Home / Romansa / Terjebak Skandal CEO Dingin / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjebak Skandal CEO Dingin: Chapter 41 - Chapter 50

124 Chapters

Bermalam di Rumah Ellio

Mereka bertiga yang ada di meja makan tengah berbincang hangat dengan sesekali tertawa. Rasanya seperti Riehla memang bagian dari keluarga itu. "Rasanya kayak aku punya Kakek lagi," ucap Riehla."Kakek kan memang Kakek kamu." Lalu, meminum habis air putih yang tinggal sedikit."Kayaknya gak lama lagi kamu benar-benar akan menjadi bagian dari kita," ujar Yura dengan santainya."Walau akhirnya kamu gak jadi sama Lio, kamu akan tetap Kakek anggap sebagai Cucu."Riehla tersenyum. Ia belum memberitahu Kakek jika hubungannya dengan Ellio kembali membaik. "Riehla sama Kak Ellio sudah balikan," kata Yura."Benar?" tanya Kakek sembari menatap serius Riehla yang ada di hadapannya."Iya." Seraya tersenyum."Bahagia dengarnya," ujar Kakek dengan wajah terharu. Pria lansia itu benar-benar berharap bahwa yang akan menjadi Cucu Menantu-nya adalah Riehla."Kakek harap gak ada lagi perpisahan di antara kalian." Riehla hanya membalasnya dengan lengkungan manis yang menghiasi bibirnya.Beberapa saat kem
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Si Bucin

"Nanti kamu saja yang antar aku pulang," ucap Riehla di sela makan roti bakar dengan selai kacang."Yakin?" Sembari menatap Riehla yang berada di hadapannya."Aku gak mungkin terus diam. Kita gak berbuat salah, sudah sepantasnya Ibu tahu soal hubungan kita."Ellio tersenyum. "Senang dengarnya." Lalu, digigitnya roti bakar dengan selai cokelat.Ketika Riehla sedang mencuci peralatan bekas makan, Ellio yang duduk di kursi makan, merogoh saku celana bahannya. Mencoba menelepon Yura."Hallo, Kak.""Gak jadi antar Riehla pulang." Sembari menatap Riehla yang sibuk dengan kegiatannya."Kenapa? Riehla gak mau? Seingat aku kita sudah membereskan masalah kita.""Kak Ellio yang akan antar Riehla.""Ohh, kira aku Riehla gak mau diantar aku.""Ya sudah, Kak Ellio cuma mau bilang itu.""Mm."Berdiri dari duduk, kembali memasukkan handphone ke dalam saku. Berjalan mendekati Riehla dan berdiri tepat di belakang Riehla. Melingkarkan tangannya yang cukup kekar itu di perut rata Riehla. "Menurut kamu Ib
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Tetes Air Mata

"Saya rasa gak ada yang bisa mengalahkan masakan kamu," ujar Ellio setelah memakan spaghetti dan roti baguette dengan topping paprika, nanas dan smoked beef."Di langit masih ada langit." Lalu, memasukkan gulungan spaghetti ke dalam mulut."Saya rasa gak ada yang bisa mengalahkan. Mereka gak punya cinta yang kamu berikan buat saya," jelas Ellio. Lalu, tersenyum konyol.Riehla hanya bisa menggelengkan kepala mendengarnya. Hari tiap hari sikap Ellio semakin menghangat dan terlihat sangat mencintai Riehla. "Kamu bilang Ibu malam ini gak pulang, berarti aku boleh dong bermalam di sini?""Kamu bisa tidur di Kamar aku."Mendadak wajah Ellio berubah. Tersenyum penuh makna. "Ada apa dengan wajah dan senyum itu?!" Sembari menatap Ellio dengan sorot mata tidak habis pikir dengan apa yang sedang dipikirkan lelaki satu itu. Riehla terlalu cukup mengerti."Gimana kalau tiba-tiba Ibu pulang?""Apa masalahnya? Aku kan tidur di Kamar Ibu."Sontak raut wajah Ellio berubah. Lesu. Tidak sesuai dengan ap
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Sikap yang Beda

Menghentikan langkah kaki di depan lift dengan beberapa karyawati dan ada Lusi juga di sana. "Pagi, Bu." Riehla menyapa Lusi yang berada tepat di depannya. Namun, Lusi hanya diam. Apakah Lusi tidak mendengarnya? Tidak mungkin. Lusi sedang tidak memakai earphone bahkan tidak lagi melamun. Saat orang di sampingnya mengajak ngobrol, Lusi menjawab.Ada apa dengan Lusi? Terlihat jelas mengabaikan Riehla. Lusi bukan seseorang yang suka mengabaikan orang lain. Semua orang masuk ke dalam lift dan Riehla berdiri di samping Lusi. Sampai Riehla keluar lebih dahulu, Lusi tidak juga mengatakan sepatah kata pun. Riehla tentu memikirkannya.Beberapa saat kemudian...Riehla yang sedang sibuk dengan pekerjaannya memeriksa beberapa buku baru, datang Kepala Editor yang seorang laki-laki itu menaruh tiga lembar kertas dengan nama para Penulis di atas meja. Riehla ambil kertas, melihatnya. Menoleh ke arah Kepala Editor."Daftar Penulis yang karyanya harus selesai kamu tinjau hari ini. Ada sekitar 300 Penu
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

Ada yang tidak Suka

'Hufftthhh' entah sudah ke berapa kalinya helaan itu terdengar sejak kemarin. Walau seperti itu tidak ada alasan Riehla untuk mengeluh. Ia hanya seorang karyawan yang sudah sepatuhnya mengerjakan apa yang diinginkan atasan."Sudah waktunya makan siang dan Bu Lusi memberitahu saya kalau beliau akan mentraktir kita di Restaurant depan Kantor. Oh ya, Riehla sebaiknya kamu ikut. Ada baiknya makan dulu." Sembari berdiri di depan meja kerja-nya."Ada baiknya segera menyelesaikan pekerjaan dengan begitu bisa pulang tepat waktu," ujar Lusi sembari berjalan masuk.Riehla yang mendengar itu tak masalah. Tidak mengharapkan juga bahwa Lusi akan membujuknya makan siang dahulu. Lagi pula Riehla saat bekerja di tempat Ellio sering melewatkan makan siang. Itu bukan apa-apa. Satu persatu orang meninggalkan ruangan, dan Riehla terus fokus pada pekerjaannya.Datang seorang laki-laki dengan helm yang masih dipakainya dengan salah satu tangan memegang paper bag. "Permisi," ucap laki-laki itu.Riehla menol
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Saling Mengenal

Sebuah gelas plastik meluncur seperti itu saja menyentuh dinginnya lantai, menumpahkan cairan cokelat yang pekat. Perempuan yang sebelumnya fokus mengetikkan sesuatu pada handphone sembari berjalan itu, mengangkat kepalanya. Manik mata Riehla yang terkejut dan merasa bersalah itu bertemu dengan manik mata Lusi yang mematikan. Seperti siap membunuh Riehla kapan saja. "Maaf, Bu. Saya benar-benar minta maaf." Dengan wajah penuh penyesalan.Riehla memaki dirinya sendiri. Bukan hanya sekedar menumpahkan kopi, ia juga membuat baju Lusi yang berwarna putih itu menjadi kotor. Lusi menghela nafas, berat. "Kalau jalan itu lihat ke depan!""Saya gak akan mengulanginya lagi.""Oh ya? Saya nggak yakin. Kamu mungkin akan melakukan kesalahan yang sama. Saya rasa sudah salah menerima kamu!"Iliana yang berada di samping Lusi, menatap tak percaya Adik-nya. Itu hanyalah masalah sepele tapi Lusi bertingkah seperti itu masalah besar. Riehla pun tidak menyangka bahwa apa yang sudah ia lakukan itu akan mem
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Ellio dijodohkan

Berdiri dari duduk. Ellio balikan tubuh beriringan dengan terbukanya pintu. Manik mata Ellio bertemu dengan manik mata Iliana. Iliana melangkah masuk dengan wajah terlihat tidak baik-baik saja. Menghentikan langkah kak sedikit jauh dari Ellio. "Apa kabar?" tanya Iliana."Baik. Kamu sendiri?""Baik. Akhirnya kita bertemu setelah beberapa kali menolak ajakan aku bertemu.""Karena Kalian sudah saling bertemu seperti ini ada baiknya pergi untuk mengobrol," ucap Lusi yang masih duduk di kursi-nya."Gak, Lu. Lio pasti sibuk." Sembari menatap Lusi."Kak Lily!" Lusi terlihat tidak suka dengan sikap penyabar Iliana. Seharusnya bukan seperti itu sikap yang seharusnya Iliana atau bisa kita sebut Lily itu setelah beberapa tahun tidak bertemu dengan laki-laki yang masih ia cinta. Lelaki yang selama ini mengabaikannya."Kita bisa pergi bersama," ujar Ellio.Riehla sedang berjalan santai di dekat Lobi dengan salah satu tangan yang memegang sebuah kertas dan retina matanya menangkap suatu pemandangan
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

Menghindar

Bukannya tidak percaya akan cinta yang diberikan Ellio selama ini. Tatapan tulus penuh cinta dan perhatian itu terlihat jelas terpancar di sana. Hanya saja kenapa Ellio harus menyembunyikannya dari Riehla? Memangnya kenapa jika menceritakannya? Menceritakan masa lalu bukan sesuatu yang buruk. Riehla tidak mengerti dengan apa yang berada di kepala Ellio.Seorang lelaki yang sedang mengemudikan mobil-nya, terus berusaha menghubungi sang kekasih yang sejak siang tadi tidak juga mengangkat teleponnya. Ini kali pertama Riehla mengabaikannya. Seingat Ellio sesibuk-sibuknya Riehla, perempuan itu masih sempat mengirim pesan. Tentu Ellio khawatir. Pikirannya sedetik pun tidak bisa lepas dari Riehla.Menghentikan mobil di depan Kantor Lily. Keluar dari dalam, menghentikan langkah kaki di depan pintu yang sudah ditutup. Mencoba melihat ke dalam yang sudah gelap. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang satpam."Apa semua karyawan sudah pulang?""Iya. Saya baru saja mengeceknya.""Gitu yaa." Mel
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Pergi

Ellio sandarkan kepala ke sandaran kursi, lalu melipat kedua tangan di depan dada. Tidak sepatah kata pun berhasil lolos dari mulut-nya. Yura yang melihat itu pun tahu apa yang sedang terjadi. "Mau kapan kalian seperti ini?" tanya Yura."Kamu sendiri sudah coba tanya Riehla?"Yura menggelengkan kepala. "Beberapa hari ini aku sibuk, jadi belum ada waktu bicara sama Riehla.""Kak Ellio gak tahu harus seperti apa.""Satu hal yang aku tahu, kalau jangan terlalu lama memberinya waktu. Bisa-bisa keadaan semakin buruk dan Kak Ellio kehilangan Riehla."Iliana melangkah masuk ke dalam Ruang Kerja sang Adik. Menarik kursi, mendudukkan diri. "Kakak dengar kamu gak kasih izin Riehla libur.""Kenapa? Bukannya itu bagus? Jadi mereka gak akan berdua menikmati indahnya liburan."Iliana menghela nafas, mulai frustrasi. "Harus sampai bertindak seperti ini?""Kalau Riehla lebih banyak waktu sama Kak Lio, kesempatan Kakak buat kembali akan semakin kecil.""Itu masalah Kakak, Lusi! Kamu gak ada hubunganny
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Tahan, El!

Menikmati sejuknya udara Pantai siang itu yang sedikit berawan. Membiarkan kaki tanpa alas tersapu dinginnya air. Menatap lurus ke depan dengan kedua tangan yang berada di belakang badan. Pantai adalah pilihan terbaik saat ingin melepas stres. Walau beban tidak hilang sepenuhnya setidaknya ada detik di mana terasa sedikit ringan."Tante penasaran kenapa tiba-tiba kamu memutuskan ikut." Sembari menghentikan langkah kaki di samping Riehla."Mmm. Mendadak ingin ke Bali?" Lalu, menoleh ke arah Laras. Tersenyum lembut."Sebelumnya bersikeras menolak karena katanya banyak kerjaan. Apa saat ini kamu lagi lari dari tanggung jawab?" canda Laras.Membuat wajah seperti berpikir. "Sepertinya."Dari jarak yang cukup jauh, terdapat seorang lelaki tinggi, tampan dengan kulit putih pucat, dengan kacamata hitam yang dipakainya, berdiri dengan sorot mata terus melihat ke arah Riehla. Ya, lelaki itu Ellio. Pergi setelah membatalkan semua jadwal pekerjaan.Ellio menyetujui ucapan Yura jika ia sebaiknya t
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status