Semua Bab Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On): Bab 41 - Bab 50

104 Bab

Drama pasutri baru

William menghela napas berat sambil memperhatikan Navisha dari balik pintu dapur hotel tempat acara resepsi privat akan dilaksanakan. Gadis itu kini tengah berjibaku dengan tepung dan kawan-kawannya untuk membuatkan Naira sebuah kue pengantin yang tingginya satu meter.Gila memang bule yang baru saja menjadi suami Naira itu. Mentang-mentang punya uang dan kuasa, seenaknya saja membuat acara dadakan tanpa perduli pada perasaan orang. Bukan, William bukan tak suka, atau tak ingin membantu dan terlibat dalam acara penting sepupunya ini. Akan tetapi, bok ya jangan seenaknya juga. Kasihan Navisha. Dia pasti sangat akan sangat lelah. Sudah mah semalam kurang tidur, pagi repot oleh acara sekolah Angel. Kini, harus bekerja keras macam kesetanan membuat kue. Tiga jam! Ya, Tuhan .... punya otak gak sih, dia? Ah, tepatnya punya hati gak, sih? Beruntung Navisha ahlinya dalam membuat panganan manis itu. Hingga gadis itu tak sepertinya tak menemukan kendala yang berarti. Adapun alasan kenapa Navi
Baca selengkapnya

Jerat William

"Tapi aku belum memutuskan apa pun. Bahkan memikirkannya lagi belum ingin."Hening tercipta. Tidak ada hal berarti dari William untuk menimpali ucapan pedas Navisha barusan. Pria itu hanya terdiam sambil menatap sang pujaan dengan lekat. Seolah tengah menyelami sorot mata yang nampak berani menatapnya. Sejurus kemudian William tersenyum miring. Tubuhnya bergerak perlahan namun penuh ketegasan menghampiri gadis yang begitu keras kepala itu. Navisha sontak melangkah mundur seiring langkah mendekat William. Entah kenapa, jantungnya kini merasa sedikit takut melihat tatapan tajam dan seringai iblis itu. Glek!Navisha menelan saliva kelat tanpa sadar, saat tubuhnya tertahan tembok di belakang tubuhnya. Ia terpojok, tak bisa lari ke mana pun. Sementara itu, William terus bergerak mendekat dan semakin mengintimidasi Navisha. "Jangan menguji kesabaranku, Nav," ucapnya dingin sengaja ia bisikan pada telinga Navisha. Membuat gadis dewasa pemilik lesung pipit itu meremang di tempatnya. "Kau t
Baca selengkapnya

Gerald masih belum menyerah

"Weh, pengantin baru kok turunnya sendirian? Suaminya kemana, Bu?" goda Nissa. Dengan alis naik turun syarat akan sindiran. Saat melihat kehadiran Naira pagi itu.Naira pun berdecak kesal mendengarnya, dan langsung menghempaskan diri di samping Navisha."Ga usah sok polos, Anda. Para suami kan emang sengaja ngerjain dia kan, semalam?" balas Naira, yang langsung di sambut gelak tawa para istri, yang kini tengah menikmati sarapan paginya. Ingat, ya! Para istri. Karena para suami mereka nasibnya semuanya sama. Masih mendengkur semua di kamar. Akibat keusilan mereka sendiri.Ya, para pria memang katanya mengerjai sang pengantin pria semalam. Sengaja menahan si pengantin pria, agar tak bisa melaksanakan yang namanya malam pertama. Sungguh jahil sekali. Navisha yang semalam tidur duluan tak tahu akan hal itu. Baru tahu pas tadi pagi dari Nissa. Ia pun hanya bisa menggeleng tak habis pikir. "Wah … kalo begitu belum ada acara belah duren dong," celoteh Karina tak kalah iseng."Belum, lah!
Baca selengkapnya

Mengunjungi William

Ancaman Gerald kali ini lumayan membuat Navisha takut. Bukan hanya karena sejak kehilangan pekerjaan, Navisha seolah kehilangan taringnya. Tetapi juga karena ada photo yang Gerald kirimkan ada photo bukti yang waktu itu pernah ia bahas. Navisha heran kenapa bukti tersebut masih ada. Seingatnya, waktu itu sudah di musnahkan anak buah Raid yang memang diperintahkan untuk mencurinya. Gerald sempat ngamuk setelahnya, mencoba menyakiti Navisha lagi. Beruntung Navisha masih bisa meloloskan diri. Sekarang? Entah kenapa bukti itu bisa ia dapatkan kembali. Atau mungkin, pria tersebut memang menyimpan salinannya. Wah, tidak bisa dibiarkan kalau begitu. Navisha pun gegas mengirim chat Gerald pada Nissa, untuk nanti dilanjutkan kepada suaminya. Meski sebenarnya memiliki nomor Raid sendiri. Navisha lebih suka meminta Nissa jadi perantara jika ingin berkomunikasi dengan Raid. Ia tak ingin ada kesalahpahaman nantinya. [Laki gue akan menyelidikinya terlebih dahulu. Lo sabar ya, Nav]Chat jawaban
Baca selengkapnya

Misteri tentang Angel

"Mama bawa apa?" tanya Angel riang seraya bergelayut manja di leher sang ibu. "Mama?" Milli terkesiap kaget seraya menutup mulutnya yang refleks menganga. Hal itu tak luput dari pantauan William. "Ayam saus madu. Kesukaan Angel, kan?""Asyiikkk!!"Lagi, Milli terkesiap mendengar hal itu. Matanya kini terfokus pada Angel dengan sorot tak terbaca. Navisha mencoba abai pada hal itu. Meski hatinya berbanding terbalik dengan sikap tenangnya. "Papa, Mama bawa makanan kesukaan Angel. Papa suka juga, gak?" Angel si anak baik pun tak melupakan sang ayah. William tersenyum tipis dan mengangguk. Sorot mata Milli semakin tak terbaca. Melirik antara Angel, William dan Navisha. Seringnya ke ke arah Angel dan William. Entah apa yang ada di benak gadis itu. "Ya, udah. Ayo makan." Navisha menginterupsi. "Will, ayo! Makan dulu baru lanjut kerja."Senyum William semakin lebar. Ia senang di perhatikan sang pujaan. Pria itu pun gegas menyelesaikan acara mengecek berkas di tangannya. Sementara Navisha
Baca selengkapnya

Misteri of Angel (part 2)

"Angel udah tidur?" tanya Navisha ketika melihat kehadiran William. Tadi Angel memang minta ditemani tidur sambil dibacakan dongeng oleh William. Navisha bisa apa selain melipir pergi. Kebetulan ia juga ingin merehatkan pikiran yang sedang panas sejenak."Mau kopi atau teh?" tawarnya lagi seraya bergerak ke area dapur. "Kopi saja," pinta William, lalu duduk di meja makan yang memang ada di dapur itu. Ia terus memperhatikan Navisha yang saat ini tengah membuatkannya secangkir kopi. Pikirannya penuh dengan pertanyaan perihal ucapan Gerald beberapa saat lalu. Meski pada akhirnya pria itu dapat di usir dengan bantuan anak buah Raid yang turut hadir di sana. Tetapi pemberitahuan Gerald mengenai status Angel masih membuat William penasaran luar biasa. Kalian juga, kan?"Sorry, cuma ada kopi hitam." Navisha menyerahkan cangkir pesanan William. "It's okeh." Pria itu tidak keberatan sama sekali. Ia lalu menyesap cairan pekat itu sedikit. Rasanya sangat pas di lidahnya yang biasanya agak pe
Baca selengkapnya

Ibu Angel sebenatnya

William mendesah panjang seraya merebahkan dirinya pada kepala ranjang di kamarnya. Kepala pria itu sungguh tak bisa melupakan segala cerita yang baru Navisha ungkap padanya. Bahkan rasa geram masih terasa lekat akan manusia-manusia tak tahu balas budi itu. Terutama ibu kandung Angel yang ....Haahhh sudahlah! William tak tahu lagi harus menyebut dia apa? Sesama wanita kok tega sekali menjebak Navisha. Terlebih setelah ditolong habis-habisan oleh Navisha. Di mana coba hati nuraninya?Sungguh! Kalau saja tadi Navisha mau menyebutkan siapa dia, sudah William cari wanita itu dan buat perhitungan sedetail-detailnya. Tak akan William biarkan hidup tenang pokoknya. Sayang, mantan pacarnya terlalu baik hati. Sudah dijebak tapi masih saja melindungi. Tak habis pikir William jadinya. Akan tetapi, berkat cerita tadi akhirnya William pun mengerti sekarang. Pantas Navisha sangat berubah. Berbeda sekali dengan Navisha yang dulu. Ternyata, takdir sudah sangat keras mendidik gadis itu. Dari yang ce
Baca selengkapnya

Siapa yang berkata jujur?

***Setelah berbicara dengan Navisha waktu itu. Milli memang gegas menyelidik hubungan bos-nya dan wanita itu. Milli akhirnya tahu, jika mereka sebenarnya belum menikah. Hanya saja, mereka memang pernah ada hubungan di masa lalu. Tepatnya mereka sudah jadi mantan. Restu dari keluarga William-lah yang menjadi kendala dalam hubungan mereka. Karena itulah awalnya Milli pikir, Navisha pasti mengarang cerita dan memanfaatkan Angel agar bisa dekat lagi dengan sang mantan.William itu sempurna sebagai seorang pria. Sudah mah tampan, baik, kaya pula. Siapa sih wanita yang akan rela melepaskannya? Milli yakin Navisha pun demikian. Apalagi dengan kondisi ekonomi wanita itu. Milli benar-benar yakin Navisha sedang menjebak William agar mau kembali bersamanya. Sebagai salah satu fans William. Jelas Milli tidak terima akan hal itu. Dia tidak rela William jatuh dalam perangkap Navisha yang licik, apalagi dengan Angel sebagai umpannya. Tidak! Kalau pun memang ada yang harus dinikahi William, ya itu
Baca selengkapnya

Keputusan William

Milli masih tergugu pilu di tempatnya sambil sesekali melirik diam-diam ke arah William. Memastikan jika pria itu termakan cerita sedih yang baru saja diungkapnya. Bagaimana pun, dia tidak boleh kalah. Milli sudah membuka aib yang selama ini ia tutupi. Awalnya ia berharap, dengan begitu William akan berterima kasih karena akhirnya tahu kelicikan Navisha dan prihatin pada nasib pilunya. Jika sudah begitu, tak akan sulit untuk Milli menggantikan posisi Navisha. Apalagi ada Angel yang bisa ia manfaatkan. Ia yakin, sangat-sangat yakin William pasti akan menikahinya karena terlanjur sayang pada sang anak. Akan tetapi jika yang terjadi justru diluar prediksinya seperti ini. Milli pun harus memutar otak lagi untuk tetap bisa mempertahankan alibinya. Karena ia pun tak ingin sampai kehilangan pekerjaan jika William tak percaya pada cerita sedihnya.Oh, tidak! Milli tidak boleh sampai di pecat. Karena pekerjaannya saat ini adalah impian banyak orang. Bergengsi dan bergaji besar. Meski memang
Baca selengkapnya

Kabar buruk di tengah kondisi buruk

***Kedatangan William disambut tangis Angel yang semakin pecah. Bocah cilik itu menangis sambil memeluk leher William erat dan menunjuk-nunjuk arah dapur. Tempat sang ibu berada.William pun gegas menghampiri. Terlihat Navisha memang tergeletak tak sadarkan diri dengan wajah seputih kertas. Suhu tubuhnya pun di atas normal. Sepertinya ibunya Angel ini sedang tidak sehat. "Angel udah bobo. Haus, mau ambil minum lihat mama bobo di sana. Udah Angel bangunin tapi Mama gak mau bangun. Huhuhuu ...." Cerita Angel di sela tangisnya. Miris hati William mendengarnya. Beginilah resiko hanya tinggal berdua saja, tanpa adanya seorang pria pula. Jika terjadi sesuatu akan jadi repot sendiri. Parahnya, Navisha tinggal berdua hanya dengan Angel pula. Anak kecil yang baru berusia empat tahun, yang pastinya tidak bisa diandalkan jika ada hal urgent seperti ini. Beruntung bocah itu tahu cara menghubungi seseorang. Jika tidak? Akan bagaimana nasib Navisha, coba?Tak ingin membuang waktu lama. William p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status