Sebuah permintaan yang sulit untuk aku kabulkan, tapi aku tak punya pilihan. Hatiku sakit saat membayangkan jauh dari adikku. Namun, bagaimana pun juga mama lah yang menjadi prioritas. Kebahagiaan beliau sudah terenggut oleh wanita lain, tapi mengapa kehadiran Fara dipermasalahkan. Aku yakin, Fara pun tak ingin hadir di keluarga ini sebagai anak haram. Jika dia boleh memilih, mungkin dia ingin dilahirkan sebagai saudari kandungku. Percuma saja aku bersikeras, hal itu justru akan membuat mama lebih sedih. Akhirnya kukabulkan permintaan mama dengan menjauh dari kehidupan Fara meski terasa sulit untuk dijalani begitu saja. Mama berencana untuk pergi bersamaku ke pulau kalimantan, tempat kelahiran mama dan melanjutkan sekolah di sana dalam waktu dekat. Kulihat mama tersenyum saat aku menyetujui keputusannya, sementara aku mencari cara agar komunikasiku bersama Fara tak berakhir begitu saja. “Akram janji 'gak akan masuk kamar Fara lagi, ma selama kita belum pergi dari sini,” ucapku mey
Read more