Home / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Hasrat sang PEBINOR: Chapter 111 - Chapter 120

125 Chapters

Gagal Berulah

"Li, kita ini sudah tidak ada hubungan apa-apa, dan kita juga belum pernah melakukan apa-apa, jadi mana mungkin kamu hamil denganku. Mungkin kamu hamil sama selingkuhan kamu itu. Jangan coba-coba menjebakku, ya," tegas Rochman.Prok ... prok ... prok ....Sebuah tepukan tangan, berhasil membuat mereka berdua mengalihkan pandangan. Ibu Lolita dan Abi, anak Lolita kini berdiri di dekat mereka."Bagus ya, ternyata selama ini kamu mempermainkan anak saya. Kamu baik sama anak saya, kamu juga memberi harapan palsu sama anak saya? Kenyataannya, kamu malah meninggalkan anak saya!" hardik Ibu Lolita.Lolita terkesiap, dia tidak menyangka bahwa ibu dan anaknya akan menyusul. 'Kok ibu sama Abi bisa ada di sini, sih?' batinnya.Sedangkan Rochman terkesiap, dia tak menyangka bahwa mantan calon mertuanya itu, akan berpikir seperti itu. "Bu, tolong jangan salah paham.""Sudah jangan mengelak, saya sudah lihat semua. Dan tadi saya dengar, Loli hamil. Apa benar kamu yang menghamili anak saya?" ujar Ib
Read more

Di Mana Mama?

"Hei, kalau mau menyebrang, lihat jalan dong." Rochman menatap seseorang yang sedang berusaha mendirikan sepeda motornya yang roboh, tanpa mau membantunya karena sudah kesal ditabrak.Sepeda motor orang tersebut lumayan rusak parah, karena menghantam mobil Rochman."Kamu tidak lihat saya kesusahan, bukannya bantu malah marah-marah," ujar orang itu seraya membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Rochman.Rochman terbelalak seketika. "Dio?' batinnya.Ternyata Dio mantan karyawan Rochman yang mengendarai sepeda motor tersebut.Dan Dio pun sama terkejutnya dengan Rochman. 'Tuan Rochman?' batinnya."Tolong anda ganti rugi, lihat gara-gara ulah anda, mobil saya jadi lecet," tegas Rochman."Ganti rugi? Terus, kalau saya ganti rugi mobil anda, siapa yang akan ganti rugi motor saya?" balas Dio dengan nada ketus sambil menatap tajam ke arah Rochman."Saya tidak mau tahu, pokoknya anda harus ganti rugi, kalau tidak saya akan melapor sama yang berwajib, biar mereka yang punya urusan sama anda," anc
Read more

Sakit Dadakan

Ibunda Rochman menggelengkan kepala melihat tatapan Lolita yang mengerikan. "Gimana? Masih mau lanjut main?" "Mmpphh ...."Lolita langsung membuka lakban yang menutupi mulut Ibunda Rochman."Li tolong lepasin ibu," mohon "Siapa yang peduli sama Ibu? Aku diam, bukan berarti aku tidak bisa nekat!" ujar Lolita ketus."Tapi, Li, salah ibu, apa?" Wanita paruh baya itu tidak habis pikir dengan temannya itu.Lolita pun tak menjawab pertanyaan terakhir Ibunda Rochman, kemudian dia melangkah keluar dari tempat itu."Li," panggil Ibunda Rochman lirih.Lolita menoleh ke arah wanita sandera itu. "Apa lagi?""Tolong lepasin ibu, Li, ibu mau pulang, Rochman pasti bingung mencari ibu." Wanita itu terus memohon.Lolita baru sadar, bahwa dia melupakan sesuatu. Dia pun kembali berjalan menghampiri wanita itu dan kembali menutup mulutnya dengan lakban. Hingga akhirnya Lolita benar-benar keluar dari tempat tersebut."Mmpphhh ...." Hanya itulah yang keluar dari mulut wanita paruh baya itu.'Li, jahat se
Read more

Mimpi Couple

Keesokan hari, Rochman yang telah berpenampilan rapi, kini mengendarai mobilnya. Dia hari itu tidak ke kantor melainkan berencana menyelidiki bangunan yang dia lihat kemarin.Sesampainya, Rochman memarkirkan mobilnya agak jauh dari bangunan itu. Pria itu pun berjalan mengendap-endap mendekati bangunan tersebut. Setelah dekat, Rochman langsung mendengar sebuah percakapan."Obatnya diminum, Bu. Kalau sampai sakit, menyusahkan aku saja.""Li, tolong lepaskan ibu, dan biarkan ibu pulang. Rochman pasti mencari ibu."Rochman terkesiap mendengar percakapan tersebut. 'Lolita? Jadi, dia yang menculik mama dan menyekapnya di sini. Keterlaluan sekali,' batinnya.Tanpa ba-bi-bu lagi, Rochman langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon pihak berwajib. Namun pria itu tidak mau bertindak gegabah.Tak lama, datanglah tiga orang polisi yang menyamar sebagai rekan bisnis Rochman. Dan itu semua Rochmanlah yang merencanakannya.Ketiga polisi yang menyamar itu mengetuk pintu bangunan itu, sedangkan Rochm
Read more

Pendekatan Instan

Pagi hari, Puput sedang rebahan di dalam kamar, dia terlihat senyum-senyum sendiri, angannya melayang entah ke mana, otaknya pun traveling entah memikirkan apa.Tiba-tiba terdengar suara bel rumah berbunyi."Siapa ya," batin Puput seraya beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar.Puput membukakan pintu, dia terkesiap melihat Rochman berdiri di hadapannya."Eh, Tuan?" sapa Puput."Tolong jangan panggil saya Tuan, panggil saja Mas seperti biasa. Lagian ini juga bukan di kantor," seloroh Rochman."Hehe, iya, Mas." Puput terkekeh."Apa saya ganggu, Mbak?" tanya Rochman."Ah, tidak kok." puput menggeleng."Mbak sudah makan, belum?" tanya Rochman lagi."Belum, tapi ... saya sedang tidak ingin makan." Lagi-lagi Puput menggeleng."Kenapa? Nanti sakit, lho," heran Rochman."Saya baru saja makan, kok," kata Puput."Oh gitu, eh jalan-jalan yuk," ajak Rochman."Ke mana?" tanya Puput."Cari tempat yang tenang.""Gimana kalau ngobrol dulu di sini? Saya sepertinya sedang malas," tolak Pupu
Read more

Tambatan Baru

Puput masih terisak, akhirnya Rochman tak jadi pulang, dia mengajak Puput duduk."Apakah Mbak mau jadi calon istri saya?" tanya Rochman sekali lagi. "Saya mau, tapi...." Puput mendadak terdiam."Tapi apa?" tanya Rochman sambil mengerutkan keningnya."Janji, jangan selingkuh," ucap Puput spontan.Rochman memegang kedua pundak Puput. "Sayang, saya tidak seperti laki-laki lain, yang suka memanfaatkan kesempatan, saya tulus sama kamu," tutur Rochman lembut.Deg!Jantung Puput berdesir saat Rochman memanggilnya dengan sebutan sayang."Apa kamu mau nikahin saya?" tanya Puput.Rochman menghela napas panjang. "Tentu saja mau, sayang. Karna saya sudah kenal kamu lama waktu kamu masih punya suami.""Kamu beneran mau nikahin saya, dan mau menjadikan saya istri kamu, Mas?" Puput merasa tak yakin."Saya sudah bilang kan dari awal," kata Rochman."Makasih ya." Puput tersenyum.Rochman mengangguk. "Ya sudah saya pulang dulu ya, kamu istirahat besok kita ke rumah mama saya. Saya mau mengenalkan kamu
Read more

Pesona Puput

Tak lama Rochman tiba di rumah. Dia langsung mengajak Puput masuk. Saat itu Ibunda Rochman duduk di ruang depan."Lho, ada tamu rupanya," kata Ibunda Rochman.Rochman tersenyum dan duduk bergabung bersama ibunya."Cie, ada yang lagi happy nih," ledek Ibunda Rochman saat melihat sosok Puput. Wanita itu dapat menyimpulkan kalau Puput adalah pacar baru anak laki-lakinya."Ma, kenalkan ini Puput calon istriku," kata Rochman kepada sang ibunda."Wah, cantik. Kapan kalian nikah?" ujar Ibunda Rochman."Mama ini, langsung bahas nikah terus," kelakar Rochman."Maksud mama kamu kan sudah berumur, jadi langsung saja nikah, daripada pacaran terus nanti ujungnya bubar seperti yang sudah-sudah," tutur Ibunda Rochman."Iya, Ma. Tapi Puput ini janda." Rochman pun menceritakan perihal mengenai Puput, latar belakang juga musibah yang menimpa wanita itu, membuat Ibunda Rochman merasa iba."Nak, kamu boleh menganggap ibu seperti ibu kamu sendiri. Ibu juga merestui hubungan kalian," kata Ibunda Rochman me
Read more

Liburan

Keesokan harinya, Rochman mendatangi rumah Puput.Puput yang sudah rapi dan wangi menyambut Rochman."Saya sudah siap, Mas," kata Puput yang mengira Rochman akan menjemputnya untuk ke kantor bersama."Hari ini saya libur, jadi mau jalan-jalan ke Bali," ucap Rochman antusias.Puput mengerutkan keningnya, "bukannya ini bukan hari libur, ya? Tidak tanggal merah juga," gumamnya sambil menatap Rochman dengan tatapan meminta penjelasan."Em, begini, Put, saya kan ada meeting mendadak sama klien tapi di Bali. Jadi, saya mau ajak kamu ikut sekalian sama saya, dan urusan kantor sudah saya pasrahkan sama si Lexa."Rochman terpaksa berbohong, supaya Puput mau ikut bersamanya, karena tak dipungkiri pria itu memang ingin mendekatkan dirinya kepada Puput lebih intens lagi."Gitu ya? Terus, apa saya harus bawa baju ganti?" ujar Puput."Tidak perlu, nanti beli saja di sana, lagian cuma dua hari kok," tutur Rochman.Puput mengangguk dan mereka berdua pun pergi ke Bali sesuai jadwal yang telah direncan
Read more

Sofa Panas

Keesokan hari, Puput kembali bekerja seperti biasa. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rochman masuk ke ruangan Puput."Mau makan siang di mana, Sayang?" tanya Rochman."Di mana saja deh, memang Mas mau makan di mana?" Puput balik bertanya."Saya mau makan di foodcourt bawah saja hari ini," jawab Rochman."Owh ...." Puput hanya mengangguk."Kamu mau ikut?" tanya Rochman lagi."Skip dulu deh, saya sedang malas kemana-mana. Mau delivery order saja sepertinya," ujar Puput.Rochman menatap Puput dengan sepasang alis terangkat. "Tumben, biasanya selalu mau kalau saya ajak makan," katanya."Hehe, lagi ingin pesan sesuatu saja dari sini." Puput menunjukkan ponselnya yang menampilkan salah satu aplikasi pesan makanan online di sana."Oh ya sudah, saya pesankan sekalian ya. Saya juga malas cari makan, kalau tidak sama kamu," tutur Rochman dijawab dengan anggukan kepala Puput.Setengah jam kemudiaan, Puput turun ke lobi untuk mengambil makan siang yang telah dia pesan dari
Read more

Mengunjungi Musuh

Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status