”Ini pertama kalinya Aksen mendengar kalau Amora sangat khawatir dan bertanya lebih dulu kepadanya. B
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

Bab 70

TikPria beralis hitam tebal itu membuka seat belt yang selama hampir dua jam melilit dadanya. Napas lega begitu terdengar jelas dari mulut Aksen dengan diakhiri senyum tipis khas-nya.Setelahnya ia menoleh kepada perempuan yang masih terbaring nyaman di atas alat tidur portable di kursi samping yang direndahkan posisinya. Aksen merangkak mendekati Amora kemudian mengelus pelan pelipis wanita itu.Wanita itu terlihat nyaman bahkan tidak merasa terganggu sedikitpun ketika Aksen menyentuh pelipis dan hidungnya. Aksen terlalu gemas hingga beberapa kali mencubit hidung Amora seraya terkekeh pelan. Ditambah lagi, pipi Amora nampak sedikit berisi setelah ia mengandung.Aksen kembali melihat ke arah depan, mengedarkan pandangan kemudian tersenyum tipis. Terhalang kaca mobil, sebuah danau luas terhampar di depannya. Ya, Aksen ternyata mengajak Amora ke tempat yang tidak asing. Sebuah pulau yang dahulu kala adalah tempat mereka mengukir cerita yang hampir saja ingin Aksen lupakan. Jika mengi
last updateLast Updated : 2024-09-17
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status