Semua Bab Pesona Menantu 24 Karat: Bab 81 - Bab 90

329 Bab

Otak Penculikan dan Rencana Licik Berikutnya

“Hmm.”Jessica sedikit tersentak. Jawaban itu memang terdengar pelan dan singkat. Namun ternyata jawaban dari Joandra barusan langsung merobohkan dinding hati yang awalnya sudah tertata begitu rapi dan asri. Hati kecil itu langsung merasa perih dengan remasan yang barusan terjadi, membuatnya langsung menyadarkan diri. Ada batas di antara mereka, dan batasan itu memang tidak boleh dilanggarnya.Ya, meski sangat sakit dan pedih, tapi saat ini Jessica mengetahui posisinya yang sebenarnya. Jelas ini akan lebih baik, dari pada dia terus salah paham dan terlambat menata perasaan.“Baguslah kalau begitu. Apa kita meneleponnya dan memberitahukan kabar Abang yang sekarang agar dia bisa segera datang menemani Abang?”Dalam seketika Jessica langsung bangkit dan menepis tangan Joandra dari atas kepalanya. Wanita itu berusaha terlihat biasa-biasa saja membungkus rasa sakit dan luka itu dengan senyuman terbaiknya.Joandra yang mendengar i
Baca selengkapnya

Pembicaraan Di Dalam Toilet

Jessica yang barusan selesai membersihkan dirinya keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya.“Eh, Abang sudah bangun?”Melihat Joandra sudah duduk di atas kasurnya, Jessica sedikit terkejut karena saat dia masuk ke dalam kamar mandi tadi pria itu masih tertidur dengan begitu pulasnya.“Iya. Ponselmu dari tadi berbunyi terus. Memangnya siapa yang meneleponmu sepagi ini? Apa itu temanmu, si Erick.”Joandra yang memang terbangun karena mendengar bunyi deringan ponsel Jessica tadinya langsung menebak begitu saja.“Oh ya?”Jessica yang heran segera berjalan ke sisi ranjangnya dan mengambil ponselnya dari atas nakas. Begitu melihat siapa yang memanggilnya, Jessica terdiam sejenak.‘Jangan-jangan Ibu mau minta aku kirimkan uang lagi seperti waktu itu. Selain masalah itu, mana pernah Ibu menghubungiku. Bahkan Ibu pasti tidak perduli jika aku menceritakan kejadian semalam yang sudah menimpa
Baca selengkapnya

Selalu Membuat Salah Paham

Joandra terus mengajak gadisnya itu berbicara sambil dia buang air kecil dan itu sungguh membuat Jessica merasakan merinding dengan tubuh yang merasakan panas dingin dalam seketika. Sungguh seumur hidupnya dia belum pernah menemani seorang pria melakukan buang air kecil seperti sekarang ini. Namun, kejadian ini kembali mengingatkannya saat dia sedang sakit dan Joandra juga melakukan hal yang sama tanpa merasa keberatan atau jijik sekali pun.“Maafin Jessica kalau Jessica salah.”Akhirnya hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya, karena Jessica kembali merasa serba salah dengan segalanya.“Nggak ada yang salah. Cuma Jessica terlalu cepat berubah arah saja.”“Jessica nggak merasa.”“Baiklah. Memangnya Jessica sudah bersih, kok keramas?”Jessica kembali terdiam ketika mendengarkan pertanyaan itu. Entah kenapa mereka berdua selalu berbincang masalah pribadi hingga hal-hal yang sangat tidak umum untuk dibicarakan oleh 2 orang yang bukanlah pasangan suami istri.Kalaupun lumrah yang na
Baca selengkapnya

Demi Kebaikan

Meski jawaban itu disertai dengan senyuman ringan, tapi Joandra melihat sekelebat kekecewaan di sana. Dan Joandra tidak berdaya. Keselamatan gadisnya itu lebih penting dari segala apa pun, dan dia ingin mencari sampai ke akar-akarnya siapa pun yang sudah terlibat dalam kasus yang tidak bermoral itu semalam.“Bukan tidak bisa. Tapi tangan Abang masih merasa sakit. Jessica nggak marah, kan?”“Nggak kok, ngapain marah. Lagian ... Abang juga tidak ada kaitannya lagi dengan keluarga Jessica. Kan katanya Abang sudah berpisah dengan kak Claudia?”“Artinya Jessica marah.”“Nggak.”“Bener?”“Hmm.”Mendengar jawaban dengan mata yang tidak lagi melihat ke arahnya, kembali membuat Joandra menghela napasnya.Joandra mengetik sesuatu pada ponselnya dan kemudian mulai berdiri dari duduknya. Joandra langsung berjalan ke arah ranjangnya dan menumpukkan ponselnya dengan pons
Baca selengkapnya

Strategi Joandra

Joandra tersenyum mendengar itu. Dan lalu dia langsung memegang pundak Jessica dengan sebelah tangan kanannya.Sebenarnya hatinya merasa sangat berat membiarkan gadisnya itu pulang sendirian. Tapi, Joandra ingin melihat dan mencari bukti lewat gadisnya itu. Jika saja dia ikut pulang ke sana, tentu saja itu akan menyulitkannya.Joandra lalu membawa tubuh yang sangat wangi itu ke dalam dekapannya.“Abang kenapa? Nanti tangan Abang bisa sakit,” ujar Jessica tak berani bergerak sama sekali agar dia tidak menyakiti lengan Joandra yang masih terbungkus perban itu.“Jessica tidak boleh menginap di sana, Oke? Ricko akan menunggumu dan akan pulang ke sini lagi bersamamu.”Kening Jessica mengkerut ketika mendengarkan itu. Tapi dia juga tidak berani membantah sama sekali, hanya saja wanita itu terlihat sedikit ragu.“Kalau Ayah memintaku untuk menginap di rumah?”“Katakan kamu harus bekerja di sini. Mesk
Baca selengkapnya

Kotak Paling Kecil

Melihat itu membuat tuan Andi hanya bisa terdiam. Kebiasaan yang kembali dilihatnya lagi setelah hampir 2 bulan ini dia tidak pulang. Dan dengan nyata mata tuan Tuan Andi masih melihat sinar ketidak berdayaan dari manik mata sendu putri kecilnya.“Jessica benar-benar tidak mengerti apa yang kak Claudia dan bang Benny katakan,” gumam Jessica pelan tidak ingin membuat suasana yang mulai memanas itu akan langsung menimbulkan api yang pastinya akan membesar dan membakar mereka semuanya. Terutama membakar perasaan ayahnya.“Sok polos!” tukas Claudia cepat.“Sudahlah. Nanti kita bicarakan lagi. Sekarang kita makan dulu. Ayah sudah sangat lapar.”Tuan Tuan Andi segera menengahi dan tangannya langsung menyendokkan nasi.“Sini, biar Jessica saja Ayah.”Jessica segera berdiri dan mengambil alih centong nasi yang baru saja dipegang oleh ayahnya.Madam Donna mengedipkan sebelah matanya ke arah putri
Baca selengkapnya

Pembelaan Gadis Kecil

“Bagus sekali Ayah. Jessica menyukainya. Ini sangat indah, dan ini adalah cincin Jessica yang pertama kalinya dari pria yang Jessica cintai. Dan pria itu adalah Ayah.”Jessica berkata sambil menghambur dan memeluk ayahnya yang ada di sampingnya. Terlihat begitu bahagia dengan cincin pertama yang dimilikinya, karena selama ini dia belum pernah memiliki cincin sama sekali.Ada sebuah hati nun jauh di sana yang sedang merasa seolah terlangkah. Entah mengapa pula sekian lama sudah hidup bersama, Joandra tidak pernah berpikir untuk memberikan cincin pada gadis kecilnya itu. Sehingga ketika sejak tadi begitu fokus mendengarkan segalanya di seberang sana, hati Joandra merasa seolah terguris sendiri. Tapi, masih untung yang memberikan hadiah cincin itu adalah ayah mertuanya, dan itu bukan pria lainnya.“Sini aku lihat?!”Tiba-tiba Claudia segera bangkit dari duduknya dan segera berjalan  ke arah Jessica, yang barusan sudah melepaskan
Baca selengkapnya

Mata Duitan

Entah mendapatkan kekuatan dari mana, yang jelas saat ini Jessica begitu berani mengeluarkan apa yang selama ini diam-diam selalu menjadi perhatiannya dan pertanyaan besarnya. Wanita kecil yang masih berusia cukup muda itu bukanlah anak kecil lagi. Pikiran dewasanya membuatnya selalu bertanya-tanya dengan kondisi yang saat itu selalu terlihat mengganjal di matanya, terlebih setelah Joandra dinyatakan jatuh bankrut. Bagaimana mungkin seorang istri selalu memerintah suaminya? Begitu tega melihat suaminya tidur digudang walet, dan selalu saja bersikap tak acuh ketika orang sekelilingnya menindas dan bahkan menghina Joandra dengan begitu telak.Semua pemandangan itu tak pernah luput dari mata Jessica. Meski hanya diam, pertanyaan itu selalu tersimpan begitu rapat di dalam sana. Dan hari ini, ketika dia melihat gelagat dan perkataan kakaknya yang terus saja ingin memojokkan dirinya serta mantan abang iparnya itu, rasanya dia tidak sanggup lagi untuk menyimpan aib yang dilihatnya i
Baca selengkapnya

Keceplosan

Jessica yang sejak tadi kesal setengah mati, seolah sengaja mengungkapkan itu semua. Dia juga tidak ingin ibunya dan kakaknya terus saja menjelekkan Joandra dan seolah pria itu sedang memanfaatkannya, padahal sesungguhnya dalam hal ini dia lah yang paling beruntung.“Benarkah? Bagaimana bisa, itu bukan jaminan namanya.”Tuan Andi berkata sambil mengembangkan senyumnya. Sejak tadi dia pikir putri bungsunya itu sudah dijadikan budak oleh Joandra, dan itu membuatnya merasa begitu panik dan ketakutan luar biasa. Tapi, setelah mendengar penjelasan Jessica barusan, rasa bimbang itu berubah menjadi senang.“Ya iya sih, Jessica juga merasa seperti itu sebenarnya,” jawab Jessica ikut terkekeh, karena dia sudah berhasil mencairkan suasana. Setidaknya ayahnya tidak akan salah paham terhadap Joandra yang sudah begitu baik memperlakukannya, bahkan sudah rela mengorbankan nyawanya demi dirinya. Hanya saja dia tak bisa mengungkapkan hal itu saat ini.“Di mana kartu yang Joandra berikan padamu?!”Cla
Baca selengkapnya

Iri dan Sakit Hati

Claudia begitu terhenyak ketika mendengar orang kepercayaan Joandra itu memanggil adiknya dengan sebutan ‘Nona Muda’ barusan. Seharusnya dia yang dipanggil dengan panggilan berkelas seperti itu. Rasa benci, marah dan cemburu itu kembali mengerogotinya dan membuatnya sakit hati luar biasa.Sama seperti Claudia, Madam Donna juga terlihat begitu terkejut melihat orang kepercayaan Joandra itu terlihat begitu menghormati putri pungutnya yang katanya bukanlah siapa-siapa Joandra.‘Loh, kalau memang mereka tidak memiliki hubungan yang spesial, kenapa juga orang ini memanggil Jessica seperti ini?! Nona Muda?! Oh, atau ini artinya Joandra memang sudah menganggap Jessica seperti adik kandungnya sendiri. Wah, ini juga keberuntungan bagiku. Seharusnya aku mencari kesempatan untuk memanfaatkan keadaan emas yang ada di depan mataku saat ini.’Madam Donna membatin sambil terus memikirkan apa yang harus dilakukannya agar kecipratan kekayaan yang dimiliki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
33
DMCA.com Protection Status