Meskipun merasa antusias, Hendra tetap berpura-pura bersikap tenang. Dia bahkan tampak sedikit kecewa.Fabian merasa gugup, dia bertanya, "Pak Hendra, ada apa?"Hendra melirik foto mendiang Dinda sekilas, dia sama sekali tidak merasa kasihan. Hendra hanya merasa 1 keluarga ini sangat bodoh. Hendra menyahut, "Tuan Fabian, sebaiknya kita jangan membicarakan masalah skenario di pemakaman Dinda. Aku takut Dinda nggak bisa tenang, hari ini kita temani Dinda untuk dimakamkan.""Mengenai skenario, nanti aku akan menghubungi beberapa investor. Tapi, aku nggak jamin bisa terpilih atau nggak. Kalian tenang saja, aku pasti akan berusaha semampuku karena ini barang peninggalan Dinda," lanjut Hendra.Fabian mendesah dan Meira menangis. Fabian menimpali, "Pak Hendra, terima kasih. Kamu memang guru yang bertanggung jawab. Selama ini, Dinda selalu merepotkanmu. Yang penting masalah kali ini nggak membuatmu repot."Hendra menepuk bahu Fabian. Orang yang datang melayat tidak banyak. Bagaimanapun, sejak
Terakhir Diperbarui : 2024-02-11 Baca selengkapnya