Seperti yang seharusnya terjadi, tak ada seorang pun yang mampu mencegah kedekatanku bersama Akram, termasuk Om Ashraf sendiri. Bahkan, suamiku itu sekarang harus menelan pil pahit bahwa alat tempurnya tak lagi berfungsi untuk dia gunakan pada wanita lain selain diriku. Efek guna-guna ini sangat luar biasa. Siapa sangka seorang pria tampan dengan pesona yang luar biasa kini hanyalah pria loyo yang kehilangan keperkasaan, kecuali bersamaku. 'Kau tidak bisa mengkhianatiku lagi, Om!' ucapku dalam hati.Aku tersenyum sinis melihat kemesraan yang dia berikan pada Mama Widya, sementara aku menikmati kebersamaanku bersama Akram. Sesekali Om Ashraf melirikku dari kejauhan. Aku tahu dia cemburu. Biarlah, toh aku tidak pernah terang-terangan mengatakan bahwa aku menyukai putra semata wayangnya. Meski demikian, aku masih bisa menjaga sikap. Aku tak ingin jika tindakanku terlihat terlalu kentara ingin mendekati Akram. Dia adalah laki-laki yang kucintai, dia juga seorang calon pewaris tunggal dar
Read more