Siti tengah berada di dalam kamar megah, dia belum pernah mendapat fasilitas bagus di kamarnya seperti sekarang. TV layar besar, kamar mandi bagaikan kolam, kasur yang sangat empuk melebihi kasur di rumah Bima. Bima, entah bagaimana keadaan suaminya sekarang. Tubuh Siti digeledah oleh pelayan perempuan dan dia mengambil semua peralatan mata-mata Siti termasuk gawainya. Lantas bagaimana dia menghubungi Bima dan mencari tahu bagaimana keadaan suaminya. Siti semakin merasa bersalah, kalau bukan karena dirinya membawa Bima ke rumah ini mungkin sekarang mereka masih bersama. Siti termenung memandangi jendela, bahkan dia tidak menghiraukan pelayan datang membawakan makanan untuknya. Sampai terdengar langkah berat, suara sepatu beradu dengan lantai granit. “Sudah dua piring makanan di sini, masih tidak mau makan juga?” tanya pria itu, Siti hanya menangkap bayangannya melalui ekor mata. “Saya tak selera makan,” jawab Siti masih memalingkan wajah. “Saya tidak memaksa kamu untuk makan. Ters
Read more