Home / Pernikahan / Jadi Miskin Di Hadapan Mertua / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Jadi Miskin Di Hadapan Mertua: Chapter 201 - Chapter 210

403 Chapters

MAKNA HIDUP BERUMAH TANGGA!

MAKNA HIDUP BERUMAH TANGGA!"Maafkan aku, Dek! Maafkan! Kembalilah padaku," pekik Hasan lirih menjerit keras dalam hatinya.Hasan segera mengambil ponselnya untuk merayu Dinda. Tak mungkin dia menelpon Dinda karena sadar saat ini Dinda tentulah masih dalam mobil bersama orang tuanya. Hasan memutuskan untuk mengirim pesan saja pada istrinya itu.Sedangkan di sisi lain Dinda pun juga menjatuhkan air matanya di pipi berkali-kali. Dia mengusapi dengan tangannya. Kedua orang tuanya mengetahui hal itu, tapi membiarkannya memuaskan diri menangis. Memberi sedikit dan ruang bagi putrinya itu. Biarlah luka itu Dinda rasakan sekarang, biarlah dia membawa pergi luka itu rasa kecewa dan semua sakit hatinya, biarlah dia menangis hari ini tetapi besok tak akan pernah lagi ada air mata pikir kedua orang tua Dinda."Sudahlah, Nduk! Kau harus banyak bersyukur diantara pedihnya musibah yang sedang menimpa rumah tanggamu. Eh kok Alhamdulillah Hasan mengizinkanmu pulang ke rumah orang tuamu," jelas Pak Bu
Read more

TENTANG OPERASI BARIATRIK!

TENTANG OPERASI BARIATRIK!Dinda pun bingung harus menjawab apa pesan dari suaminya. Dia memutuskan untuk sementara diam saja. Dia takut terlalu banyak berharap pada suaminya bukan karena apa-apa dia sudah membuktikan sendiri bagaimana saat suaminya itu emosi dia dengan mudah mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan semuanya dan efek jangka panjangnya. Hal itu uang sebenarnya membuat Dinda semakin ragu kepada suaminya sendiri.Mobil itu pun melaju meninggalkan kota Madiun berjalan terus ke Kediri. Sesampainya di rumah orang tua Dinda. Dia pun segera merebahkan badanya di kasur kamar miliknya. Kamar yang telah membersamai nya sejak lama. Dia ingin istirahat malam ini lelah sekali rasanya hatinya merasakan semuanya. Dinda dan Hasan sama-sama saling memandang atap kamar masing-masing mencari jawaban atas segala permasalahan rumah tangganya ini."Ya Allah aku berpasrah semua padamu," batin Dinda dalam hati sambil memejamkan matanya.Keesokan harinya Dinda bangun dengan lebih segar lagi.
Read more

MENIKAH TAK SEINDAH ITU!

MENIKAH TAK SEINDAH ITU!"Dinda," panggil Devi."Ya?" tanya Dinda."Kenapa kau tak bersyukur seperti ini? Apa yang membuatmu berubah padahal pernikahamu belum ada setahun. Ada apa Dinda?" tanya Devi."Menikah ternyata tak seindah itu, Dev," kata Dinda dengan nada sura bergetar. Devi menghela nafasnya panjang. Dia tahu ke mana arah pembicaraan sahabatnya itu. Devi pun pernah mengalami kegagalan dalam rumah tangga karena satu atap dengan mertua dan sisi egosinya masih sangat tinggi.Dia pernah berpikir bahwa setelah bercerai dengan suaminya akan merasa bahagia, nyatanya tidak. Entah apa yang di pikirkannya dulu, alih- alih memperbaiki rumah tangga justru Devi memilih loncat dari dari bahtera itu. Dia pikir setelah loncat hidupnya bebas, karena kebetulan juga belum memiliki anak. Tapi kenyataan status janda itu tak mudah di sorotnya."Din, percaya atau tidak? Setelah menikah itu pasti akan menemukan satu titik, kehidupan yang rasanya ingin lari dari pernikahan itu. Hati sedih, susah, ge
Read more

TENTANG STATUS JANDA

TENTANG STATUS JANDA"Kenapa Bibi menanyakan itu padaku?" tanya Dinda heran. Apakah sejelas itu raut wajahnya sehingga orang pun bisa menebak jika dia sedang dalam masalah."Bibi itu bekerja di sini sudah dari Non kecil! Tentu tahu bagaimana sikap dan sifat, Non Dinda! Bahkan hanya melihat wajah Non saja, Bibi sudah tahu jika Non ada dalam masalah. Memang Non sedang dalam masalah apa toh? Bisa bercerita dengan Bibi?" tanya Bik Sumi lagi."Tidak kok, Bi! Dinda tak ada masalah, Bibi jangan khawatir," ujar Dinda mencoba untuk menutup aib dalam rumah tangganya. Meskipun Bik Sumi sudah bekerja padanya lama, dia tak ingin masalah pribadi nya terekspos juga."Menjadi janda itu tak enak, Non! Percayalah pada Bibi," ujar Bik Sumi yang memang telah menjanda selama tiga puluh tahun lebih."Semua orang tentu menghadapi masalah dalam hidupnya, termasuk juga pasangan suami istri. Masalah dalam rumah tangga memang tidak semuanya sama, namun masalah tersebut terkadang membuat kedua belah pihak merasa
Read more

KEGUNDAHAN HASAN

KEGUNDAHAN HASANPagi ini setelah sarapan, Hasan berangkat bekerja. Ada yang asing di pagi ini, biasanya Dinda yang mengantar minuman kopi pahit untuknya. Pagi ini tak ada kopi. Dia biasanya berangkat di antar Dinda sampai depan pintu, sekarang tak ada lagi yang mengntarnya. Bahkan dia harus naik motor pergi ke kantornya karena tak ada mobil."Bu, aku berangkat dulu, ya!" pamit Hasan padabu Nafis yang kualahan di dapur memasak dan menyiapkan barang dagangn sendiri."Cepatlah, San! Kau suruh Dinda pulang. Ibu lelah mengurus semua sendiri, tak ada Dinda," keluh Bu Nafis.Hasan tersenyum kecut karena tak hanya dirinya yang merasa kehilangan Dinda. Nyatanya sang Ibu juga kehilangan meskipun bukan kehilangan menantu tapi pembantu. Karena memang selama ini Dinda lah yang membantu Bu Nafis mempersiapkan jualan atau membersihkan rumah."Assalamualaikum," teriak Hasan bersiap pergi kerja.Sesampainya di kantor, Hasan masih saja mung. Hal itu di sadari oleh Pak Agus. Atasan atau kepala devisiny
Read more

TENTANG MASA IDDAH!

TENTANG MASA IDDAH!"Kenapa Ibu, Fah? Sakit?" tanya Hasan ikut panik. Dia takut Ibunya kenapa- kenapa karena rumah ramai dan Ifah panik."Ibu, Mas! Ibu ketahuan sedang berduaan dengan lelaki bukan muhrimnya!" ujar Ifah."Siapa?" tanya Hasan."Lelaki itu adalah Pak Hendi!" ujar Ifah."Sebentar, sebentar! Apa maksudmu?" tanya Hasan.Hasan sedang mencoba mencerna semua ucapan adiknya yang begitu mendadak. Ibunya sedang berduaan dengan bukan muhrim, dan lelaki itu adalah Pak Hendi tetangga mereka. Bagaimana mungkin dan bagaimana bisa?"Ibu?" gumam Hasan."Iya, Mas! Ibu tadi di sidang oleh warga karena ketahuan sedang berduaan dengan Pak Hendi di taman belakang komplek! Anak Pak Hendi yang memergoki mereka berduaan," jelas Ifah."Berduaan yang bagaimana maksudmu, Fah?" tanya Hasan."Ya, begitu Mas! Berduaan begitu, Mas! Bermesraan layaknya pacaran begitu," ujar Ifah lagi."Aku belum paham maksudmu, Fah! Tapi aku akan segera pulang. Kau tunggu di rumah jangan kemana -mana!" ujar Hasan ya di
Read more

BU NAFIS MENIKAH LAGI?

BU NAFIS MENIKAH LAGI?"Sudah kau diam! Jangan menangis, Fah!" ucap Dinda mencoba menenangkan Ifah."Mbak Dinda akan balik ke sini, kan?" tanya Ifah. Dinda hanya bisa terdiam mendnegarkan ucapan adik iparnya itu. Dia menghela nafasnya panjang. Mencoba mencari jawaban yang tepat untuk adik iparnya itu."Doakan saja ya, Fah! Semoga masalah ini cepat selesai, sehingga Mbak Dinda bisa segera pulang dan tak berlarut-larut," ujar Dinda."Amin! Ya sudah kalau begitu, Mbak!" ujar Ifah menutup telponnya. Dia sekarang tak berharap banyak lagi pada kakak Iparnya.Tepat saat Ifah menutup telponnya, Hasan datang. Dia datang tak sendiri. Entah sejak kapan ada seorang ustad muda juga yang berjalan di belakang Hasan dengan mertua Pak Hendi yang tinggal satu rumah. Bahkan Laras pun juga ikut, anak Pak Hendi."Assalamualaikum," sapa Hasan sambil masuk ke dalam rumah. Ternyata sudah ada banyak orang yang ada di sana."Waalaikum salam!" sahut semua orang yang ada di dalam.Hasan pun masuk dan menyalami
Read more

APA YANG SEBENARNYA DI CARI BU NAFIS?

APA YANG SEBENARNYA DI CARI BU NAFIS?"Apakah ini artinya Ibu akan menikah tanpa persetujuan kami?" tanya Ifah memandang nanar ke arah Ibunya.Bu Nafis hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan dari putri bungsunya itu. Lidahnya kini kelu, seakan tak bisa menjawab semua pertanyaan putrinya. Padahal biasanya dia adalah orang yang paling cerewet jika ada yang menyeramahi nya tentang agama.Tiba- tiba ingatan masa lalu Bu Nafis terlintas kembali, dia ingat saat-saat di mana dirinya merasakan keluarganya masih menjadi sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia. Dia masih memiliki sosok suami Abah. Rasanya apapun yang di inginkan Bu Nasfis saat itu juga bisa tercapai. Karena Abah begitu menyayanginya."Bah, mengapa aku di merasa di permainkan oleh takdir?" kata Bu Nafis dalam hati.Dia dan almarhum suaminya memiliki selisih usia yang lumayan jauh. Kurang lebih jarak Bu Nafis dan Abah hampir sepuluh tahun. Hal itu membuat sosok Abah sangat dewasa, sabar, dan telaten untuk momong alias membimbi
Read more

PERKARA BAKTI ANAK KEPADA ORANG TUA!

PERKARA BAKTI ANAK KEPADA ORANG TUA!"Jadi, istikharah itu bisa diulang-ulang sampai tujuh kali jika belum ada tanda yang jelas baik dengan cara salat atau doa. Bahkan ulama fikih menjelaskan bahwa jika belum ada tanda-tanda yang jelas baginya setelah melaksanakan istikharah tujuh kali, maka ia boleh untuk mengulanginya lagi lebih dari itu," sambung Fahmi lagi."Tapi juga jangan terlalu lama! Kami membatasi sebulan! Bagaimana? Selama itu kalian tak boleh terlihat bersama! Jika sampai terlihat bersama kawinkan saja! Bagaimana?" teriak seorang warga usul."SETUJU!" sahut semua warga."Bagaimana?" tanya Pak RT.Bu Nafis hanya menatap Hasan putranya dengan tatapan nanar. Berharap putranya itu mau sedikit membantunya karena situasinya sangat terjepit sekali. Hasan justru melengoskan pandangannya acuh tak mau menatap Bu Nafis."Hasan," panggil Bu Nafis."Terserah Ibu saja," sahut Hasan.Bu Nafis menghela nafas panjang. Dari tadi tangannya mengepal dan memelintir uju hijabnya sambil sesekal
Read more

ORANG TUA ITU IBARAT AL- QURAN TUA!

ORANG TUA ITU IBARAT AL- QURAN TUA!"Yang jelas berbuat baik pada kedua orangtua adalah kewajiban dan amal yang mulia. Aturannya tetaplah berbuat baik meskipun orangtuamu memerintahkan keburukan padamu. Maka jangan turuti perintah buruknya dan tetaplah berbuat baik padanya. Jika engkau dapati orang tuamu berbuat salah maka ingatkanlah dengan lemah lembut dan tetap berbuat baiklah. Itulah ketaatanmu pada mereka. Jadi tetaplah berbuat baik dengan terus memberikan masukan-masukan baik untuk mereka. Carilah cara yang baik untuk mengingatkan kedua orang tua," sambung Fahmi."Bu, kenapa Ibu bebal sekali?" tanya Ifah."Heh Fah! Diam kau! Lancang ya sekarang mulutmu! Anak kemari sore juga," bentak bu Nafis.Ifah tak menjawab ucapan dari Bu Nafis. Sakit hatinya bahkan sampai air matanya meleleh di pipi karena malu di bentak Ibunya di depan semua orang. Hasan menghela nafasnya panjang. Bu Nafis juga langsung masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan Hasan dan Fahmi yang masih di ruang tamu.'Bra
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
41
DMCA.com Protection Status