Home / Horor / Dendam Sang Tumbal / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Dendam Sang Tumbal: Chapter 1 - Chapter 10

42 Chapters

Awal Mula

Di dalam hutan yang gelap dan angker, tampak seorang gadis muda yang ketakutan dan putus asa. Tubuhnya terikat pada pohon besar yang kering dengan tali tepat di tepi telaga yang bernama Telaga Terkutuk. Kilatan petir yang terhalang pepohonan menerobos rimbunnya dedaunan.Gadis itu, bernama Dwi Ningsih yang biasa di panggil dengan Ningsih. Jantungnya berdegup kencang, matanya berkaca-kaca karena air mata yang mengalir tanpa henti. Serangga malam enggan bersuara karena keadaan yang mencekam.Di depannya, tampak dua orang lelaki berdiri di derasnya hujan dan suara petir menyambar. Mereka membiarkan seorang wanita terikat pada sebuah pohon yang sudah mengering, hingga tampak ranting kering nan rapuh, tiupan angin kencang menggoyangkan ranting kering yang bisa patah kapan saja. Kedua lelaki itu adalah pengabdi iblis yang bersemayam di telaga."Jangan ... Mas, aku mohon. Kasihan Ibu, tolong lepaskan aku." Pinta seorang wanita muda dengan ketakutan. "Hahahaha ... Tidak akan. Aku akan menikah
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Di teror Arwah Ningsih

Marwoto melemparkan sesuatu yang berada di telapak tangannya tadi, lalu berdiri di sudut kamarnya. Matanya memandang keliling kamarnya yang remang. Hanya ada satu lampu minyak berukuran kecil di dekatnya berdiri sekarang. Lelaki itu merapatkan tubuhnya ke dinding kamarnya yang terbuat dari anyaman bambu itu. Anehnya, ibunya seperti tak mendengar suaranya, padahal, kamarnya tepat berada di sebelahnya. Raut wajah ketakutan tergambar jelas di wajahnya. Tiba-tiba terdengar suara seperti menggaruk kayu dengan kuku di jendelanya.Dengan kaki gemetar dan takut, lelaki itu pun menuju jendela dan membukanya. Tidak ada apapun. Saat akan menutup kembali jendelanya, sesuatu menahan jendelanya, Marwoto berusaha menarik nya dengan paksa. Ternyata, tangan tanpa daging sedang menahan jendelanya.Marwoto jatuh terjengkang, kini, tubuh Ningsih menembus dinding, lalu mendekati dirinya."Ah ... Jangan bunuh aku, Ningsih, aku terpaksa, sungguh," ucap Marwoto ketakutan.Bau pesing pun menguar memenuhi ron
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Duka Beruntun

Pertarungan Darman dan para peri itu berlangsung sengit, yang berakhir dengan Sembolo terluka dan keluar dari tubuh inangnya, yaitu Darman.Tubuh Darman pun ambruk. Peri-peri itu pun menghilang setelah mendengar suara suitan dari sosok bayangan hitam. Angin pun berhenti, berganti suara yang mirip seperti lolongan.Sosok Ningsih mendekati Darman perlahan, lelaki itu berusaha menggerakkan tubuhnya agar bisa lari. Ningsih mengangkat tubuh Darman dengan cara mencekiknya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya yang berkuku tajam itu mengoyak dada kirinya mengambil jantung dan menyumpal mulut lelaki itu dengan organ tubuhnya sendiri."Aaaaah," teriak Sukemi.Ningsih melempar tubuh Darman ke arah wanita itu. Seketika tubuhnya ambruk. Aroma busuk dan wangi bunga kembali menguar, suara melengking pun menggema, terdengar hingga ke seluruh desa itu.Sukemi semakin berduka dengan kematian kedua putranya sekaligus. Wanita malang itu seketika di anggap gila dan warga meminta agar dirawat ol
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Manto

Manto yang baru saja hendak tertidur, tiba-tiba terdengar bunyi kaca jendela seperti diketuk. Lelaki itu turun dari ranjang dengan malas, lalu menuju arah jendela dan menyibak kain gorden."Tidak ada apapun, ganggu aja," ujarnya.Lelaki itu kembali menuju ranjangnya. Saat akan memejamkan matanya, suara itu kembali terdengar. Manto kesal sekali."Hei ... Kalau kau macam-macam, aku akan membunuhmu!" hardik lelaki itu.Lagi-lagi Manto menuju jendela dan menyibakkan gordennya, tetap tidak nampak apapun, selain aroma busuk mulai menguar. Semilir angin yang datang tiba-tiba membuat bulu kuduknya merinding. Dia mengusap tengkuknya yang mendadak terasa dingin.Saat akan menutup gorden nampak seraut wajah pucat yang menempel pada kaca jendela dan mulai masuk dengan menembus kaca.Manto terjengkang ke belakang karena terkejut. Seraut wajah itu menembus jendela secara perlahan, kini sudah lengkap dengan seluruh tubuhnya. "Pergi kau setan ... Atau aku akan membunuhmu dan kau mati dua kali," usir
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

Bertemu Rendra

"Den Ayu?" ujar Ningsih. Sosok itu pun menghilang. * * * _Juni 2020_ "Aaaah, tolong ... " Rendra segera berlari menuju arah suara itu. Tampak olehnya seorang lelaki berseragam SMA berada di tengah kebun jagung miliknya. "Kamu siapa? Kenapa kamu ada di kebun jagungku sore begini?" tanya Rendra. Lelaki itu membantu anak SMA itu berdiri. "Saya Adnan, Mas. Asal saya dari Desa Dukuh Seribu, di Kota Kijang ini, saya sekolah," jawab Adnan.Rendra melihat saku di dada kiri lelaki itu sedikit terkoyak, dan terdapat lima buah titik hitam seperti terkena sejenis benda tajam. Melihat Rendra memperhatikan dada kirinya, Adnan pun melihat ke arah yang sama. Lelaki itu terkejut melihat tanda itu. Lalu menatap Rendra."Apa yang kau lakukan? Apa yang terjadi? Ayo ku antar pulang, sebentar lagi maghrib. Ceritakan di perjalanan," desak Rendra. Anak muda itu pun mengikuti langkah Rendra dan duduk di belakangnya. "Tadi sepulang sekolah, ada wanita cantik dengan wajah pucat Mas, lalu mengajakku p
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more

Membawa Sukma Rendra

"Sosok itu, katanya akan kembali," jawab Wahiru. Rendra menghela napasnya. Lalu beranjak menuju tempat tidur, trisula kembar pun segera menghilang. Lelaki itu memikirkan apa sebenarnya alasan sosok yang mengejar hingga ke rumahnya? Berbagai macam pertanyaan pun berputar di benaknya, hingga lelaki itu terlelap dan lupa membaca doa sebelum tidur. Angin bertiup semilir, gesekan daun dan ranting sesekali terdengar. Suara daun kering gugur tersapu angin pun terdengar seperti langkah tanpa wujud. "Hey, Kejam sekali kalian. Heeey!" teriak seorang lelaki mengigau. Sesosok putih berambut panjang dan acak-acakan pun mendekatkan wajahnya ke wajah lelaki yang sepertinya sedang bermimpi itu. "Semprul! Dasar setan, seenaknya aja nempelin muka di mukaku. Bukan mahram, pea. Ternoda sudah wajah tampanku," gerutu Rendra. Lelaki itu menggerutu sambil menampar sosok berambut panjang. Sosok itu pun terlempar dan menghilang di balik dinding. Rendra pun kini tidur menyamping dan meraih guling deng
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Menculik Ratri

Kedua mahluk berbeda jenis dan sering berkelahi itu pun, kini sibuk menyadarkan Rendra. Wajah Kunit tampak sedih saat memandang Rendra. "Kun ... Menurut mu, apakah sosok itu melihat kita?" tanya Posum cemas. "Pulihkan saja dulu kekuatan kita, baru kita pikirkan kemudian," sahut Kunit. Tiba-tiba, Kunit kini seperti transparan, Posum terkejut. Kunit memandang Posum dengan sedih. Lalu berpesan, agar menjaga Rendra sahabat mereka itu. "Katakan padanya, aku menyayanginya. Dia adalah manusia yang baik," pesan Kunit. Perlahan-lahan tubuhnya menghilang. Posum meraung keras melihat sahabatnya itu musnah. Mahluk itu sedih sekali kehilangan sahabatnya. Suaranya itulah membuat Rendra siuman. "Apa yang terjadi?" tanya Rendra. Posum menjelaskan, bahwa waktu itu Kunit melihat Rendra dalam bahaya. Mereka berdua berusaha untuk ikut ke alam di mana Ningsih membawa Rendra. Tanpa di sadari, usaha yang dilakukan Kunit untuk menolong Rendra, malah akan membuatnya musnah. "Jadi ... Sekarang Kunit
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Ragu

"Apa yang kau lakukan kepada anak cucu turun ku, Ningsih?" tanya seorang wanita.Suaranya menggema, diiringi angin kencang. "Ra-Rahayu?" sahut Ningsih, tampak ketakutan saat mendengar suara yang sangat dikenalnya itu. Muncul seorang wanita anggun. Berpakaian bangsawan Jawa di masa lampau. Angin kencang sama sekali tidak merusak penampilannya, hanya ujung bajunya saja yang sesekali berkibar pelan. Ningsih menundukkan kepalanya. Wanita yang bernama Rahayu itu pun mengibaskan tangan kirinya, hingga terlepaslah ikatan Ratri dari sebuah tiang kayu. Rendra berlari ingin menolong ibunya yang sudah pingsan, namun, Soleh sudah lebih dahulu menangkap tubuh bibinya itu. Lelaki itu menarik tangan Rendra dengan tangan kirinya lalu menghilang. "Maafkan aku, Den Ayu Rahayu. Cicit turun mu itu akan menganggu ku dalam membalas dendam. Aku tidak bermaksud menentang mu," urai Ningsih. "Gadis yang akan di selamatkan oleh Rendra adalah kunci untuk memutus perjanjianmu dengan iblis itu bukan? Bukankah
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

Sosok Aneh

"Apa kau meragukan dirimu sendiri? Kau sudah memiliki anugerah itu sejak lahir. Sebaiknya kau asah," usul Soleh.Rendra pun mulai memikirkan usul sepupunya itu. Memang benar jika dirinya memang memiliki kelebihan yang tidak semua orang miliki, namun, dirinya masih saja takut jika ada penampakan tiba-tiba di depannya.Rasa takut dan menganggap itu tidak penting yang membuat lelaki itu malas untuk mengasah kemampuannya. Kini, wajahnya tampak serius, menimbang baik dan buruknya."Tak usah kau pikirkan rasa takutmu, itu hanya akan menghambat kemampuanmu saja," sambung Soleh.Rendra pun mengangguk, ucapan sepupunya itu benar. Rasa takutlah yang selama ini menghampiri."Baiklah, sepertinya nanti malam bisa kita coba," sahut Rendra.Soleh menghela napas lega. Akhirnya amanat dari leluhurnya itu bisa juga dilaksanakannya. Rendra tidak mengetahui hal itu, karena, Rahayu menitipkan Rendra kepada Soleh untuk mengasah kemampuannya. Wajah Soleh kini berbinar, senyum pun menghiasi wajahnya sekarang,
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

Membebaskan Harimau

"Sssst ... Kamu denger suara?" tanya Rendra.Soleh menggeleng pelan."Katanya, pindahkan patung Harimau itu dari reruntuhan bangunan," ungkap Rendra.Soleh mengerutkan keningnya. Seharusnya perjalanan lintas alam kali ini hanya untuk latihan saja, tetapi, mengapa seperti tersirat sebuah pesan? Burung yang bisa berbicara, keadaan alam yang aneh, semua menimbulkan tanda tanya di benaknya. Rendra memandang sekitar, tangannya memegang lengan Soleh, seperti biasa, wajahnya ketakutan.Normalnya langit berwarna biru, tetapi itu tidak berlaku di alam yang sedang mereka kunjungi ini. Semua tampak putih, tak ada matahari, namun terang, kondisi udara lembab.'Mungkin saja karena ini hutan, makanya lembab seperti ini,' batin Soleh.Tangan Rendra mencengkram lengan Soleh. Lelaki itu menoleh untuk melihat raut wajah sepupunya yang tampak ketakutan itu."Ayo, pindahkan saja patung itu. Waktu kita tidak banyak," ajak Soleh.Lelaki itu melangkah pelan, mendekati reruntuhan bangunan itu. Rendra mengiku
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status